Kasih Sayang Ibu Tiada Batas
Aku akan menceritakan tentang betapa besarnya kasih Sayang dan pengorbanan seorang ibu.
IBU adalah pahlawanku. Ibu selalu memberi semangat di setiap hari-hariku.
IBU adalah malaikatku, surgaku, dan belahan jiwaku.
Pada waktu itu tepat hari senin 8 November 2017 ibuku jatuh sakit dengan diagnosa dokter sakit kelenjar tiroid dan harus dioperasi di leher. Pasca setelah operasi ibuku kehilangan suaranya selama 2 bulan, meski dalam keadaan tidak dapat bicara namun ibu tetap merawat menjaga dan mendidikku dengan bahasa tubuh agar aku dapat memahami apa yang Ibu Maksudkan. Dari situ aku menyadari betapa sayangnya ibu kepadaku meski dalam kondisi sakit.
Alhamdulillah setelah beberapa minggu, ibu diberikan kesehatan bisa bicara kembali walaupun dengan suara yang masih serak dan tidak begitu jelas. Ibu selalu berpesan kepadaku,”Kak selama kamu masih diberi sehat sama Allah, janganlah lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan-Nya dan janganlah lupa untuk selalu beribadah dengan salat, berbuat baik, rukun dengan saudara-saudaramu.”
Kasih sayang Ibu kepadaku tak terbatas apapun meski dalam keadaan sakit Ibu selalu ada disaat aku membutuhkannya. Pernah suatu saat aku merasa sedih seakan akan diperlakukan tidak adil, aku merasa kasih sayang Ibu hanya untuk adik-adikku. Aku merasa jadi anak pertama harus selalu mengalah terus. Ibu tahu apa yang aku rasakan saat itu. Ibu mencari cara untuk dapat menghiburku dan menasihatiku dan berkata,“Kak janganlah kamu iri hati dengan adik-adikmu karena kasih sayang Ibu tidak pernah membedakan kamu dengan adik-adikmu”.
Dahulu aku merasa tidak bahagia karena apa yang aku inginkan tidak dapat terwujud .Orang tuaku tidak mempunyai uang tidak dapat bekerja semasa pandemi covid 19, setiap aku menginginkan untuk dibelikan apa yang aku inginkan orang tuaku selalu mengatakan “nanti dulu.. tunggu dulu.. sabar dulu..”sampai bosan aku mendengarnya. Terlebih saat aku ingin jalan-jalan dan ingin ke pantai, ke tempat-tempat wisata naik kuda berenang dan sebagainya. Dengan sabar Ibu menyampaikan kepadaku, “Kakak untuk saat ini keadaan pandemi mencari uang sulit, baiknya kita berwisata yang dekat-dekat aja, Ibu selalu menghiburku agar aku tidak bersedih hati meski keinginanku tidak kesampaian. Kata Ibu, “Kak bahagia itu adanya dari hati yang selalu bersyukur dan menerima apapun keadaan yang kita alami.”
Ibuku telah mengajarkan banyak hal di antaranya mengajariku untuk menjadi anak yang pandai bersyukur, ikhlas menerima apapun keadaan yang aku rasakan. Ibu tidak pernah mengeluhkan rasa sakitnya meskipun dalam kondisi sakit, tidak pernah menunjukkan rasa lelahnya meskipun dalam kondisi Kelelahan.
Ibu adalah semangatku, semoga Allah memberikan berkat, rahmat kesehatan umur panjang untuk Ibuku. Terimakasih Ibu untuk segala jerih payahmu yang selalu mendidikku dari lahir hingga saat ini. Terimakasih Ibu atas pengorbanan kasih sayangmu.
AKU SAYANG SAMA IBU, PELUK CIUMKU SELALU MEYERTAIMU IBUUUU....
Hallo namaku Zahra Rajin Danica, kelas 6A dari SDN Pacarkembang I/192 Surabaya. Aku lahir di kota Surabaya, 12 mei 2011. Aku tinggal di Jalan Mojo Kidul no.77 Surabaya. emailku [email protected]. WA ku 082137017611.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren