Zahra Dwi Annisa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Zahra Dwi Annisa ''Rindu Yang Mengharu Biru ''

Setahun sudah berlalu, pendemi telah merubah segalanya. Tidak ada lagi gelak dan tawa bersama teman di sekolah. Tidak ada lagi bergegas datang ke sekolah, ketika terlambat bangun. Tidak ada lagi tangan lembut membelai, ketika berhasil mengerjakan soal yang diperintahkan. Tidak ada lagi kalimat pujian ketika dapat menjawab pertnyaan. Semua hanya tinggal kenangan. Entah sampai kapan, pendemi ini akan berakhir

Hari ini dan seterus. Dilewati dalam satu cerita mengikuti belajar daring dari rumah, suatu hal yang tak pernah terbayangkan. Aku rindu, mungkin juga teman-teman yang lain, ingin bersua dengan para guru secara langsung.

Di didik dan diayomi. Diajari dengan kelembutan. Ada tempat bertanya ketika terbentur dengan kesulitan dalam mengerjakan tugas. Ada motivasi mengerjakan latihan dengan cepat karena didampingi guru.

Tidak seperti sekarang ini. Banyak siswa yang mengeluh bosan karena daring, banyak siswa yang sudah jenuh dengan daring, jika dapat dikatakan bahwa belajar daring adalah hal yang sangat menakutkan. Mata kami lelah melihat laptop, orang tua kami lelah mencari pembeli kwota.

Belajar daring telah membuat kami jadi pembohong dan tidak konsisten. Karena sewaktu pembelajaran daring, kamera kami matikan, ambil android, kami main games. Bapak dan ibu guru kami juga tidak akan tau. Jadi apa kami nanti, jika terus begini.

Kami rindu dengan suasana kelas, bermain dengan teman, tertawa bersama dikelas. Kami rindu belajar dengan guru secara langsung menatap papan tulis tanpa radiasi laptop atau komputer. Bertanya secara langsung tanpa perantara gejed.

Memang sebagai makluk Allah, perlu dan sangat kita sadari, bahwa dari setiap hal yang terjadi di bumi ini ada hikmahnya. Peristiwa datangnya Covid 19, membuat kami merasakan suasana baru, dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Tapi kadang kalau boleh jujur, para siswa sudah jenuh dengan belajar daring, yang hanya mengerjakan tugas dan paraguru hanya diam tanpa menjelaskan materi. Dan pada akhirnya suka atau tidak suka, tugas harus dikerjakan juga, sebagai bukti hadir diri di kelas ketika daring berlangsung.

Entah apa yang akan kami katakan lagi. Ingin menangis air mata sudah kering. Terpaksa kami terima keadaan dengan belajar daring. Hanya doa yang selalu kami panjatkan. Kepada sang khalik pemilik dunia ini, semoga pendemi cepat berlalu.

Berharap kami dapat bertemu kembali, dalam suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Para guru menjelaskan pelajaran dengan caranya masing-masing. Dan kami siswa duduk mendengarkan pembelajaran yang diberikan, seperti tahun yang lalu.

Bertemu dan belajar secara langsung menatap mata-mata pahlawan tanpa tanda jasa yang akan selalu kami kenang. Dan satu hal yang tidak akan kami dapatkan ketika daring berlangsung, yakni pendidikan. Bukankah pengajaran dan pendidikan dua mata rantai yang tidak terpisahkan.

Zahra Dwi Annisa, dilahirkan di negeri sejuta pesona Pesisir Selatan tepatnya di Painan pada tanggal 21 Februari 2005. Ia adalah Pelajar SMAN 3 PAINAN Kabupaten Pesisir Selatan. Ia dapat dihubungi pada email [email protected] atau di WA 082288488445

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post