Zahra Dwi Annisa " Ayah Bundaku, Sumber Inspirasiku"
Aku lahir enam belas tahun yang silam di negeri sejuta pesona Pesisir Selatan. Tepatnya tanggal duapuluh satu Februari tahun dua ribu lima. Hidup dengan keluarga yang selalu mengajarkan disiplin, penuh tanggung jawab, dan mengutamakan pendidikan, membuatku semakin mantap menatap masa depan. Di didik dengan kasih sayang dan cinta kasih, menghadirkan kisah-kisah indah membentuk hidup penuh makna
Keluarga adalah bagian utama yang selalu memberikan dukungan ketika kita melakukan sesuatu yang bernilai positif. Mempunyai ayah seorang guru yang sudah lebih dulu bergabung dengan media guru Indonesia. Membuat aku sebagai anaknya, ingin menulis juga. Terasa banyak hal-hal yang ingin aku tuangkan dalam bentuk tulisan.
Kesempatan itu datang pada tahun dua ribu dua puluh. Ayah menawarkan kepadaku untuk ikut sasi sabu. Gayungpun bersambut, aku terima tawaran ayah. Dari situlah aku bergabung dengan sasisabu online angkatan dua. Bergabung dengan anak-anak hebat penulis nusantara, sungguh menjadi kebahagian tersendiri. Alhamdulillah, sasisabu dua online, aku selesaikan satu buku yang berjudul Untaian Suara Hati”
Belajar dan terus belajar serta selalu bersyukur memiliki keluarga yang selalu bisa mendukung dan menciptakan kisah-kisah yang penuh warna didalam setiap perjalanan hidupku. Sasisabu online dua, ilmunya belum sepenuhnya, aku terima. Kembali aku merengek kepada ayah, untuk ikut sasisabu online tiga, ayahpun mengabulkan. Dan hasil sasisabu tiga, selesai bukuku yang kedua dengan judul Sepasang Mahkota Surga. Kembali aku bersyukur kepada Allah, memiliki ayah yang selalu memberikan dan memfasilitasi kegiatan-kegiatanku yang bernilai positif.
Ada sesuatu hal yang aku kagum sama ayah, beliau tidak pernah berkata tidak, jika berkaitan dengan pembelajaran dan pendidikanku. Walaupun aku tau, beliau pasti pontang panting mencarikan uang untuk biayanya.
Kebahagianku terasa sangat lengkap memiliki seorang bunda yang ikut berpartisipasi menambah keuangan keluarga menjadi seorang perawat. Dalam aliran darahku mengalir darah perawat, sehingga membuatku aktif di dalam ekstrakurikuler UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Mulai dari sekolah dasar, Madrasah Tsanawiyah, sampai sekarang di Sekolah Menengah Atas, aku masih aktif dalam ekstrakurikuler UKS tersebut.
Hidup memang penuh romatika, kita tidak akan pernah tau, apa yang akan terjadi hari esok. Ditengah pendemi Covid 19 yang mendera, aku putuskan masuk sekolah berasrama. Karena di asrama, kita tidak dibenarkan keluar lingkungan sekolah walau sesaat. Sehingga untuk belajar dalam asrama merasa nyaman. Tanpa takut tertular covid 19.
Dalam asrama awalnya aku sangat canggung, karena belum pernah berpisah dengan keluarga besarku. Tetapi demi masa depan, aku mencoba untuk mandiri. Satu tahun sudah berlalu, dan aku akan berjuang untuk dua tahun lagi di asrama Sekolah Menengah Atas 3 Painan. Yang merupakan salah satu sekolah Boarding School.
Selain memiliki orang tua yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupaku, aku juga memiliki nenek, kekek, adek serta kakakku yang menambah warna kebahagianku yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, fantastis pokoknya.
Zahra Dwi Annisa, dilahirkan di negeri sejuta pesona Pesisir Selatan tepatnya di Painan pada tanggal 21 Februari 2005. Ia adalah Pelajar SMAN3 PAINAN Kabupaten Pesisir Selatan. Ia dapat dihubungi pada email [email protected] atau di WA 082288488445.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar