Seragam abu-abuku berdebu
Seragam abu-abuku berdebu
Belajar daring, merupakan hal yang telah dirasakan 99,9% pelajar di Indonesia. Hal ini dilakukan karena adanya wabah covid-19 yang menyerang dunia dan tidak terkecuali Indonesia. Dan sebagai pemutus mata rantai penyebaran covid-19, para pelajar harus melaksanakan belajar dari rumah.
Belajar di rumah suatu momok yang menakutkan bagi saya pribadi. Kenapa tidak, yang biasanya guru menjelaskan pelajaran secara langsung di depan kelas, masih banyak yang tidak saya mengerti dengan pelajaran yang di jelaskan. Apalagi belajar dari rumah. Tidak ada tempat bertanya jika ada kesulitan. Tidak ada teman tempat berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Ditambah lagi ketika ada tugas video. Jujur tugas video adalah tugas yang paling berat buat para siswa. Karena jika membuat sebuat video harus membutuhkan handphone yang memiliki kamera yang berresolusi tinggi. Dan saya yakin dan percaya, tidak semua siswa memiliki itu. Sehingga tugas dikerjakan asal-asalan, mau tidak mau kami harus melakukanya.
Saya merupakan salah satu siswa baru SMA tahun pelajaran duaribu dua puluh sampai dua ribu dua puluh satu. Lingkungan baru yang belum saya kenal sedikitpun, harus dilalui dengan pembelajaran daring. Apa yang harus saya lakukan ketika tugas yang saya kerjakan tidak saya mengerti. Ingin bertanya kepada ayah dan ibu. Beliaupun tidak paham. Berat memang, tetapi apa yang hendak di kata.
saya rindu sekolah, saya rindu bercengkrama bersama teman-teman sambil belajar. saya rindu mengerjakan tugas kelompok, yang serat makna gotong royong dan berbagi pengalaman. Sampai kapankah saya lalui kenyataan ini.
Saya sebagai pelajar sangat merindukan bangku sekolah, merindukan bertemu dengan teman teman sebaya, merindukan di ajari guru secara langsung, merindukan belajar diluar ruangan dengan orang orang hebat yaitu guru, bahkan merindukan memakai seragam. Seragam abu-abu yang mengharu biru.
Saya letih belajar daring yang dituntut untuk belajar secara maksimal. Bagaimana mungkin saya belajar maksimal di rumah, sementara saya tidak mengerti dengan materi yang saya pelajari. Apakah saya bisa?. Apakah saya paham mengerjakan tugas yang menggunung ?. sedangkan guru seakan-akan tidak peduli bagaimana cara para siswa belajar dirumah, tanpa pengawasan dan bimbingan. Wallahu a'lam bish-shawabi.
Jujur, tidak terbayangkan pada masa saya ini, harus belajar daring. Tidakkah belajar itu setara dengan mendidik. Apakah sentuhan tangan lembut penuh kasih sayang bisa secara online ?. jawablah pihak yang berkompeten. Keluarkan kami dari masalah ini.
Saya rindu didikan hati, yang secara langsung mengayomi dan mengarahkan dengan kelembutan. Menghentak jiwa siswa dengan contoh tauladan yang berguna untuk masa depan saya. Saya rindu teguran, ketika saya melakukan kesalahan.
Tidak salah, banyak timbul kasus baru karena belajar daring. Mulai dari tidak memiliki fasilitas seperti handphone android sampai masalah tekhnis lainnya. Mendingan siswa yang tinggal di kota atau di desa yang ada jaringan internet. Bagaimana dengan teman kami yang berada di daerah yang belum ada jaringan. Bagaimana nasib mereka. Bukankah pendidikan itu milik seluruh warga Negara. Sesuai yang di amanatkan undang-undang dasar 1945.
Sampai kapan kami menerima keadaan seperti ini. Bagaimana dengan pendidikan karakter kami. Jalan seakan buntu. Kami takut, generasi saya ini tidak mampu menanamkan pondasi pembelajaran dan pendidikan sebagai bekal untuk masa yang akan datang.
PAINAN. 07 Maret 2021
Zahra Dwi Annisa, dilahirkan di negeri sejuta pesona Pesisir Selatan tepatnya di Painan pada tanggal 21 Februari 2005. Ia adalah Pelajar SMAN 3 PAINAN Kabupaten Pesisir Selatan. Ia dapat dihubungi pada email [email protected] atau di WA 082288488445
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar