Bab 9 (Kembali Ke Awal)
Bab 9
Kembali ke Awal
Awalnya, aku mencoba untuk mantengin akun-akun Instagram yang bertema dakwah. Aku follow akun-akun seperti itu, agar aku bisa lebih memahami dan tersadar dengan post-annya. Pertama kali, sih, aku lumayan males untuk membacanya. Tapi, aku mencoba untuk membacanya pelan-pelan. Setiap kali aku buka Instagram, aku mendapati kata-kata yang membuatku menjadi bangkit lagi, setiap imanku mulai melemah.
Aku menemukan salah satu quotes yang membuatku sangat senang, “Siapa pun kita di masa lalu, bukan berarti kita tidak berhak menjadi muslim/muslimah yang lebih baik. Berhijrahlah, berubahlah, walau sejengkal demi sejengkal, jangan tunggu hari esok.”
Kenapa aku senang? Karena aku yakin, aku bisa bangkit lagi, sekelam apapun masa laluku, kita tidak boleh menunda-nundanya. Aku tahu istiqomah itu tidak gampang, tapi aku akan melakukan yang terbaik, Insya Allah.
Benar saja, agama islam membuatku lebih tenang, adem, damai, dan masih banyak lagi. Sampai-sampai, jika kita sudah terbiasa melakukan amal baik, kita merasa Allah sangat dekat dengan kita, alhasil kita pun pasti senang. Siapa yang enggak senang kalau dekat dengan Allah?
Aku sangat merasakan perubahannya. Aku bersyukur, karena Allah masih memberiku kesempatan untuk hidup dan menjadi yang lebih baik lagi. Anehnya, sehabis shalat tahajjud, padahal enggak ada hantu, enggak ada angin, enggak ada bawang, aku dengan sendirinya meneteskan air mata. Hal itu membuatku bersyukur, aku masih bisa menangis karena dosa-dosaku yang lalu, jika tidak, berarti hatiku sudah tertutup.
Oh iya, aku pernah menemukan sebuah quotes lainnya, “Rajinnya ibadah belum tentu menjamin rendahnya hati”. Jadi, kita tidak boleh merasa diri kitalah yang paling benar, hanya karena sudah berbuat kebaikan yang banyak. Ingat! Kita hanyalah manusia yang kecil, Allahlah yang maha besar, sifat sombong adalah sifatnya setan. Kalian juga harus ingat, musuh yang nyata bagi manusia ialah setan ataupun azazil. Itulah yang kadang-kadang membuat iman kita down. Untuk itu, aku mengunduh aplikasi yang bisa ngabsen keseharian kita, misalnya; shalat sunnah, shalat wajib, puasa, baca Al-quran, sedekah. Seperti itu, jadi nanti kita tinggal ceklist apa yang kita sudah lakukan dan belum dilakukan. Pokoknya prinsip kita ini untuk beribadah kepada-Nya memperbanyak amal baik, semua yang kita landaskan harus berdasarkan syariat islam di luar itu tidak boleh.
Lalu, bagaimana saat sekolah? Ya, seperti biasa, aku belajar, makan siang, shalat, main. Tapi, yang berbeda, aku harus menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang aneh. Itu lumayan sulit untukku, yang biasanya setiap main, aku dan Zahra ke SD dan melihat anak-anak SD main bola. Sekarang, sudah tidak bisa lagi. Sebenarnya boleh-boleh saja, sih, cuma kalian tahu, lah, pasti di sana akan ada anak-anak SMP lain juga.
Sekarang, aku hanya bermain di dalam kelas. Awalnya, aku merasa lumayan sedih, tapi aku tidak boleh terhasut begitu saja dengan kesedihanku ini. Di setiap mata pelajaran, aku mencoba untuk memperhatikan guru dengan baik. Aku tidak ingin mengecewakan guru lagi seperti waktu itu. Aku akan mengulang semuanya dari awal, dan ingin sekali lupa ingatan tentang mereka yang ada dipikiranku.
Semoga aku Zahra dan mereka bisa bertemu di surge-Nya kelak, bersama-sama. Kalian harus ingat! Siapapun bisa hijrah, karena hidayah bisa datang darimana saja dan kapan saja. Ajaran islam, tuh, sangat lengkap. Urusan di dunia bisa diselesaikan, jika kita memakai aturan Allah SWT, bukan aturan manusia.
Aku bersyukur, di sekolahanku, aku belajar tentang islam sangat dalam. Kalau kita lihat, di sekolah negri, ikhwan dan akhwat kelasnya di campur. Itu lebih sulit lagi untuk kita menjaga, agar tidak bersentuhan ataupun kerja kelompok. Kerja kelompok boleh, sih, asalkan tidak di luar itu.
Belum lagi, kita harus memakai baju pisahan, seperti; rok dan celana. Padahal kita dianjurkan untuk memakai baju yang menjulur ke bawah yang biasanya disebut dengan gamis ataupun jilbab.
Jika kita bisa menjaga diri kita sendiri, Insya Allah kita bisa melewati apapun itu rintangannya.
Balik lagi ke aku, yang mulai menyibukkan diriku dengan main basket, gambar enggak jelas, dan kadang bermain sendiri di luar rumah. Entah itu jalan-jalan keliling komplek ataupun bermain bola di luar. Lumayanlah, buat refreshing. Biasanya aku menghabiskan waktu untuk bermain handphone seharian dan melakukan hal yang bisa condong ke arah dosa. Maka dari itu, sekarang aku menggunakannya untuk menghabiskan waktu bermain online dengan keluarga.
Nah, itu semua adalah kisahku, kalian pasti bisa bangkit dari masa lalu kalian, dan yakin kalian bisa. Seperti, yang kalian tahu, kalian akan merasa nyaman, damai, dan adem. Apalagi, kalau kita bisa masuk ke syurga-Nya, yang di dalamnya tidak bisa terhitung nikmatnya.
Aku yakin, Allah akan selalu melindungi kita. Pelajaran yang aku ambil dari kisahku adalah jangan meninggalkan sesuatu yang penting dimata Allah hanya karena ingin popular dimata manusia. Karena, akhirat itu kekal selamanya, kita harus lebih fokuskan diri kita ke akhirat. [*]
Selain dari itu yang bisa kita bilang hijrah dari hati. Kita juga harus hijrah dari lisan, yang sering kali melukai hati orang, Rasulullah saja menyuruh kita untuk berkata yang baik atau diam.
Setelah aku mencari tahu, apa itu fungsi lisan, ternyata di dalam Al-Quran sudah dijelaskan, bahwa lisan itu sebenarnya antara lain aktif memerintahkan kebaikan dan melarang keburukan yang sesuai dengan syariat islam, misalnya; mendakwahkan ajaran islam.
Selain itu juga apa yang harus kita lakukan? Agar lebih mantap lagi dalam berhijrah. Yaitu; memberi maaf, tidak mengabaikan Al-Quran, meningkatan kualitas dalam bekerja ataupun belajar.
Semoga tahun ini, manusia-manusia yang sebelumnya bergelimang dosa, bisa berubah menjadi manusia yang rajin ibadah, diterima di sisiNya…Aamiinn.
Kita harus yakin pada diri sendiri, kita bisa! Mencapai surgaNya, sekelam apapun saat itu, Allah akan membukakan jalannya.
Kita bisa belajar banyak dari para nabi-nabi terdahulu, sangat banyak pelajarannya, otak kita bisa sangat terbuka.
Asalkan kalian tahu, hidayah itu bisa datang dan juga pergi, Allah akan mengambil hidayahnya jika kita tidak menjaganya dengan baik. Maka dari itu, kita harus menjaganya.
Kita bisa bilang, bahwa hijrah itu adalah titik penentu kita dalam hidup. Coba kalian fikir, bagaimana kalau dunia ini sudah berakhir? Dan kita tidak bisa ngapa-ngapain lagi. Pintu taubat pun sudah ditutup oleh Allah SWT.
Pastinya kita akan menyesal jika tidak sempat berhijrah, waktu kita hanya dihabiskan untuk memikirkan dunia. Kekayaan, pakaian, perhiasan, dan masih banyak lagi manusia yang mengejar hal tidak penting.
Banyaknya manusia yang acuh terhadap perintah Allah SWT, dan banyaknya umat muslim yang mengaku islam, padahal perilakunya tidak sesuai syariat islam.
Saat ini memang, umat muslim sedang diuji oleh banyaknya orang komunis di berbagai dunia dengan perlahan-lahan. Kita harus berhati-hati juga, mereka bisa menyesatkan kita dengan hal yang mungkin menyenangkan.
So, we have to keep trying and never stop. Because God will always protect us. Start living by building ourselves for the better. Don’t listen to other people that he will only make you fall. Keep learning until you reach what you want, we must be able to face it all.
Never be afraid to try good things, semangat! Untuk kalian semua yang berhijrah, semuanya akan terasa indah jika kita melakukan kebaikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar