Yusra Hanifah Suparno

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 6 Yeyyy Tisha menginap (Make my day)

Bab 6

Yeyyy Tisha menginapp

Hari ini hari kedua Tisha hilang. Aku bangun dari kasurku. Jam berapa ya sekarang jam berapa ya.. Sekarang jam lima pagi. Aku akan shalat Shubuh dulu.

Setelah mandi dan Shalat,aku memakai jilbabku. Hari ini kakiku masih terasa nyeri. Aku berjalan juga sedikit pincang. Aku berjalan menuju dapur.

Papa dan Kaka sedang memakan sandwich bersama. “Mica,ada apa dengan kakimu itu?”tanya Papa. “Kaki aku mati rasa jalan dri rumah ke Jakarta dan tadi malam aku kesetrum steaker saat mau ngecas Hp.”ucapku sambil mencuci tanganku. Papa menggelengkan kepalanya. Aku membaca do’a sebelum makan. Nyam nyam nyam sandwichnya enak!daging ayamnya enak!. “Pa,hari ini Papa kerja?”tanyaku sambil mengunyah sanwich ayamku. “Hm....Papa dapat cuti satu bulan sih....tapi Papa masih ada Prsih..”ucap Papa. Setelah selesai memakan sandwich aku meminum segelas jus tomatku.

“Pa,kami sudah selesai ayo berangkat”ucap Kaka. “Yaudah kalian tunggu dulu Papa mau panaskan mobil dulu.”ucap Papa. Aku duduk sambil menghabiskan jus tomatku. “Anak anak ayo masuk!”ucap Papa.

“Ka...Pa...Tisha kemana ya...”tanyaku. “Ha?Tisha?siapa Tisha teman barumu?”tanya Papa. “Ihhhhh Papa jangan bercanda,kan kemarin aku udah ceriatain ke Papa dan Kaka!. “Terserah Mica deh!”ucap Kaka.

Sesampainya disekolah,aku merasa kesal pada Papa dan Kaka. “Hei,Cira,kau benar benar tidak tau dimana Tisha?”tanyaku sambil menepuk pundak Cira. “Tisha siapa Mic?akan ada murid baruya?”tanya Cira. “Papa,Kaka dan kau sama saja!”ucapku sambil berlari meninggalkan Cira di koridor kelas sendiri.

Ha..ha..ha..ternyata hanya mimpi. Alhamdulillah ini hanya mimpi!. Sekarang jam berapa?. Masih jam lima,aku Shalat dulu deh!. Aku Shalat,mandi,lalu makan. “Pa,Papa liburkan?”tanya Kaka. “Libur sih,Papa bisa cuti satu bulan tapi Papa harus mengerjakan sedikit Pr dulu.”jawab Papa.

Setelah makan,aku masuk kedalam mobil Papa. “Pa?Apa Tisha sekarang baik baik saja?”tanyaku sedih. “Papa yakin dia baik baik saja.”jawab Papa.

Sesampainya disekolah aku melihat Tisha sedang berjalan menuju kelas. “Ti..Tisha?!”ucapku. “Ha..hai Mica..”ucap Tisha. “Kau kemana kemarin?aku mencarimu sampai Jakarta lho!”ucapku sambil memeluk Tisha. “A..aku hanya malu bertemu kau Mica,aku takut kau marah”ucap Tisha. “Aku gak marah kok!”ucapku sambil mengelap air mataku yang mengalir. Kami memasuki kelas karna Pa Ahmad sudah datang.

Kami duduk dikursi kami masing masing. Tisha ternyata hanya takut padaku. Aku yang justru khawatir. “Mic,aku janji akan bilang pada geng c!”ucapnya sambil menunjukan kelingkingnya.

Aku tersenyum mendengar ucapan Tisha tadi. Tisha memang my best friend foreverku!

Istirahat tiba. Tapi...setelah dipikir pikir Cira baik hati kok. Sepertinya aku tidak usah ngomong dengannya. “Tish,kamu gak usah bilang kedia deh!”ucapku sambil menepuk pelan pundak Tisha. “Ha?mengapa?”tanya Tisha bingung sambil meneguk pop ice yang dia beli. “Aku sudah tak marah lagi padanya”jawabku sambil meneguk jus alpukat yang kubawa dari rumah,aku jarang jajan sih.. “Hmmm oke”jawab Tisha.

Dikelas,kami duduk dikarpet. “Apa yang terjadi kemarin?”batin Tisha. Aku menyimpan botol jusku kedalam tas. “Mic,aku bolah gak nginap dirumahmu?”tanya Tisha. “Wah,dengan senang hati Tish!”ucapku. Tisha tersenyum sambil berkata,”Wah..Alhamdulillah Mic!terima kasih ya~aku sudah membawa baju bajuku hehe”jawabnya sambil menunjuk tas tas besar berisi baju.

Akhirnya.. Waktu pulang tiba. Aku dan Tisha pergi kekelas Kaka. “Assalamualaikum”ucapku. “Waalaikumsalam.”jawab salah satu teman Ka Lisa. “Kak Lisa ada?”tanyaku. “Ada,Kaka panggilkan dulu ya...”ucap Kaka kelas itu. “Ada apa Mica?”tanya Ka Lisa. “Tisha akan meginap boleh kan?”tanyaku. “Boleh banget lah..lah!emang Tisha udah ketemu?”tanya Kak Lisa. “Sudah Kak!”ucapku. “Oh..yaudah yuk pulang Tisha Mica”ajak Kak Lisa.

Dirumah aku dan Tisha menyimpan tas tas kami. “Aku sangat senag kau bisa menginap!”ucapku. “Justru aku yang senang dirumahku gak ada orang,soalnya Orang Tuaku akan lembur bahkan bisa bisa nginap dikantor..”jawab Tisha. “Hmmm gimana kita rebahan sambil nonton Tv?kan seru!!”ucapku sambil menjatuhakan diriku kekasur. “Terserah kamu deh!”jawab Tisha. Aku menyalakan Tv. “Mau nonton apa?”tanyaku. “Hmmm terserah kamu Mic!”ucapnya sambil menaiki kasur. Aku memilih menonton channel untuk anak anak.

Aku dan Tisha sudah menonton selama satu jam!. “Mic,udah jam tiga nih!Shalat dulu yuk!”ucapnya. “Hmmm udah adzan belum?”aku melihat Hpku. “Sbentar lagi!kita whudu aja dulu!”ucapku. Aku dan Tisha pergi ke Wc. Setelah whudu,aku dan Tisha memakai mukena. “Kau...bawa Hp?”tanyaku. “Hmm enggak sih aku bawa tablet.”ucap Tisha sambil emngambil tablet dari tas kecil. “Aku punya game seru lho!mau main?”tanyaku. “Boleh,tapi habis Shalat ya..”jawab Tisha. “Tish!udah adzan yuk Shalat berjamaah!”ajak Tisha. Aku dan Tisha Shalat Ashar bersama.

Setelah Shalat aku dan Tisha menaiki kasur. “Yuk main game!”ajakku. “Tisha!Mica!mandi soreee”Kaka menegur aku dan Tisha. “Huh...padahal lagi mau main!”bisikku pada Tisha. Tisha tersenyum kecil.

Aku dan Tisha mengambil handuk masing masing. “Tish,akamu duluan ya yang mandi!”ucapku. Tisha memasuki kamar mandi. Beberapa menit kemudian Tisha keluar dari Kamar mandi,”Tish,rambut kamu kok basah?”tanyaku. “Ha?aku keramas.”jawabnya. “Hah?kamu suka keramas?aku enggak ah!”ucapku. “sudah sudah nanti aku jelasin,kamu sekarang mandi jangan lupa keramas oke?”ucap Tisha sambil mendorong pelan aku ke kamar mandi.

Setelah mandi aku keluar dari Wc. “Tish!emang perlu disisisr juga?”tanyaku. “Lah?kan biar gak kusut!”jawab Tisha sambil menyisr rambut panjangnya. Aku mengambil sisir datri meja belajarku. “Eits!keringkan dulu rambutmu!”ucap Tisha. “Hm..pakai apa?”tanyaku. “Nih,aku bawa hair dryer dari rumah”ucap Tisha sambil memberi hair dryer berwarna biru pastel. “Ca..cara pakainya gimana?”tanyaku sambil menyalakan hair dryer. “Colokin kabel hair dryer ke steaker,terus tinggal dinyalain deh!”ucapnya sambil menyolokan kabel pada steaker. “Ti..Tisha,aku takut makenya..”ucapku sambil mematikan hair dryer. Tisha memakaikan aku hair dryer dengan senang hati. “Aku udah lama gak ngerawat rambutku,aku gak terlalu peduli sih,soalnya akukan rambutnya pendek,lagian aku pakai jilbab.”ucapku. “Ya...walaupun kita pakai jilbab,rambut juga harus dirawat kali...kan ada haditsnya,hadits kebersihan yang waktu diJakarta kita diajarin..masih hafalkan?”tanya Tisha. “Hmmm ingat deh kayaknya,Athohuru syatrul iiman,artinya kebersihan itu sebagian dari iman..yakan?”tanyaku. “Iya,aku juga masih hafal!”ucapnya. “Mic!udah kering nih sekarang boleh disisir!”ucap Tisha sambil mematikan hair dryer. Aku menyisir rambut pendekku. Setelah menyisir rambutku aku menyimpan kembali sisir buatanku sendiri. “Wow...gaya rambutmu keren sekali!rambutmu dikepang!”uacpku sambil menutup mulutku karna kagum. “Kamu mau diginiin?ayo sini!”uacp Tisha sambil mengambil karet gelang.

Tisha menata rambut pendekku. Tisha mengepang rambutku. “Wawww cantik sekali!!!!!!”ucapku sambil bercermin di cermin hiasku. “Dri dulu aku bercita cita menjadi penata rambut,dari dulu aku belajar sendiri,Ayah dan Ibu selalu kerja. Aku membunyai boneka berambut panjang aku selalu menata rambut nya”uacp Tisha. “Tisha,Kaka boleh ditata juga gak?”tanya Kaka yang sedang berdiri di depan kami. “Hm?boleh,mau gaya apa Ka?”Tisha memang baik hati ya. “hmmm kira kira apa ya...”tanya Kaka sambil duduk di kasurku. “hmmm Kakakan rambutnya panjang,lebih baik kita...kepang gimana?biar kembar!”saran Tisha. Kaka terenyum sambil mengangguk. Tisha mengepang rambut panjang Kaka.

“Wuahhhh kita kayak kembar deh”ucapku sambil menunjukan jempolku. “Cekrik!”Kaka mempotretku dan Tisha. “Kakaaaaaa”teriakku. “Cekrik”Tisha memotret aku dan Kaka yang sedang saling kejar kejaran. “Haaa?!kalian sangat tak adil!”ucapku sambil mengambil Hpku. “Cekrik!”aku mempotret Kaka dan Tisha yang sedang cekikikan. “Hahahahahahaha!!!”ucapku. “Micaaaaaa!”teriak Kaka dan Tisha. “Bwek!!”aku menunjukan lidahku. “Cekrik!”Papa memotret kami. “Pa...Papaaaaa”aku mengejar Papa.

“Aha!foto ini Papa kirim kekalian bertiga ya! Kan lumayan kenagan..”ucap Papa. “Yasudah Tisha Mica,Kaka masak dulu ya!”ucap Kaka. “Papa juga ya bye!Assalamualaikum!”ucap Papa. Kaka dan Papa pergi kedapur. “Duhhhh Tish ayo main gamenya!”ucapku. “Ayo atuhhh”ucap Tisha sambil mengikutiku rebahan dikasur. “Waaaa aku juga punya game ini lhooooo!”ucap Tisha sambil melihatkan game di tabletnya. “Hmmm gimana kalau kita...bertanding!?seru kan?”tanyaku. “Oke,siapa takut?”ucap Tisha sambil menekan aplikasi game itu. Kami mulai bertarung. “Tishaaaa kau jago sekaliiii”aku kesal karna aku kalah dari Tisha. “Mica,Tisha,ayo makan”ajak Kaka dari dalam dapur.

Kami menganbil sendok dan piring kami. “Kaka masak... steak ayammm..”ucap Kaka sambil mengambil piring dan sendok. “Ohya,makannya pakai pisaau kecil dan garpu juga ya!”Kaka memberikan pisau dan garpu untuk aku,Papa dan Tisha. “Haaaa..”aku ingin segera melahap steak ayam buatan Kaka. “Eits!do’a dulu dong..”tegur Kaka. Kami semua membaca do’a sebelum makan,dannnn Makaaaan!!. Aku melahap steak buatan Kaka,”Huaaaaah Pu..puannaasssss”aku berteriak sambil meneguk segelas es jerukku. “Duhh makanya hati hati dek..gimana kalau sampai tersedak?”ucap Kaka sambil memakan steak ayam. “Fuh..”aku meniup steak yang akan ku makan. “Eh!makanan gak boleh ditiup Dekkk!!”tegur Kaka. “Ha?kenapa emangnya?”tanyaku gak percaya. “Karna bila makanan ditiup akan menimbulkan bahaya bagi tubuh,bisa terkena penyakit jantng lho dan”aku memotong pembicaraan Kaka. “Sudah sudah,aku mau makan Ka!”ucapku. Hmmmm...steak Kaka memang lezat!. “Aku sudah selesai!!”ucapku dan Tisha. “Yasudah,cuci piringmu!”ucap Kaka. “Nanti saja ah!”aku menarik lengan Tisha.

Kami sampai dikamar. “Hah..hah..gak apa apa nih?”tanya Tisha. “Gak papa kok...aku udah sering!”ucapku. “Hah...enak ya jadi kamu Mic!”ucap Tisha sedih. “Ha?kenapa?”tanyaku. “Aku...setiap hari memakan mie instan..aku yang memasaknya sendiri,aku anak tunggal,rumahku selalu sepi..kan Orang Tuaku selalu lembur...aku hanya main tablet dan...palingan belajar sih..”ucapnya. “Hm....biar kamu gak sepi dirumah aku bisa beri kamu teman lho!!”ucapku. “Ha?”Tisha bingung karna mendengar ucapanku itu. Aku mengajak Tisha ke lantai dua.

“Wawwww kucing!!aku suka kucing!”ucap Tisha. “Gimana kalau kucing?lucu kan?”saranku. “Boleh tuh,aku suka banget sama kucing!”ucap Tisha. Tapi..tiba tiba Tisha sedih. “Eh?Tisha ada apa?”tanyaku. “Aku mendapatkan kucing dari mana?”tanya Tisha sedih. “Aha!”aku mengajak Tisha menuju ruang istirahat Papa.

“Pa!”aku memanggil Papa. Aku membisiki sesuatu pada Papa. “Oke!Tisha Mica,ayo siap siap keburu sore!”ajak Papa. “Tish!ada apa sih?”tanya Tisha padaku. “Sudahlah ayo siap siap!”aku mengajak Tisha.

Tisha mengenakan baju muslim berwarna biru tosca. Aku menarik pelan tangan Tisha. “Pa!kami sudah siap!,lah?Kaka juga ikut?!”tanyaku. “Iyalah sudah ayo cepat kita berangkat!”ajak Papa.

Kami masuk kedalam mobil. “Mic,kita mau kemana?!”tanya Tishha berbisik. “Tenang..”ucapku. “Anak anak kita sampai!”ucap Papa. “Ha?pe..pets shop?”batin Tisha. “Ayo masuk!”ajakku. “Ayo Tisha,pilih kucing sesukamu!”ucap Papa. “Be..beneran nih?!”tanya Tisha. Aku menggagguk. “Mica,aku belum tau banyak tentang kucing,bantu aku pilih kucing dong!”ucap Tisha. “Hmmm gimana kalau British longhair?”saranku. “Hm?boleh!”ucap Tisha. “Yasudah berarti British longhair saja ya!!”ucap Papa. Papa meminta untuk mengadopsi kucing itu,Papa juga memilih untuk satu paket dengan perlengkapannya.

Dimobil Tisha berkali kali mengucapkan terima kasih pada kami. “Mic,boleh kan selama aku disini kucingku kusimpan bersama kucinmu dulu?”tanya Tisha. “Tentu saja Tish!”ucapku.

Kami sampai dirumah. “Tish kita taruh kucingmu dulu yuk!”ajakku. Kami manaiki tangga menuju lantai dua. “Bye kucing kucing!!”ucapku dan Tisha. Kami Shalat Maghrib berjamaah. Setelah makan malam dan Shalat,kami bermain dengan kucing kami. “Tish,kau ingin memberi nama kucingmu siapa?”tanyaku. “Hmmm karna kucingmu dari L..aku juga dari L!,hmmm gimana kalau..Lili?”ucap Tisha. “Hmmm.. terserah kamu deh!”. Kami sudah memainkan kucing berjamjam,akhirnya kami tidur. Alhamdulillah,sekarang Tisha tidak sedih lagi. Selamat tidur!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post