Keteguhan Ibu
Keteguhan Ibu
Sosok yang kuat, tak kenal badai hidup dalam menjaga buah hatinya. Menjaga sedari kandungan sampai pada puncaknya, muncullah malaikat kecilnya dipelukannya. Saya dikandung ibu saya dengan sangat penuh kesabaran. Semasa dikandung, ibu saya berkata bahwa dirinya merasa begitu banyak tekanan. Ayah saya mungkin masih terpukul, atas kehilangan putranya yang masih berkembang menjadi janin, waktu sebelum saya dikandung. Ibu saya menanggung tangis, pedih, pilu, dan luka batinnya semasa mengandung saya. Dan menjalaninya dengan tegar, meski hatinya terluka. Sampai pada hari saya lahir, ayah saya tidak menghadiri kelahiran saya karena pekerjaannya. Sehingga Ibu saya harus berada di ruangan tersebut, tanpa adanya pendamping.
Dirinya sangatlah teguh dan penyabar, kasihnya tak pernah lapuk. Badai berlalu kesana kemari, hingga terjadilah satu peristiwa yang menakjubkan. Sampai saya kagumi hingga sekarang, dan masih berbekas di benak saya. Semua berawal dari saya yang masih menginjak usia empat tahun. Di pagi yang sunyi, terdengar suara jeritan dari orang rumah mengatakan kepada Ibu saya waktu itu sedang berada di rumah. Tentang kabar bahwa ayah saya ditahan di kantor polisi karena kejadian yang melanda. Lalu bergegaslah Ibu saya ke kantor polisi untuk menghampiri ayah saya, dan terukir perasaan yang mencampur aduk perasaan kami sekeluarga. Ibu menghabiskan satu hingga dua jam, untuk mendengarkan cerita kronologi dari ayah saya.
Yang ternyata, ayah saya dijadikan kambing hitam oleh pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab. Tidak ada hal yang dapat mendukung ayah saya untuk bebas, dan terpaksa mendekam di penjara untuk beberapa bulan. Ibu saya berjuang mati-matian untuk menjadi tulang punggung, sembari menghampiri ayah saya, dan menjaga saya. Mungkin ibu saya lupa makan, dan jarang tidur yang membuat saya semakin mengkhawatirkan kondisinya. Setiap kali saya bertanya keadaannya, ibu hanya berkata dirinya tidak apa-apa dan tidak lapar, padahal saya tahu betul dirinya sangat kelaparan dan juga pusing. Namun dirinya tetap mengelak, dan menyuruh saya untuk makan dan tidak usah memperhatikan kondisi dirinya yang memang memperhatikan.
Saya kecil tidak mengerti akan susahnya kehidupan ibu. Jarang sekali untuk melihat ayah, dan terkadang rindu mendalam sesekali menghampiri hati meski ayah. Dimana ayah bisa dibilang sosok yang terbilang sedikit kasar, dan tegas. Untuk pertama kalinya, saya mencari ayah saya hingga menangis karena takut ayah akan kesakitan atau menderita disana. Ibu saya mencoba menghibur saya dengan berbagai hal, yang ternyata membuat saya tertawa kembali disaat sela-sela lelah ibu.
Saya melihat, ibu saya berdoa setiap malam memohon belas kasih Tuhan untuk keluarga kami, yang membuka hati dan mata saya terhadap Tuhan. Saya juga melihat, kakak saya yang tengah menduduki bangku sekolah terus dirundung. Hanya karena ayah kami yang mungkin ditangkap karena alasan yang terbilang tidak adil. Ibu saya merasa tersentuh akan keadaan anak pertamanya tersebut, dan merasa bertanggungjawab menyemangati menghampiri kakak saya. Ibu terus berusaha menghibur dengan sepenuh hatinya. Ibu saya menjadi motivator terbesar, terbaik, dan paling jago untuk anak-anaknya.
Dan terkadang, ibu juga sesosok manusia biasa yang melahirkan saya. Ibu memang punya kekurangan dan punya kelebihan, kelebihannya sangat banyak bahkan tak dapat terucap. Bahkan terkadang, saya bingung dengan pemikiran ibu yang ingin melindungi anaknya, namun terlihat sangat berlebihan. Serta jiwa pesimis yang dimiliki ibu ketika saya menanyakan tanggapannya dan sarannya. Sehingga terkadang membuat saya jatuh sesaat, namun saya berpikir untuk mengambil itu sebagai pendapat yang tidak tentu benar dan menjadi dorongan. Diatas semuanya, ibu pasti memiliki sejuta kelebihan daripada seribu kekurangannya.
Terlebih, sosok ibu juga tidak harus seperti yang saya ceritakan dan pandangan saya. Karena semua orang memiliki ibu yang berbeda, dan ibu super masing-masing yang tidak bisa dibandingkan. Orang-orang kuat pun berasal dari ibu kuat, yang jiwa kuat. Meskipun banyak orang diluar sana merasa tidak beruntung, mungkin karena dirinya ditinggal ibunya atau sebagainya. Menurut saya, seseorang tidak akan bisa lahir tanpa adanya benih ayah dan kandungan ibu. Sehingga, kita semua dapat lahir di bumi karena telah dikandung ibu untuk berbulan-bulan. Dan satu fakta yang membuat ibu sangat spesial, yaitu bahwa hanya seorang wanitalah yang mampu menahan rasa sakit melahirkan, yang ternyata setara dengan 20 tulang dipatahkan bersamaan. Jadi, mengapa kita mengabaikan kasih dan perbuatan ibu?
Nama saya, Yemima Yosephine. Tempat tanggal lahir, Jakarta, 11 Juli 2008. Sekolah, SMP KELUARGA KUSUMA MARSUDIRINI. Alamat Email, [email protected]. Nomor handphone aktif, 085697262209.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar