Tulisan Pengobat Rindu Belajar di Sekolah
Saat ini, kita pelajar sudah sangat rindu untuk bisa bertemu dengan guru kita di sekolah. Akibat Pandemi Covid-19, hampir setahun ini kami belajar tak lagi berkumpul dengan teman-teman di sekolah. Belajar secara jarak jauh dengan Zoom, sering membuat kita bosan. Bahkan, membuat semangat kadang belajar menjadi melemah.
Saya tulis catatan ini, untuk mengisi waktu luang di tengah jenuhnya belajar di rumah. Mungkin untuk mengobati kerinduan saya pada sekolah. Rindu pada ustadz dan ustadzah yang selama ini membimbing kami dengan tulus dan ikhlas. Mungkin juga sebagai penambah motivasi agar saya tetap terus ingat belajar dan berdoa kepada Allah Swt.
Saya merasakan rindu kebersamaan dengan ustadz dan ustadzah untuk belajar dengan tekun dipayungi ahlaqul karimah adalah hal yang ditanamkan pada diri kami sebagai siswa. Berbagai kegiatan dibiasakan yang bertujuan menguatkan ahlaq telah menjadi tradisi bagus di sekolah.
Keberadaan kami siswa di sekolah diawali dengan sambutan hangat ustadz dan ustadzah di halaman depan kelas. Senyum, sapa, salam dan salim pada beliau seakan menambah semangat kami untuk belajar. Hal ini mencerminkan bagaimana kami harus tawadlu’ pada beliau semua.
Kedua, Upaya sekolah untuk membentuk kami untuk menjadi sosok siswa yang berahlaqul karimah juga tercermin dari upaya mempertebal kepedulian terhadap sesama yang memang membutuhkan kepedulian, bantuan atau uluran tangan kita. Dalam berbagai kegiatan, kami dibiasakan untuk peduli sesama. Misalnya, saat terjadi bencana alam, kami dibiasakan untuk berpartisipasi dalam hal penggalangan dana yang sedikit banyak bisa membantu mereka yang tertimpa bencana.
Ketiga, berusaha untuk meraih prestasi. Sekolah berupaya keras membangun budaya untuk meraih prestasi. Saya merasakan bagaimana mental kami ditempa untuk berprestasi. Kami disiapkan untuk memiliki mental berkompetisi secara positif dan sportif untuk meraih prestasi, baik itu secara individu maupun kelompok.
Tidak hanya di momen peringatan hari besar keagamaan, juga di peringatan hari besar nasional, selalu disajikan aneka lomba yang menyenangkan dan tak lepas dari nilai pendidikan. Ini membuat kami harus berjuang, bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Lomba-lomba yang dilaksanakan di sekolah tidak selalu berkaitan dengan akademis. Tak jarang lomba itu berkaitan dengan penanaman nilai dan karakter kebangsaan. Misalnya saja di saat peringatan HUT RI, ada lomba kekompakan kelas dalam memakai busana adat yang ada di Indonesia.
Saya sangat merindukan momen family gathering, kami juga harus berjuang menunjukkan sesuatu dan kreasi terbaik bersama keluarga. Bapak, ibu dan anak harus saling bersinergi menunjukkan kekompakan dalam berkreasi menunjukkan yang terbaik. Ribetnya keluarga kami mempersiapkan ikut serta dalam berkompetisi, tertutupi dengan sukacita kala bisa memenanginya. Dari sini, saya merasa mental untuk berkompetisi agar bisa meraih prestasi semakin terbangun.
Pada gilirannya, saya bisa lebih mantap untuk menatap, tak ragu lagi saat mengikuti lomba yang diselenggarakan di luar sekolah. Rasanya tak ada rasa minder kala saya harus berkompetisi dengan siswa di sekolah lain. Sedikit banyak mental kami telah tertempa untuk menjadi juara.
Semuanya tak lepas dari pembiasaan untuk berkompetisi yang dilaksanakan di sekolah, pada gilirannya membuat kami haus untuk bisa berprestasi pada ajang yang digelar di luar sekolah. Alhamdulillah, saya telah meraih prestasi mencapai babak semifinal Provinsi Jawa Timur dalam Kompetisi Matematika Nalariah Realistik (KMNR).
Moment yang lumayan terkini-sebelum pandemi melanda, masih terngiang dalam benak saya adalah pada 22-29 Desember 2019 lalu saya berkesempatan untuk mengikuti Challenge for Future Mathematicians tingkat pelajar se-Asean. Dalam kegiatan kompetisi untuk pelajar yang dilaksanakan di Bogor itu, bersama dengan beberapa pelajar dari provinsi lain, saya mewakili Indonesia.
Alhamdulillah saya dinyatakan masuk kategori penghargaan merit, yaitu untuk peserta yang menduduki ranking 4. Syukurlah saya telah merampungkan perjalanan lomba yang sangat menantang dan mengesankan. Saya tuangkan dalam buku pertamaku yang berjudul Yafie Goes to Bogor.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar