Yafie T.A.G

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Serunya Tantangan UKK Beraroma Skripsi

Saat ini saya sedang menginjak bangku SD kelas 6. Di masa pandemi seperti sekarang semua sekolah telah melakukan pembelajaran secara daring. Termasuk ujian akhir untuk kelas 6 yang akan memasuki kelas SMP. Selama ini, ujian terakhir tersebut adalah UN maupun USBN. Tetapi berhubung ada kebijakan pemerintah terbaru yang menghapus adanya UN ataupun USBN, sekolah saya menggantikan un menjadi Unjuk kerja dan karya (UKK).

UKK dalah Kegiatan yang dimana setiap kelompok harus meneliti dan menghasilkan prodak dari penelitian tersebut. Setelah meneliti dan menghasilkan prodak kita di suruh untuk menghasilkan 1 laporan semacam skripsi. Kegiatan UKK pun dimulai, Tema dan subtema yang akan di pilih setiap siswa pun di bagikan. Dan akhirnya saya memilih tema tentang hidup sehat dan seimbang serta subtema yang berjudul tanaman toga.

Setelah memilih tema dan subtema saya langsung bertemu dengan ibu saya untuk bertukar pikiran, Setelah bertemu hasilnya saya pun langsung mengsetorkan hasil tersebut kepada guru saya. Keesokan harinya pun saya langsung mencari kelompok yang cocok dan bisa untuk bertukar pikiran.

Setelah mendapatkan kelompok saya langsung mencari pembimbing atau guru yang cocok untuk membimbing Saya dan teman-teman untuk melakukan Kegiatan tersebut. Setelah saya mendapatkan kelompok dan guru pembimbing saya langsung GERCEP melaksanakan kegiatan ini.

Hal utama yang saya cari adalah judul untuk UKK ini. Dengan dampingan kedua orang tua dan melalui pertimbangan dan pemikiran panjang akhirnya saya menemukan suatu judul yang bagus di era pandemi dan cocok untuk pelestarian lingkungan. Judul tersebut adalah BUDIDAYA TOGA DENGAN SISTEM VERTIKULTUR MELALUI KONVERSI SAMPAH PLASTIK BERUPA BOTOL PLASTIK BEKAS DI LINGKUNGAN RUMAH.

Saya memilih Judul tersebut karena permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya volume timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Komposisi sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak 60-70% dan sisanya adalah sampah non organic 30-40%.

Sedangkan dari sampah non organic tersebut komposisi sampah terbanyak kedua yaitu sebesar 14% adalah sampah plastik. Sampah plastik yang terbanyak adalah jenis kantong plastik atau kantong kresek selain plastik kemasan.

Jambeck (2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat kedua dunia setelah Cina menghasilkan sampah plastik di perairan mencapai 187,2 juta ton. Hal itu berkaitan dengan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyebutkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu 1 tahun saja, telah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.

Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektar kantong plastik. Permasalahan sampah plastik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan maka akan berpotensi mencemari lingkungan. Mengingat bahwa sifat plastik akan terurai di tanah dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan dapat mencapai 100 tahun sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan di perairan plastik akan sulit terurai.

Plastik yang telah berupa sampah tersebut, hanya mampu dikelola 20-30 persen saja oleh pemerintah. Selebihnya hanya akan dilakukan penimbunan ke kawasan pembuangan sampah akhir (TPA). Menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, sampah adalah barang atau sesuatu yang tidak dipakai lagi sehingga dibuang.

Berdasarkan pendapat Nugroho (2007), sampah merupakan produk sisa atau bahan sampingan yang tidak memiliki nilai guna dari kegiatan manusia sehingga menyebabkan dibuang (waste), oleh karena itu bisa mengakibatkan dampak negatif seperti gangguan estetika, kerusakan serta pencemaran terhadap lingkungan, bahkan terdapat unsur berbahaya dan dapat mengakibatkan gangguan kelestarian serta kesehatan kehidupan manusia dan lingkungan.

Semakin meningkatnya sampah plastik ini akan menjadi masalah serius bila tidak dicari penyelesaiannya. Berbagai macam penyakit akan muncul akibat timbunan sampah yang tidak bisa teruarai. Hal ini diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Padahal sampah bisa dipilah dan dipilih untuk kemudian menjadikannya sebagai sesuatu yang bermanfaat atau bernilai ekonomis.

Penanganan sampah plastik yang populer banyak didengungkan selama ini adalah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah memakai berulang kali barang-barangyang terbuat dari plastik. Reduce adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali pakai. Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik.

Menghadapi Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan kecemasan, kekhawatiran dan terhambatnya interaksi sosial, ekonomi dan pendidikan di masyarakat. Dampak lebih jauh menurunkan tingkat kesehatan, pendidikan dan ekonomi masyarakat. Sehingga perlu ada upaya untuk mengantisipasi hal ini dengan pemberdayaan masyarakat di era pandemi COVID-19 menuju kehidupan normal baru.

Terkait dengan upaya pemanfaatan sampah di era pandemi ini bisa dilakukan atas bimbingan guru di sekolah dengan melibatkan bantuan orang tua. Untuk interaksi dan koordinasi dari guru pembimbing dengan siswa yang disampingi orang tuanya masih sangat memungkinkan dengan memanfaatkan metode teleconference menggunakan aplikasi Googlemeet.

Alternatif pemanfaatan sampah plastik yang saat ini banyak dikembangkan adalah mengkonversi sampah plastik yang berupa botol plastik bekas menjadi media tanam toga (tanaman obat keluarga) sistem vertikultur. Cara ini sebenarnya termasuk dalam recycle akan tetapi daur ulang yang dilakukan adalah tidak hanya mengubah sampah plastik langsung menjadi plastik lagi.

Dengan cara ini dua permasalahan penting bisa diatasi, yaitu bahaya menumpuknya sampah plastik dan diperolehnya tanaman obat keluarga (toga) yang merupakan upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat secara alami. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait, yaitu pengobatan rumah tangga atau pengobatan sendiri, pengobatan medis dan pengobatan tradisional (Young:1980).

Sementara menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Penyediaan obat tradisional yang digunakan masyarakat saat ini disebut sebagai Herbal Medicine atau Fitofarmaka yang perlu diteliti dan dikembangkan. Menurut keputusan Menkes RI No761 tahun 1992, Fitofarmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanaan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang memenuhi persyaratan yang berlaku.

Pemilihan ini berdasarkan atas bahan bakunya yang relatif mudah diperoleh, didasarkan pada pola penyakit di Indonesia, perkiraan manfaatnya terhadap penyakit tertentu cukup besar, memiliki rasio resiko dan kegunaan yang menguntungkan penderita dan merupakan satu-satunya alternatif pengobatan.

Sesuai dengan pernyataan Doty (dalam Hurtado, 1995) bahwa jarak tanam bibit merupakan salah satu faktor teknis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena hubungannya dengan penyerapan unsur hara sangat berkaitan. Vertikultur tidak hanya sekedar kebun vertical, namun ide yang dapat merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di pekarangan yang sempit sekalipun.

Struktur vertical (bawah-ke atas) memudahkan pengguna membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Menurut Mulatsih et al. (2003), vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.

Setelah saya memilih judul saya langsung memulai penelitian. Penelitian ini dimulai dengan cara membuat pot yang terbuat dari botol bekas. Setelahnya barulah kita menanam tanaman toga. Kegiatan ini dilakukan di rumah masing-masing dikarenakan pandemi yang sedang menyelimuti dunia ini.

Sebenarnya tidak enak sih kerja kelompok dengan keterbatasan jarak. Ya.... apalah daya, Allah SWT memberi cobaan kepada umatnya dengan cara pandemi saat ini. Meskipun aku bekerja klompok dengan keterbatasan jarak tetapi aku tetap bersyukur. Sebagai gantinya kami pun rutin melaksanakan meet untuk membahas tentang penelitan dan masalah skripsi yang akan kita laksanakan setelah penelitian tersebut selesai.

Setelah selesai melakukan kegiatan penaman barulah kami mengerjakan “skripsi” tersebut. Berhubung kita pandemi maka dari itu kita melakukan pembagian bab di whatsapp. Setelah semua terbagi dengan rata kita langsung mengerjakan tugas tersebut denga bantuan orang tua kami. Ini sungguh pengalaman terbaik saya selama SD karena sangat capek ternyata ha...ha...ha.....

Alhamdulillah, semua telah selesai terlaksanakan. Hanya presentasi saja yang belum terlaksanakan. Kami pun langsung berlatih presentasi secara daring. Setiap hari kami latihan. Kami latihan presentasi selama 2 minggu. Setelah 2 minggu latihan kami merasa cukup dan dengan percaya dirinya kami pun memulai presentasinya. Setelah melakukan presentasi yang cukup sedikit rumit, kami pun akhirnya bisa menghela nafas dengan lega.

Menjalani UKK yang dilaksanakan pertama kali terkait dengan pandemi panjang yang membuat USBN ditiadakan, terasa seru dan mendebarkan. Penuh dengan tantangan. Alhamdulillah, semua telah dicapai dan tinggal menunggu hasil. Semoga memuaskan. Saya yakin benar bahwa hasil tak akan menghianati usaha. Tidak ada usaha yang sia-sia. Man Jadda wa Jadda.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post