Wirda alfrida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ayahku Seorang Kuli Bangunan

Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana,Ayah ku hanya seorang kuli bangunan yang kadang bekerja kadang tidak.Ayahku adalah seorang ayah yang sangat bai,ia tak mau melihat anak dan istrinya hidup kelaparan,apalagi harus meminjam uang ke tetangga hanya untuk mencukupi kehidupan sehari harinya.Dia yang tiap harinya bekerja untuk mrncukupi kebutuhan istri dan ke 7 anaknya,sungguh ayah yang sangat luar biasa,aku bersyukur mempunyai seorang ayah yang sangat peduli terhadap keluarhanya.

Pada suatu ketika,hidup kami sangat terpuruk,uang untuk kebutuhan sehari hari pun mulai habis dan kini ayaku tidak bekerja lantaran sering sakit sakitan.Untungnya saat itu stok beras di rumah masih ada dan masih bisa mencukupi untuk kebutuhan makan sehari hari kami,yang kami santap bersama sayur daun kelor yang dimasak oleh ibuku.Kami sangat bersyukur walaupun hanya makan dengan menu yang sangat sederhana.Seiring berjalan nya waktu persediaan beras semakin hari semakin berkurang.Oh tuhan,apa yang harus kami lakukan,kondisi ayahku saat ini belum sembuh total.Dan beras sudah mulai habis,kami hanya bisa pasrah dan srlalu berdoa kepada yang maha kuasa semoga diberi jalan keluar yang lebih baik.

Malam harinya,kami semua berkumpul di depan televisi,kecuali adikku yang masih kecil,dia sudah tertidur pulas di dalam kamar.Sembari menonton televisi,terdengar suara orang yang sedang mengetuk pintu.

"Tok..tok..tok,Assalamualaikum".Sahut orang yang sedang mengetuk pintu,entah siapa orang itu Kami semua menjawab"Waalaikumsalam".Ibuku bergegas kedepan pintu untuk mengrtahui siapa yang datang bertamu di rumah kami.Ternyata orang itu adalah jepala sekolah di Sekolah Dasar yang aku tempati untuk menuntut ilmu."Eh pak kepala sekolah,silahkan masuk pak".Kata ibuku menyambut dengan hangat."Suaminya ada buk?".Kata bapak kepala sekolah dengan penuh tanya."Iya ada di dlam,tunggu saya panggilkan".Jawab ibuku.Mulailah perbincangan hangat tejadi antara ayahku dengan Pak Kepala Sekolah.

"Maaf pak menganggu waktunya sedikit,apakah bapak mempunyai waktu untuk memperbaiki bangunan di sekolah yang sudah rusak?".Tanya Pak Kepala Sekolah kepada ayahku.

"iya ada,kebetulan sudah lama seklai saya tidak bekerha".Jawab ayahku dengan senyum bahagia.

"oh iya,kalau begitu besok mulai kerja ya".Kata Pak Kepala Sekolah.

"iya pak,InshaAllah".Jawab ayahku debgab hati yang sangat senang.

"kalau begitu saya permisi dulu pak,makasih atas waktunya".Kata pak kepala sekolah.

Alhamdulillah terima kasih Ya Allah,ternyata engkau maha mendengar dan menjaba doa doa kami.Keesokan harinya aku dan ayahku bergegas untuk pergi ke sekolah,karna kebetulan aku juga bersekolah di tempat ayahku bekerja.Setibanya di sekolah,ayahku memulai pekerjaannya dan akupun masuk ke dalam kelas untuk menimba ilmu pendidikan.Selama aku mengikuti proses belajar di dalam kelas,sesrkali aku mengintip melalui jendela kelas ku,aku melihat sosok laki laki yang bekerha di bawah panasnya sinar matahari,bahkan kondisinya saat ini belum sembuh tota.Tapu beliau sangat bersemangatuntuk bekerja hanya untuk mendapatkan uang untuk kehidupan seharu haru istri dan anak anaknya.Itulah sosok ayahku,aku sangat bangga punya ayah sekuat dan setegar itu.

"King..kring..kring".itu adlah lonceng pertanda istrahat mukai berbunyi.Semua teman temanku pada bergegas menuju ke kantin untuk mengisi perut.Aku hanya bisa duduk berdiam diri di atas teras depan kelasku sambil membaca buku ceita.Sesekali aku melirik ke kantin sekolah,melihat teman temanku yang dengan lahapnya menyantap jajanan yang ada di kantin.Nasib ku sangat berbeda dengan teman teman ku,mereka yang setiap harinya diberi uang jajanoleh orang tuanya,sedangkan aku kadang diberi,kadang juha tidak.Tapi aku bersyukur dengan semua itu,tuhan maha penyayang,rezeki orang orang memang berbeda.

Tak lama kemudian, ayahku memanggilku.Dan aku mulai mendekati ayah dan bertanya.

"Kenapa ayah memanggilku?".

"Ini nak,makan siang ayah ,kamu makan dulu kamu pasti lapar".Tanya ayahku dengan muka yang sedih.

"Aku nggak lapar kok yah,makanan itu untuk ayah daja,aku sudah sarapan tadi di rumah". Jawabku sambil menyembunyikan rasa lapar ku.

"Ayah tau kamu lapar,ini buat kamu saja nak,ayah juha sudah makan separuh dari bekal itu".Kata ayahku yang sangat bersi kokoh memberikan makan siangnya untukku.

"Makasih ya yah".Kataku sambil menatap wajah ayahku dengan sedih.

"Iya sama sama nak".Jawab ayahku sambil senyum menahan air mata.

Ternyata ayah sudah membawa bekal dari rumah untuk makan siangnya,tapu seoaruh dia berikan kepadaku,sungguh ayah yang baik,

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post