WINTER

Temui titik balik kamu disini💖 Percayalah💞 kamu bukan pusat dunia kawan➗ 🔃ATLAS PERASA, PETA UNTUK PULANG🔃...

Selengkapnya
Navigasi Web
Callasia

Callasia

PROLOG

Disuatu ketika gadis kecil menjelma dewasa

Memang. Memang tak disangka

Namun, itulah dia

Gadis kecil yang lugu kini lenyap tak tahu rimbanya

Yang tertinggal hanya gadis yang berambisi saja

Limbung, saat semua menyadarinya

Kemana! Kemana semua orang mencarinya

***

Dinginnya suhu menjadi saksi bisu perang dingin yang dinyatakan oleh seorang gadis lugu. Kehidupan yang memanjakannya sedari kecil membuat dirinya semakin arogant dan egois.

Calla Dwi Anjani dialah sosok itu. Gadis yang misterius bahkan dalam keluarganya. Begitu banyak kejadian dalam hidupnya yang membuat dirinya lemah dan trauma untuk sekedar bahagia menikmati indahnya dunia dia hanya sibuk dengan target-target besar yang akan dia capai sampai tak tanggung-tanggung dia berpikir keras untuk mewujudkannya.

Keluarga kecil itu awalnya bahagia, sebelum semua itu terjadi. Bagaimana dulu seorang Calla kecil dimanja dan disayang sedemikian rupa oleh Evav dan Anjasmara yang tak lain adalah orang tua Calla. Namun, karena sesuatu hal dan akhirnya mereka bersikap berbeda. Sikap merekalah yang membuat Calla menyatakan perang dingin terhadap mereka orang tuanya sendiri.

Kalian bisa bayangkan bagaimana jika kalian diposisi Calla. Dia sosok yang lemah sebenarnya tapi dia harus menanggung semua cobaan di usia yang terbilang belia. Tapi dia hanya bisa berpura-pura kuat di depan semua orang. Berharap Tuhan segera memberi happy ending pada skenario kehidupannya.

Calla selalu berdoa bahwa dia bukanlah gadis yang malang tapi dia adalah seorang gadis yang beruntung karena Tuhan menempatkan dirinya di tengah-tengah guru dunia yang super hebat, yakni keluarga. Dia beranggapan sekolah yang terbaik bukan di sekolah unggulan di suatu daerah tertentu. Tapi sejatinya sekolah yang terbaik adalah di dalam sebuah keluarga. Ya hanya keluarga yang mampu membentuk mental seorang anak.

Dan seberat apa sih kehidupan yang dijalani Calla?. Kenapa dia harus sampai menyatakan perang dingin kepada orang tuanya?. Apakah yang sebenarnya terjadi?. Siapa yang salah?

Ini kisah perjalanan kehidupan gadis lugu yang menjelma tanpa disangka dalam waktu yang singkat. Apakah target-target besarnya akan tercapai. Dan sebenarnya apa target besar itu?

***

MULAI MENGENAL

Maret yang indah bunga callasia tumbuh subur di pekarangan rumah. Sejuk hati rasa seketika hujan menyiram tanah panas ini. Aroma debu sangat pekat menusuk lubang hidung. Tanaman mulai menggeliat bangun, bangun dari sakitnya menahan dahaga.

Kerinduan akan gemuruh hujan sangat mendalam di jiwa setiap penduduk desa ini. Bagaimana tidak! Setiap hari penduduk selalu berdesakan di sumber mata air yang saat ini menjadi sumber mata air satu-satunya. Beruntung jalanan tidak terlalu buruk tapi tetap saja lelah selalu menghampiri jiwa, karena terik sang raja siang belum jua bersahabat meredup.

Kepala desa sudah mengimbau agar penduduk tetap bersabar menghadapi ini. Tapi tetap saja masalah demi masalah terus saja tumbuh subur dimana-mana di tengah kemarau ini. Orang-orang seakan terhasut teriknya raja siang.

***

Siang yang tak bersahabat. Remaja dengan seragam putih biru itu tengah mengayuh sepeda merahnya, letih terlihat jelas menghiasi wajah lugunya yang berbalut jilbab putih.

Dia adalah seorang gadis remaja berusia lima belas tahun tepat dua bulan lagi. Lalu apa yang dia rasakan di usianya yang semakin menuju remaja kali ini.

Dia sesosok yang teramat ceria selain parasnya yang sejuk dan sikapnya yang lemah lembut, tak heran dia disukai banyak orang dan berteman banyak. Dan inilah cerita hidup yang tidak semua orang tahu di balik keceriaan yang menghias wajahnya.

Sayup terdengar pasti pemutar musik miliknya yang dibelikan oleh Ayahnya kala dia menginjak usia dua belas tahun. Pemutar musik ini berwarna orange warna kesukaannya. Lagu yang sering dia dengarkan adalah.

I'm only one call away

I'll be there to save the day

Superman got nothing on me

I'm only one call away

Call me, baby, if you need a friend

I just wanna give you love

Come on, come on, come on

Reaching out to you, so take a chance

Potongan lirik lagu call away, Charlie Puth

Lirik demi lirik diresapi, membuat hati tenang dan nyaman mendengar lagu itu. Semua begitu indah saat yang menikmati tahu arti sebenarnya dalam lagu tersebut. Begitu banyak arti yang tersirat dari tiap baitnya. Ya, walaupun tentang asmara.

Gadis kecil itu adalah Calla Dwi Anjani anak kedua dari dua bersaudara. Dan ya, dia sangat manja bahkan dia tidak segan-segan menyuruh kedua orang tuanya semau sendiri. Sifat yang egois dan tak mau mengalah membuat dia tidak akrab dengan kakak satu-satunya yakni Melia Anandi. Usia mereka yang hanya berbeda tiga tahun, membuat mereka tumbuh besar bersama.

Calla terlahir prematur, mengakibatkan tubuhnya sangat lemah bahkan sering jatuh sakit. Tak heran di keluarganya sangat menjaganya sedemikian rupa dan semua keinginannya selalu dituruti tanpa terkecuali. Perlakuan itulah yang membuat dia di benci kakaknya sendiri.

Keegoisan yang memang telah melekat dari kecil membuat Calla tak menghiraukan perlakuan kakaknya itu. Bahkan terkadang Calla merasa bahagia bila dia yang melakukan kesalahan tapi yang kena marah itu kakaknya. Dia dengan santainya mengolok-olok di belakang badan Ayahnya. Dan inilah kebahagiaan Calla sebelum berganti kesedihan.

“Calla. Bangun shalat subuh dulu,” suara di balik pintu yang Calla tahu itu adalah Mamahnya.

“Calla sudah bangun Mah”

“Shalat”

“Iya Mah.” langsung saja Calla bergegas berwudlu.

“Ah mengganggu saja!,“ gumamnya.

“Apa Calla bilang! “

“Tidak Mah”

Rasa malas memang selalu menghantui bagi jiwa remaja. Begitu berat untuknya hidup dengan cekatan. Semua ingin dilakukan semaunya saja. Tanpa ada yang mengaturnya dan dia bebas untuk melakukan apapun.

Calla telah siap berangkat sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya masuk SMP sebagai siswi kelas IX. Calla di terima di SMP favorit yakni SMPN 1 Cempaka. Sangat sulit untuk bisa menjadi siswa di sekolah SMP ini apalagi masuk ke kelas A. Di SMP ini ada 9 kelas setiap angkatan yakni kelas A sampai I.

Bagi yang anaknya masuk kelas unggulan yaitu A sampai C mereka akan bangga. Tapi bagi yang anaknya mereka masuk ke kelas G sampai I mereka pasti memaksa anaknya untuk les disana sini. Agar tahun berikutnya dapat masuk ke kelas unggulan.

“Calla nanti kamu bawa makan siang ke sekolah ya.” Ayah menaruh tempat makan di dekat tangannya.

“Ayah. Calla sudah SMP masa masih dibawakan seperti ini”.

“Calla Ayah hanya tidak ingin Calla jajan sembarangan”.

“Tapi kenapa kakak tidak dibawakan kayak gini sewaktu SMP”.

“Kakak Calla kan sudah besar”.

“Saat itu juga usia kakak sama kayak Calla Yah! “.

“Calla kalo mau liat Ayah senang bawa ini. Kalo tidak biarkan saja ini disini,” Ayah beranjak pergi.

Calla benar-benar membiarkan kotak nasi tersebut tergeletak di tempat awalnya. Dia langsung menaiki sepeda barunya.

“Hay Calla,” Riska menyapa.

“Hay Ka”.

Ka itu panggilan Calla untuk Riska sahabatnya. Mereka tidak hanya berdua, ada satu lagi yaitu Sofa RA yang Calla sebut Nung. Sebenarnya ada satu sahabat yang benar-benar dekat dengan Calla dia adalah Tresna yang Calla sebut dengan Nana tapi sayang dia tidak masuk sekolah yang sama dia memilih untuk mendalami ilmu agama. Dunia pesantren. Oh tidak!.

“Nung. Ayo sudah setengah tujuh, nanti terlambat!.” Kata Calla.

“Iya tunggu bentar”.

Akhirnya mereka mengayuh sepeda dengan kecepatan yang lumayan. Gedung SMP sudah terlihat kelegaan menyelubungi mereka.

“Eh.. maaf tidak sengaja.” tiba-tiba sepeda Calla menyenggol pejalan kaki.

“Dia siapa ya.” Calla menduga.

Calla yang penasaran karena orang yang kesenggol oleh sepedanya tidak marah sama sekali, bahkan dia melempar senyum. Dan yang pasti orang itu satu sekolah dengan Calla.

Tak ada yang sepesial semua berjalan seperti biasa. Hanya saja ada yang aneh dengan teman sekelas Calla. Sikapnya tak seperti biasa, membuat Calla penasaran. Kejadian pagi tadi.

“Assalamualaikum.” Dengan senyum yang begitu saja merekah tanpa komando.

“Waalaikumsalam.” Ternyata ada Dian dan Deren.

Dian tengah duduk sedangkan Deren yang memang sedang berjalan langsung menoleh dan menyandarkan badannya pada tembok di dekatnya sambil menatap dan menjawab salam Calla.

Beberapa menit Calla memerhatikan sikap Deren yang aneh dia tetap pada posisinya dengan senyum tetap diperlihatkannya, sontak Calla menjadi salah tingkah.

“Deren”.

“Iya La”.

“Kamu kenapa?,” tanya Calla.

“Tak apa,” lalu melangkah menjauh dengan senyum simpul.

Drertttt...

Ponsel yang bergetar pertanda pesan masuk membangunkan Calla yang sedang bernostalgia masa di pagi hari tadi.

“Ah. Mengganggu saja. Siapa sih.” Ternyata nomor baru.

“Calla”.

“Calla,” Calla tetap mengabaikannya.

“Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam,” akhirnya Calla membalas pesan dari nomor itu.

“Ini aku Riyo, kenalkan?” memperkenalkan diri.

“Riyo siapa? Aku tidak punya teman namanya Riyo,” balas Calla.

“Riyo yang seangkatan kelas IX F Call,” jelasnya.

“?” balas Calla ketus.

“Masa tidak tahu. Aku yang sering pulang nebeng ke Ucil teman kamu. Dan yang tadi pagi kamu senggol pakai sepeda kamu ingat.” jelasnya.

“Oh..iya maaf ya”.

“Calla kok pesan aku baru kamu balas. Padahal aku sering mengirim pesan ke kamu dari kelas VIII semester dua.” dia menuntut jawaban.

“Oh.. iya maaf baru buka soalnya,” jawab Calla.

“Alasan yang tidak masuk diakal!”.

“MAAF”.

“Iya Calla di maafkan kok.” balasnya.

“hahaaa” balas Calla dengan tertawa.

“Riyo boleh kenal Calla kan”.

“Iya boleh”.

“Makasih”.

“Iya”.

“Jutek amat Calla”.

“Hahaaa” balas Calla.

“Calla lagi apa?,” tanyanya.

Balas membalas pesan itu pun berlangsung hingga menjelang magrib. Dan semakin intens saja semakin hari. Dan ujungnya pada hari itu.

“Calla ini ada panggilan masuk dari tadi.” Kata Riska yang sedang main ke rumah Calla.

“Dari siapa Ka?”.

“Tidak ada namanya”.

“Angkat saja Ka”.

“Assalamualaikum,” Riska mengangkat telponnya.

“Call ini dari Riyo”

Calla langsung menghampiri Riska dan merebut ponselnya. Riska dibuat kaget dengan tingkah Calla.

“Riyo. Ada apa Call”.

“Biarkan saja orang aneh”.

“Tuh telpon lagi”.

_Bersambung😊_

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus loh itu, belum ad lanjutannya t?

16 Apr
Balas

2 atau 3 hari ke depan insyaallah akan ada kelanjutannya

16 Apr



search

New Post