Miracles Of Diary, Duniaku Berwarna part 4
Keesokan paginya…
Kriiiiiiiiing
Alarm Zara berbunyi seperti biasa. Dan yah, Ibunya datang dan membangunkannya
”Zara, bangun!” panggil Ibunya
“Emmm 10 menit lagi…” balas Zara yang sangat mengantuk
“Hari ini Ibu masakin kamu panekuk lho” ucap Ibunya
“Hah, panekuk?” kaget Zara, yang sangat suka panekuk.
“Iya, mau nggak nih? Kalau nggak mau ya sudah, biar Ibu dan Mbak Anti saja makan” kata Ibu menakut-nakuti
“Eh, iya Bu Zara sudah bangun!” kata Zara sambil bangun dan merapikan tempat tidurnya. Ibu hanya tersenyum melihat kelakuan Zara.
Zara pun selesai mandi dan siap untuk sarapan.
“Ibu Zara sudah selesai mandi!” panggil Zara
“Ok, dan sekarang waktunya memberikan Tuan Putri panekuknya” kata Ibu, seolah memperlakukan Zara layaknya Tuan Putri.
Mbak Anti pun membuka tudung saji dan mengambil panekuknya, lalu menaruhnya dipiring. Dan memberikannya ke Zara
“Silahkan Tuan Putri yang cantik” kata Mbak Anti, sembari memberikan piring yang sudah diisi panekuk.
“Silakan di coba” kata Mbak Anti.
Ketika Zara mencoba kue itu, lalu….
“Waah, enak!!!!!’ teriak Zara kagum
“Rasanya enak! Kayak panekuk di restoran!” kata Zara tergiur.
“Mbak Anti dan Ibu memang yang paling pintar masak!” kata Zara mengacungkan jempol. Ibu dan Mbak Anti hanya tertawa…
***
Ketika Zara sudah selesai memakan panekuknya lalu Ibu memberikannya kotak bekal berisi sandwich. Ya, seperti biasa Zara selalu murung ketika dia dibawakan kotak bekal.
Tapi ada sesuatu yang kurang.
“Lho, uang jajanku mana?” tanya Zara
“Kali ini uang jajanmu tidak Ibu kasih” kata Ibu Zara lembut
“Lho, kenapa?” tanya Zara balik
“Zara, apa jadinya kalau Ibu terus menerus memberikanmu uang jajan? Bayangkanlah suatu ketika Ibu tidak lagi memiliki uang dan tidak bisa memberikanmu uang jajan lagi, tidak enak kan?” ucap Ibu Zara. Zara hanya bisa memasang raut muka murung.
“Hump…Baiklah…” kata Zara sambil berjalan kaku menuju mobil…
***
Sesampainya di sekolah…
“La, la, la” Zara sedang berjalan menuju kelas dengan bersenandung. Saat sedang menuju kelas, tepat sekali diambang pintu, Hana muncul didepan Zara.
“Huuh, ngapain kamu disini?” tanya Zara dengan menatapkan matanya ke Hana bingung…
Hana hanya memutarkan bola matanya sekitat 180 derajat.
“Jelas untuk mengajarimu” kata Hana dengan penuh berani dan membuat Zara menaikkan sedikit alisnya bingung.
“Apa? Mengajarku? Aahh, jangan terlalu bersemangat, Bu Lina kemarin itu hanya bercanda…” kata Zara sepele dengan kata-kata Hana.
Lalu Hana memberikan Zara sebuah kertas.
“Haah, apa ini? Kertas persyaratan?” kaget Zara
Zara pun membaca kertas itu dan kaget, karena dalam surat itu dibilang bahwa dia harus belajar dengan Hana, yang benar saja itu surat persetujuan mengajar Zara dari Bu Lina.
“Apa ini….?! Kenapa aku harus belajar denganmu” omel Zara
“Tidak usah mengomel, ayo, saat istirahat nanti kita akan mulai belajar!” ajak Hana sambil meninggalkan Zara.
“Hump, baiklah, sial sekali…” kata Zara kesal namun pasrah
“Hey, Zara….” Kata Sherin tiba-tiba
“Aaaaagh, siapa kamu?!?!” kaget Zara
“Ini aku woy” timpal Sherin lagi.
“Liiiiih, kamu nih, nakutin tahu!” omel Zara
“hehehe, maaf ya” balas Sherin meminta maaf.
“Oh, ya, tadi aku dengar, kamu harus belajar sama Hana ya?” tanya Sherin
“Iya, entah kenapa, Bu Lina memintaku belajar dengannya” keluh Zara, sambil duduk ke kursinya.
“Waah, keren!” kata Sherin.
“Haah?” balas Zara.
“Keren dong, bisa nambah ilmu, aku juga mau daftar ah, Hana…..!!!!” kata Sherin, sambil menuju ke meja belajar Hana. Zara bingung, kenapa Sherin juga mau diajarkan dengan Hana?....
Kriiiiiiiing
Bel kelas berbunyi, kali ini bukan belajar dengan Bu Lina, melainkan dengan Bu Anisa.
“Selamat pagi anak-anak” sapa Bu Anisa lembut.
“Selamat pagi Buuu!!!!!!!!” balas kami kompak.
“Hari ini, kalian akan akan menulis jurnal harian ya!” kata Bu Anisa menjelaskan.
“Sudah, kuduga hari ini ada pelajaran menulis jurnal harian” batin Zara dalam hati.
“Sekarang ambil buku jurnal harian kalian” kata Bu Anisa. Baru saja Zara bangkit dari kursinya untuk mengambil jurnal hariannya, Tiba-tiba Bu Anisa memanggil.
“Zara, Sherin, dan Hana” panggil Bu Anisa
“Iya Bu?” tanya mereka balik.
“Kalian dipanggil dengan Bu Lina, dan harus pergi ke ruang guru, ruangan Bu Lina ya!” jelas Bu Anisa.
“Iya Bu” jawab mereka….
“Hmmm, kira-kira, kenapa ya, kami dipanggil?” batin Zara dalam hati.
Sesampainya di ruang guru. Zara dan Sherin segera pergi ke ruang Bu Lina.
“Assalamualaikum, Bu Lina!” sapa kami masuk.
“Waalaikumussalam, iya ayo masuk” balas Bu Lina.
“Jadi, kenapa Ibu memanggil kami kemari?” tanya Hana.
“Ibu ingin membicarakan tentang Zara, murid yang akan kau ajarkan hari ini” jawab Bu Lina.
“Oh, iya Bu?” tanya Zara yang mendengar percakapan itu…
“Zara kamu sudah tahu kan, bahwa kau akan diajari oleh Hana?” tanya Bu Lina.
“I, iya Bu” jawab Zara sambil menatap Hana dengan tajam. Sementara Hana hanya memutar bola matanya.
“Bagus, dan Ibu dengar Sherin juga mau ikut?” tanya Bu Lina lagi.
“Eh, iya Bu” jawab Sherin, yang tiba-tiba saja nongol.
“Ooooh, okey, dan Hana…” panggil Bu Lina kepada Hana.
“Ini!” kata Bu Lina, seraya menyerahkan sebuah buku.
“Lho, ini buat apa Bu?” tanya Hana heran.
“Ini buku pelajaran untuk para murid-muridmu nanti” jawab Bu Lina berbisik-bisik.
“Hihihi, murid-muridku? Kayaknya cocok deh dipanggilnya kayak gitu Bu” jawab Hana terkekeh. Ya, berhubung dia adalah anak kesayangan semua guru, jadi… Dia bisa bersahabat dengan guru-guru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
panjang banget...tapi bagus kok
hehehe, ya gitu deh