Miracles Of Diary, Dimana aku? part 1
Kriiiiiiing……..
Pagi ini cuaca cerah, sinar matahari pagi menerobos masuk ke tempat tidur Zara, membuat mata Zara perlahan terbuka, padahal pagi ini Zara merasa malas sekali untuk bangun, Zara merasa lelah karena kemarin dia benyak belajar, Zara ingin tidur sebentar lagi, tapi sinar matahari itu langsung kematanya,…
Zara berdiri dari tempat tidurnya kemudian menarik penutup jendela yang ada disitu tanpa berniat untuk bangun, kemudian Zara kembali ke tempat tidur untuk melanjutkan tidurnya.
Perlahan kembali memeluk bantalnya dan menarik selimutnya,..
Tiba-tiba….
“Hana….. Bangun…” Suara orang memanggil di balik pintu kamar.
“Hanaaaa…..” diketuk lagi
“Hanaaaaaaaa…. Ibu bilang bangun, apa kamu tidak sekolah hari ini?..” Suara itu semakin keras saja…
Zara merasa kesal, suara itu mengganggunya, Zara pun akhirnya bangun dan turun dari tempat tidurnya untuk membuka pintu dan niatnya ingin sekali marah ke Mbak Anti karena berteriak memanggil didepan pintu kamarnya, biasanya juga Mbak Anti langsung masuk saja ke kamar Zara tanpa harus manggil-manggil dari luar begitu dan mengganggu tidur Zara.
“Mbak Anti….. Kenapa sih ribut banget….” Gerutu Zara sambil membuka pintu kamarnya.
Disaat pintu terbuka….
“Lohh…. Si siapa ya….? Mbak Anti mana? Tanya Zara bingung.
“Kenapa kamu belum bangun sampai jam segini? Apa kamu lupa kamu harus sekolah pagi ini? Cepat bersiap, Ibu akan antar kamu kesekolah lebih cepat hari ini, karena sekalian Ibu mau ke tepat les kamu jam 8 untuk registrasi ulang kemarin kan sudah naik level, Oh iya… Nilai kamu yang terbaik loh Hana…, Ibu jadi semakin bangga sama kamu…”
Zara masih bingung, dia gak menjawab apapun cuma bengong…
“Hana… Kok malahan bengong… Ayo buruan mandi, Ibu tunggu untuk sarapan ya…” Ibu pun berlalu dengan Zara yang bingung..
“Siapa Ibu itu?... Hana…? Ohhh… Ibu tadi Ibunya Hana ya..? Ngapain cari Hana pagi-pagi kesini?” Zara masih bengong.
“Baiklah lebih baik aku mandi saja,.. "
“ Zara pun membalikan tubuhnya berniat menuju kekamar mandi tapi tiba-tiba langkah kaki Zara terhenti.
“Hah…. Dimana Aku..? Ini bukan kamarku……??????...”Mendadak Zara menyadari sesuatu.
Zara pun terkejut, melihat kamarnya tidak sama seperti biasa.
“Haah, dimana aku? kenapa kamarku berbeda?” kaget Zara semakin bingung.
“Hana ayo cepaaaat!!!” Ibu masih memanggil,
“Hana? Tapi aku Zara?” balas Zara. Dia menatap sekeliling, dan ia tersadar ada yang salah disini, Zara mulai panik
“Oh tidakkkkkkk!,…….” Zara histeris
“Apa-apaan ini…. Kenapa aku menjadi Hana!!!” teriak Zara, sambil menghadap ke cermin.
“Ke, kenapa ini bisa terjadi? Bagaimana bisa aku berada dikamar Hana? Bahkan berubah menjadi dirinya?!?!?!?!….”
“Hana, ayo cepat! Nanti kamu terlambat!!!” suara itu kembali terdengar, bahkan, lebih keras lagi.
Zara masih bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, dia masih bingung kenapa bisa dia berubah menjadi Hana, apa dia sedang bermimpi?
Kemudian Zara berusaha kembali ke tempat tidurnya, mencoba memejamkan matanya untuk kembali tidur, dan tak lama Zara membuka matanya lagi, dan berlari kembali ke cermin, dan melihat wajahnya kembali dan tetap wajah Hana yang dilihatnya..
“Kenapa begini..” Zara memukul wajahnya pelan, berharap ini sebuah mimpi dan halusinasi nya saja..
Tapi ternyata semua bukan mimpi, ini kenyataan, Pipi Zara sakit dipukul tangannya sendiri.
Zara pun hanya diam memandang wajah Hana didepan cermin itu, fikirannya buntu, bingung.
“Hana……, Buruan dong…. Nanti kamu terlambat kesekolah…” Suara Ibu memanggil semakin kerasss…
“Eh, I, iya!” balas Zara tanpa pikir panjang. Dia pun segera mandi, ganti baju lalu turun kebawah, ups, mungkin lebih tepatnya ke ruang tamu
Zara bingung mencari ruang makan untuk sarapan pagi ini, seperti tadi Zara juga bingung mencari dimana letak kamar mandi dan lemari tempat Hana biasa menyimpan baju seragam sekolahnya, melihat rumahnya tak ada tangga, kamar Hana yang letaknya tepat di depan ruang tamu membuat Zara dengan mudah menemukan Ibu Hana yang sudah sejak tadi menunggunya untuk sarapan bersama.
Ketika Zara makan, dia bertanya kepada dirinya sendiri
“Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa seperti ini?” gumam Zara dalam hati…
Zara sudah selesai makan, dan ingin berangkat ke sekolah. Dia melihat, tasnya begitu polos warna merah…
Zara pun segera berangkat ke sekolah, dan mengucapkan salam
“Ibu…. Zar, eh maksudnya Hana pergi dulu ya!” salam Zara, mengganti identitasnya…
"Iya, tadi kan Ibu bilang mau anterin kamu kesekolah Hana, ayo kita berangkat bareng.." balas Ibu Hana
Sepanjang jalan menuju ke sekolah Zara hanya terdiam, Zara bingung harus bicara apa dengan Ibunya Hana. Zara bahkan belum pernah berkenalan dengan Ibu Hana sebelum nya..
Untung sekolahnya tidak jauh dari rumah, sehingga Zara tidak perlu berlama-lama duduk berdekatan dengan Ibu nya Hana seperti ini.
Sesampainya di sekolah..
“Hai Hana!” panggil Sherin
“Oh Sherin, hai!” sapa Hana balik
“Tumben kamu baru sampai, biasa nya kamu paling pertama datang ke sekolah” ucap Sherin,
Zara hanya diam bingung harus memberitahu Sherin tentang ini atau tidak, bagaimana jika Sherin bingung? Karena sebenarnya Zara sendiri juga bingung dengan kondisinya sekarang. Kenapa bisa begini? Dan ada dimana tubuh nya sekarang... Zara masih sangat bingung.
“Oh ya, maaf ya, perkataan Zara kemarin, itu pasti menyakitkan” Sherin melanjutkan obrolannya.
“Haah? Memang ada apa kemarin?” tanya Zara, maksudnya Hana, kebingungan
“Lho, tapi kemarinkan, Zara bentak-bentak kamu? Masa kamu sudah lupa sih kejadian kemarin” ucap Sherin heran
Zara jadi ingat tentang kejadian itu, dan langsung pura-pura sedih.
“Iya, kemarin cukup menyakitkan sih, tapi, ya, begitu lah, mungkin Zara sudah bosan belajar denganku” ucap Hana, alias Zara.
"Bukan begitu Hana, Zara memang sering bilang kalau dia tidak suka belajar, tapi dia tidak pernah bilang padaku kalau dia bosan belajar dengan mu.. " Balas sherin
"Ohhh begitu ya.. Semoga sajalah......"
“Ugh, aku menghina diriku sendiri, sungguh menyebalkan!” gumam Zara dalam hati…
Ketika dikelas…
Zara melihat, kursinya ditempati dirinya sendiri (maksud diri sendiri itu, maksudnya Hana) sementara Zara duduk di kursi Hana,
“Hai Hana!” panggil Zara, namun, tidak ada sahutan, ya, tentu saja, karena dia memanggil dirinya sendiri…
“Kalau begitu, coba aku panggil Zara? Kira-kira ada sahutan tidak ya?” bisik Zara, dia pun memanggil tubuh Zara yang sedang duduk trnang di bangkunya.
“Zaraaa!” panggil Zara keras,
Namun tubuh Zara tidak menjawab, dia terus saja berbicara dengan Sherin, yang dianggap sebagai sahabatnya.
Zara yang melihat hal itu, jelas kebingungan.
Kriiiiiiiiiing
Bel berbunyi, dan untuk hari ini, kelas akan belajar tentang olahraga.
“Selamat pagi Anak-anak” Hari ini kita akan belajar olahraga estafet” ucap Pak Rizqi
“Aduuh, pelajaran olahraga ya, gimana nih kalau nilainya jelek lagi?” ucap tubuh Zara. Sherin pun segera bertanya
“Apa? Kau meledekku? bukannya nilai kamu selalu bagus ya, kalau olahraga?” tanya Sherin ke Zara
“Aku tidak pintar dalam pelajaran olahraga” balas Zara
Sementara di meja yang lain,
“Asyiiik, pelajaran olahraga lagi! Kali ini, nilaiku pasti bagus lagi!” sahut Hana yang tidak lain adalah Zara.
Saat mereka akan pergi ke kelas olahraga, tiba-tiba mereka melihat ada anak berkuncir dan sedang menuju ke kelas olahraga juga
“Siapa anak itu?” bisik Sherin kepada tubuh Zara
“Tak tahu” balas tubuh Zara
Ketika kelas olahraga dimulai, Zara, Hana, dan Sherin, mulai di urutan estafet pertama.
Baru saja Zara mulai, hasilnya kacau sekali!!!...
“Ba, bagaimana bisa? Siapa yang memakai tubuhku, kenapa hasilnya kacau sekali??” Apa jiwa nya Hana beneran ada didalam tubuhku? kaget Zara,
"Tapi kalau difikir Hana memang kurang di pelajaran Olah raga... Apa dia beneran Hana?" Gumam Zara dalam hati.
Giliran Zara untuk berlari, dia berlari sekencang mungkin menggunakan tubuh Hana, dan menjaga keseimbangan, hingga akhirnya Hana menjadi juara 1 pada pelajaran olah raga kali ini.
“Hana, dapat nilai 100” kata Pak Rizqi
Zara tersenyum di dalam tubuh Hana, sedang teman yang lain hanya memandang bingung ke arah tubuh Zara yang mendapat nilai terburuk di pelajaran olah raga kali ini.
***
Ketika kelas olahraga selesai, Sherin, dan tubuh Zara, segera pergi ke kelas dengan bergandeng tangan. Zara yang asli, melihat jelas hal itu dan marah sekali…
“Argh, dia bergandeng tangan dengan sahabatku aku harus bertindak!” bisik Zara marah
Ketika Zara berlari dan ingin mendekati mereka berdua untuk melepaskan gandengan tangan mereka, tiba-tiba saja, benak Zara terpikir…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus lanjut terus..ya khansa
Khanza maksudnya
maaf aku ga posting cerita lagi...
Thanks ya kak... Atas suportnya :)