Aku dan Buku
Aku dan Buku
Oleh: Vina Dzakiyyatun Nisa’
MIN 02 Jember, Jawa Timur
Semenjak adanya Covid-19, belajar dilakukan dari rumah. Perasaan jenuh ada. Tapi, tak membuatku patah semangat. Awalnya, bingung dan belepotan. Bila tidak mengerti akan suatu materi, terus siapa yang akan menjelaskannya? Lama-lama bosan dan jenuh, pasti ada. Beruntung, aku punya ayah dan ibu yang mengerti pendidikan. Beliau berdua sama-sama menjadi guru. Bila aku mengalami kendala dalam belajar, beliau yang menjelaskannya. Fasilitas dan perlengkapan yang berhubungan dengan belajar dari rumah (BeDaRu) pun dipenuhi. Seperti buku sumber, laptop, HP, apalagi wifi.
Sebulan, dua bulan, rasa rindu kepada bapak/ibu guru dan teman sekolah mulai terbelesit di benak. Mau bermain dengan teman di sekitar ada rasa takut, karena situasi yang tidak memungkinkan. Hanya sebatas say hallo saja. Berbincang dengan mereka, melalui wathshap dan video call. Bagaimanapun juga harus mengikuti anjuran pemerintah.
Mewabahnya Covid-19, ternyata ada dampak positif dan negatifnya. Dampak negatif, tidak bisa bertemu dan bermain dengan teman di sekolah secara bersama. Belajar yang dilakukan secara online banyak mengalami kendala. Jaringan internet yang kurang bagus dan paket data yang terbatas, membuat belajar terhambat. Tidak semua teman memiliki android yang support akan aplikasi yang digunakan. Bila belajar dilakukan secara luring, tuntutan belajar yang tinggi menuntut harus menyelesaikan tugas yang diberikan guru tepat waktu. Selain itu, bila belajar secara mandiri dan berbantuan google mengakibatkan kesenjangan antara guru dan siswa. Bila keluar rumah, harus mematuhi protokol kesehatan. Selalu mencuci tangan, menggunakan sanitizer, memakai masker, social distancing, dan rapid test. Tak lupa pula selalu berdo’a agar terhindar dari segala penyakit dan selalu diberi kesehatan
Adapun dampak positif dari wabah Covid-19, siswa dituntut belajar berbasis IT. Belajar bersama siapapun, kapanpun, dengan prasarana apapun, dan di mana pun. Hal tersebut melatih kemandirianku dalam berkolaborasi. Bantuan kartu perdana kuota internet diberikan oleh pemerintah, sehingga dapat meringankan beban orang tua dalam memfasilitasi anaknya dalam belajar.
Seperti halnya yang dilakukan ayah dan ibu kepadaku. Tak hentinya aku dimotivasi untuk rajin belajar dan berkarya. Kegiatan sehari-hariku terjadwal dengan apik. Tujuan mereka mendisiplinkanku agar tidak bosan di rumah. Belajar dan mengerjakan tugas, harus tepat waktu. Apalagi mengerjakan salat wajib dan mengaji, jangan sampai lalai sedikitpun. Biasanya belajar bersama ibu dan bapak guru di sekolah pagi sampai siang, kini harus belajar dengan ayah dan ibu sepenuhnya di rumah.
Pada suatu ketika, aku sedang asyik memainkan HP, ibu menghampiriku. Ibu menyampaikan bahwa ada webinar yang tepat untuk belajar menulis untuk menghasilkan karya buku. Dari itulah aku antusias untuk mengikutinya. Aku pernah tahu webinar yang sejenis diikuti oleh kakakku. Webinar tersebut diselenggarakan oleh Media Guru Indonesia, SasiSabu namanya. Alhasil, aku memenangkan kuis yang dielenggaran oleh webinar tersebut. Hadiah berupa beasiswa pendidikan berupa mengikuti daring dan bimbingan menulis secara gratis. Daring dilaksanakan tiga kali berupa teori, serta mendapat bimbingan selama sebulan sampai menghasilkan karya buku melalui Wathshapp Group (WAG). Buku tersebut dapat diterbitkan dan ber-ISBN. Kerennya bukan main kan? Waktu yang diberikan tersebut harus benar-benar dipatuhi, agar karya dapat dihasilkan. Tanpa adanya motivasi yang kuat, maka mustahil karya akan tercipta.
Keseharianku yang berkutat dengan HP yang tidak jelas arah tujuannya, kini mulai beralih belajar menulis. Memang sih, menulis gampang gampang susah. Bila terus berlatih, maka lama-lama akan menjadi terbiasa. Hal tersebut selain motivasi dari orang di sekitar, juga karena kebiasaanku yang suka mengoleksi buku. Aku sering beli buku bacaan sebagai teman dalam kesendirianku, maupun sebagai referensi dalam belajar.
Kini, buku perdana soloku dalam proses. Ternyata, menulis itu asyik dan menyenangkan. Aku terobsesi ikut karena keseharian melihat ibuku menulis dan menghasilkan karya. Sepertinya, ibuku menjalaninya dengan santai dan suka cita. Hal tersebutlah yang membuatku lebih semangat untuk berkarya. Bersemangat untuk meniru dan mencoba. Apalagi kakakku, dia juga mengikuti jejak ibu menjadi penulis. Karya sudah dihasilkannya. Sehingga membuatku iri untuk segera menghasilkan karya seperti bukunya. Hal tersebut memang butuh waktu tidak singkat. Aku masih tertatih-tatih belajar merangkai kalimat.
Menulis sebuah karya, tentunya tidak terlepas dari sering membaca. Baik membaca melalui buku, majalah, koran dan media cetak lainnya. Selain itu, dapat juga dengan membaca melalui internet. Informasi pun dapat diperoleh dari komunikasi dengan orang lain, sehingga menambah pengetahuan. Dengan membaca, akan memperkaya kosakata untuk dirangkai menjadi kalimat. Dengan membaca, maka akan aku tembus dunia. Dengan membaca aku dapat mengetahui segalanya. Dengan membaca, aku dapat berteman dengan siapa saja dan dari mana saja. Slogan itu membuatku bersemangat dalam belajar. Aku gantungkan cita-cita setinggi-tingginya demi masa depanku nanti. Aku berharap, masa kehidupanku akan bermanfaat bagi banyak orang. Apalagi karya berupa buku, maka akan selalu hidup sepanjang masa. Karena karya tersebut akan selalu dibaca dan dikenang oleh pembacanya. Semoga wabah Covid-19 ini segera berlalu.
PROFIL PENULIS
VINA DZAKIYYATUN NISA’, adalah anak perempuan yang lahir di Kabupaten Jember pada tanggal 14 April 2008. Dia adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Dia putri dari ayah Masudi dan Ibu Ummi Royhana.
Kini, dia duduk di bangku kelas VI pada MIN 02 Jember. Dia meraih prestasi juara 1 lomba catur tingkat kecamatan Balung tahun 2019. Juara 2 tingkat kabupaten Jember tahun 2019.
Dia dapat dihubungi melalui WA 085334597651/085336180394. E-mail [email protected]. FB Vina Dzakiyyatun Nisa’.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar