Membagi waktu itu penting. Bila tidak memanfaatkan waktu dengan baik, maka akan ada yang terbengkalai. Waktu itu ibarat pedang. Bagaimana dengan pedang? Pedang itu tajam. Akan melukai siapa saja yang memainkannya. Hih, miris ya.

Keseharian, Nisa dibelajari oleh ibu untuk menjadwal kegiatan di rumah, di sekolah, bermain, dan belajar. Ibu suka menjadwal semua kegiatannya. Ibu selalu memberi contoh bila menjadwal kegiatan. Bila Nisa lengah, maka ibu sigap mengingatkannya. Nisa pun tidak luput dari amarah ibu bila tidak disiplin waktu. Apalagi dalam hal shalat wajib. Tidak lepas dari pantauan ibu.

Saat adzan Shubuh, ibu selalu membangunkan Nisa untuk shalat Shubuh. Usai shalat Shubuh, Nisa disuruh menyapu rumah dan mandi. Bila tidak libur sekolah, ibu langsung menyuruhnya mandi untuk bersiap pergi ke sekolah. Shalat Dhuhur dikerjakannya di sekolah secara berjamaah. Sepulang sekolah, Nisa ganti pakaian dan makan siang. Setelah itu, dia pun tidur siang meski tak seberapa lama. Bangun tidur siang, dia langsung bersiap shalat Ashar. Usai shalat Ashar, dia membantu ibu untuk membersihkan rumah dan halaman. Setelah itu mandi dan menunggui shalat Maghrib tiba. Disela-sela itu, Nisa mengisinya dengan kegiatan santai. Terkadang bermain catur dengan kakak (bila berada di rumah), terkadang dengan ayah. Usai shalat Maghrib, dia mengaji bersama Ayah sampai menjelang shalat Isya'. Usai shalat Isya', dia belajar didampingi oleh ibunya. Dirasa sudah cukup, belajarnya pun diakhiri. Kemudian Nisa mempersiapkan perlengkapan sekolahnya, lalu tidur malam. Begitu seterusnya. Selain jadwal wajib, Nisa pun mempersiapkan jadwal yang bisa berubah menyesuaikan kondisi dan keadaan.