Bermain catur, ternyata asyik juga. Siapa saja yang memainkannya, serasa lupa waktu. Kebanyakan yang memainkan catur biasanya orang laki-laki. Tak heran bila ibu sering memarahi Nisa saat bermain catur.

"Nisa, ayo berhenti bermain caturnya. Kamu kan perempuan. Masa, kamu bermain catur. Ayo, belajar saja." Ujar ibu sambil memarahinya.

Bertolak belakang dengan ayah. Nisa selalu diajaknya bermain catur saat ayah sedang sendiri. Biasanya bermain dengan kakak. Karena kakak sedang di pesantren, maka tidak menutup kemungkinan Nisa jadi sasaran untuk menemani ayah bermain. Ayah telaten mengajari Nisa bermain catur. Hitung-hitung, bila Nisa mahir maka bisa menemani ayah setiap saat bermain catur.

Nisa pun tidak menyia-nyiakan waktu baik tersebut. Dia mencoba memahami tahap demi tahap dalam memainkannya. Dari bekal itulah, bila di sekolah, Nisa bermain catur dengan teman-temannya. Begitu pun seterusnya.