The Mystery of Nisa's New Dormitory [Full]
The Mystery of Nisa’s New Dormitory!
Misteri Asrama Baru Nisa!
#1 Asrama Lama Nisa
Kriiiing...
Bel asrama berbunyi keras. Membuat seluruh murid masuk kelas dengan tertib. Pelajaran bahasa arab akan segera dimulai.
Nisa sang ketua kelas menunggu kedatangan ustadzah. Tapi, ustadzah tak kunjung datang, Nisa pun kembali duduk di kursinya.
Nisa's POV
Namaku Nisa Salsabila. Biasa dipanggil Nisa.
Aku mempunyai sahabat bernama Kania Khansa. Dia biasa dipanggil Kania.
Aku adalah ketua kelas. Sedangkan, Kania adalah wakil ketua kelas.
Skretaris di kelasku adalah Laila Zahida. Tulisan dia sangat bagus. Dia juga sangat rajin, jadi dia dipilih untuk menjadi skretaris. O iya, dia biasa dipanggil dengan nama Laila.
Sekian perkenalan tentangku dan 2 sahabatku.
---
Tiba-tiba, masuk ustadzah Naya. Tampaknya dia membawa sesuatu.
"Assalamu'alaykum anak-anak!" Sapa ustadzah Naya ketika memasuki kelas 9 atau 3 SMP itu.
"Wa'alaykumussalam ustadzah!" Balas kami semua hampir serempak.
"Ustadzah akan membagikan surat pengumuman. Nisa! Kania! Tolong bantu bagikan!" Perintah ustadzah Naya.
Nisa dan Kania pun segera membantu ustadzah Naya membagikan surat pengumuman. Mereka berdua langsung membagikan kertasnya ke seluruh murid.
"Baiklah, silahkan dipahami isi suratnya!" Perintah ustadzah Naya kepada seluruh murid.
"Kalau sudah, isi data yang ada di halaman selanjutnya! Kemudian, Nisa dan Kania mengumpulkan semua kertasnya dan kasih ke ruang guru!" Perintah ustadzah Naya berturut-turut.
"Baik!" Jawab semuanya.
Mereka semua memahami isi suratnya, kemudian mengisi data yang ada di halaman selanjutnya.
Isi suratnya seperti ini:
Assalamu'alaykum anak-anak!
Bagaimana kabarnya? Semoga baik selalu ya!
Hari ini, kita libur sekolah! Tapi, kalian ada kegiatan. Kegiatannya akan dilaksanakan di lapangan bawah ya! Silahkan berkumpul di bawah kalau sudah mengisi data yang ada di halaman selanjutnya!
Tetap semangat ya!
Wassalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh!
Salam,
Wali kelas
---
Beberapa menit kemudian,
Satu persatu menaruh kertasnya di meja Nisa dan Kania, meja persahabatan itu.
Mereka berdua memang bersebelahan duduknya agar kalau semua ingin mengumpulkan, langsung taruh saja di meja itu. Laila juga duduk dengan mereka berdua.
"Baiklah, semua sudah mengumpulkan?" Tanya Nisa.
"Sudah!" Jawab seluruh murid yang ada di kelas itu.
Nisa dan Kania pun merapihkan kertasnya. Ditumpuknya kertas-kertas itu dan kemudian dibagi dua. Satu Nisa dan satu tumpukan lagi untuk Kania. Mereka berdua pun segera ke ruang guru.
Di ruang guru, tampak kak Vira dan kak Lina. Mereka sepertinya juga ingin mengumpulkan kertas data itu.
"Ini ustadzah" Kata Nisa dan Kania sembari memberikannya kepada ustadzah.
"Terima kasih, Nisa, Kania!" Ustadzah Naya berterima kasih kepada dua anak pandai dan baik itu.
"Sama-sama! Kami berkumpul di lapangan dulu ya!" Balas Nisa dan Kania sembari pamit menuju lapangan.
"Siip"
Setelah keluar dari ruang guru, mereka kembali ke kelas. Mereka berdua menyuruh seluruh murid yang ada di kelas itu untuk keluar dan turun ke lapangan.
Setelah semua murid dari kelas 3 SMP dan 1 SMA berkumpul di lapangan, kepala sekolah asrama tersebut mulai membagikan pengumuman.
"Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh! Bagaimana kabarnya anak-anak? Semoga pada baik ya! Kali ini, ustadz ada pengumuman nih. Jadi, kalian harus mengisi data di sebuah website yang telah dibuat. Untuk kali ini, yang mengisi adalah kelas 3 SMP dan kelas 1 SMA! Yang berkumpul disini hanya 2 kelas itu 'kan?" Kalimat demi kalimat dilontarkan oleh kepala sekolah asrama tersebut. Tak lupa, dibertahu juga nama websitenya.
Akhirnya, mereka semua kembali masuk.
Nisa, Kania, dan Laila yang satu kamar kembali ke kamar mereka.
"Eh, kok tumben banget ya? Sekolah diliburkan, padahal cuma ada tugas kayak gitu doang?" Tanya Laila.
"Entahlah. Tapi, bukannya enak kita libur?" Jawab Kania.
"Hahaha, iya juga sih. Eh, tapi bukannya kemarin katanya nanti sore ada dauroh?" Tanya Nisa setelah tertawa kecil.
"Lho, katanya libur. Aku gak tau juga sih, tunggu aja nanti." Jawab Kania.
"Ok!" Balas Nisa dan Laila.
Mereka pun mengerjakan tugas mengisi data tersebut.
Setelah selesai, mereka pun tidur karena hari sudah mendekati siang. Mereka hanya tidur selama 1 jam. Dari jam 11.00-12.00, atau zhuhur.
---
Azan zhuhur berkumandang.
Mereka bertiga mengantri untuk berwudhu, kemudian sholat berjama’ah. Setelah sholat mereka menambah hafalan. Ya! Mereka tetap menambah hafalan walaupun libur. Setelah menambah hafalan, mereka tidur kembali karena Lelah.
---
Azan ashar berkumandang. Nisa, Kania, dan Laila pun terbangun dari tidurnya. Kini, mereka sudah semangat kembali.
Mereka mengantri di kamar mandi yang ada di kamar mereka. Sesuai siapa yang bangun lebih dulu.
Setelah mengambil wudhu, mereka bertiga sholat berjama’ah bersama. Setelah itu, semuanya pada melakukan kegiatannya masing-masing.
Nisa mengaji. Kania mandi. Laila menulis diary.
Itu memang sudah menjadi kebiasaan mereka. Nanti, kalau Kania sudah selesai mandi, Nisa mandi, Kania menulis diary, Laila mengaji.
Kemudian nanti gantian lagi. Nisa menulis diary, Kania mengaji, Laila mandi.
Begitu terus mereka bergantian melakukan pekerjaan setelah sholat ashar berjama’ah. Kegiatan itu dilakukan bergantian agar mempersingkat waktu.
Selesai mengerjakan pekerjaan, mereka semua ingin mengobrol santai. Bagi mereka, ini adalah waktu emas untuk mengobrol. Ya! Jarang-jarang mereka bisa santai seperti saat ini.
Tapi, tiba-tiba,
“Anak-anak! Mohon untuk berkumpul di masjid! Akan ada pengumuman penting buat kalian!” Perintah suara itu.
“Apa?! Bukankah katanya libur? Jangan-jangan ada dauroh! Huft!” Keluh Laila.
“Lai, biasanya paling rajin. Kok tiba-tiba mengeluh gitu?” Goda Kania.
“Hehe… Aku ‘kan juga butuh istirahat Kania!” Balas Laila.
“Eh, ayo siap-siap! Malah ngobrol! Ini bukan saatnya ngobrol! Ayo, cepat! Aku udah siap nih,” Celetuk Nisa mengingatkan.
“Siap!”
Kania dan Laila pun mempersiapkan diri. Beberapa menit kemudian, mereka sudah siap untuk ke masjid.
“Ayo kita ke masjid!” Ajak Laila bersemangat.
“Ayo!” Balas Nisa dan Kania.
Mereka pun segera turun ke lantai satu, dan menuju masjid yang berada di sudut lapangan. Berjalan biasa, dan memasuki masjid dengan tenang.
Semua pun berkumpul. Laki-laki di sebelah kanan, dan yang perempuan di sebelah kiri.
Setelah mengucapkan salam, ustadz pun mulai memberikan pengumuman, “Anak-anak! Minggu depan kita tidak ada pelajaran. Kita hanya akan dauroh setiap sore. Semangat ya!”
---
Beberapa menit kemudian, setelah semua mengerti, mereka balik ke asrama, kembali ke kamar masing-masing.
Nisa, Kania, dan Laila langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur setelah mereka memasuki kamar.
“Pengumuman segitu aja, harus jalan jauh” Keluh Laila
“Iya, kenapa gak pakai surat aja gitu, besok dikasih?” Tambah Kania
“Sabar kali! Kita ‘kan di sini mau menuntut ilmu. Masa malas-malasan gitu?” Nasihat Nisa
“Bener juga ya! Kalau kita malas-malasan, berarti, apa tujuan kita ke asrama ini?” Celetuk Kania
“Hm… ok! Sekarang kita cerita-cerita yuk!” Ajak Laila
“Ayo!”
Mereka bertiga pun melanjutkan kegiatan sore itu dengan bercerita.
Mereka memang sahabat yang baik!
#2 Les Robotik
2 tahun kemudian…
Tertulis pada kertas yang diberikan oleh ustadzah Syifa, sebuah pengumuman yang membuat Nisa, Kania, dan Laila sangat senang.
Isi surat pengumuman tersebut adalah… tentang les yang diadakan asrama, tapi les itu tidak wajib.
Anak-anak! Asrama kita mengadakan les. Les yang diadakan akan dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu, pukul 07.00 AM s.d 09.00 AM.
Bagi yang berminat ikut, silahkan isi data berikut ini!
Les Robotik
Nama:
Umur:
Kelas:
Bersedia mengikuti les sampai akhir (Ya/Tidak):
Terima kasih telah mengikuti les yang diadakan!
Melihat kata ‘robotik’, Nisa dan 2 sahabatnya langsung melompat kegirangan. Mereka sangat senang jika ada les robotik. Ya! Mereka memang menyukai alat elektronik, apalagi kalau buatan sendiri. Pasti lebih menyenangkan!
Nisa, Kania, dan Laila langsung mengisi formulir les itu, dan memberinya ke ruang guru.
-
Beberapa hari kemudian, mereka bertiga mendapatkan panggilan dari guru mereka, ustadzah Syifa.
Di ruang guru, hanya terdapat Nisa dan 2 sahabatnya, dan beberapa murid dari kelas 3 SMA.
Ternyata yang mengikutinya hanya sedikit! Entahlah.
“Kalian benar-benar tertarik mengikuti les robotik ini?” Tanya ustadzah Syifa meyakinkan.
“Iya” Jawab kami singkat.
“Boleh saya bertanya?” Tanya Laila sekaligus meminta izin.
“Silahkan!” Ustadzah Syifa mengizinkan.
“Kenapa yang ikut hanya sedikit? O iya, kemarin waktu di kelas, semua teman-teman protes masalah les ini. Memangnya ada apa?” Tanya Laila.
“Ustadzah juga tidak tahu kenapa. Tapi, sepertinya banyak yang tidak tertarik mengikuti les ini. Sebenarnya, les ini diadakan karena nilai sains pada rendah. Mungkin mereka tertarik kalau banyak kegiatan. Ternyata, semuanya pada protes maunya les lain.” Jelas ustadzah Syifa panjang lebar.
“Oh. Kalau begitu, kami pamit dulu ya! Mau menyiapkan barang-barangnya!” Pamit Laila semangat.
“Iya. Kalian mau siap-siap ngapain?” Balas ustadzah Syifa.
“Eh, o iya, hampir lupa! Kita boleh jalan-jalan di luar asrama?” Laila meminta izin kembali.
“Boleh. Hati-hati!” Jawab ustadzah Syifa.
Mereka bertiga pun segera kembali ke kamar. Bersiap untuk jalan-jalan di luar asrama.
Setelah siap, mereka segera pergi jalan-jalan. Mereka pergi menggunakan sepeda yang disediakan asrama bagi yang perlu memakainya.
“Udara luar begitu segar, ya!” Celetuk Nisa ketika sudah sampai di taman terdekat.
“Iya! Benar-benar segar!” Timpal Kania dan Laila sembari menghirup udara segar taman itu.
Setelah mereka selesai menikmati udara sore itu, mereka bergegas untuk balik ke asrama.
-
Malam pun tiba.
Setelah sholat ‘isya selesai ditunaikan, mereka bergegas untuk tidur malam.
-
Hari sabtu tiba.
Mereka bertiga bangun dengan semangat. Ya! Itu karena mereka akan les robotik pagi ini. Bukankah itu yang paling mereka tunggu-tunggu?
Setelah siap, ternyata jam masih menunjukkan pukul 06.00 AM. Karena masih satu jam lagi, mereka pergi ke perpustakaan untuk membaca buku tentang robotik. Banyak buku yang berisi les robotik. Mereka pun mengambil masing-masing satu buku, dan itu sama semua bukunya.
Di perpustakaan asrama itu memang disediakan stok buku yang sama banyak. Maksudnya, misalnya adab uku berjudul “Sains Robotik”, maka buku itu disediakan banyak agar semuanya dapat membaca.
Mereka bertiga mengambil buku yang dibutuhkan, dan langsung kembali ke kamar.
Buku yang berjudul “Segala Sesuatu Tentang Robotik” itu mereka pinjam dari perpustakaan.
Mereka akan mengambil ide kreasi dari buku itu. Kalau ada yang tidak mereka mengerti, mereka juga bisa membaca buku itu, dan kemudian mencari jawabannya.
Buku memang sangat bermanfaat ya!
Kriiing…
Tiba-tiba, suara bel tanda peserta les harus masuk. Semuanya datang dengan tenang dan senang.
“Baiklah, anak-anak, perkenalkan nama ibu ini, Ibu Clara. Bisa kalian panggil Bu Clara. Beliau yang akan mengajarkan kalian robotik. Bersikap sopan dan baik ya!” Kata ustadzah Syifa membuka les pagi itu.
“Baik!” Balas semua murid yang mengikuti les itu, les robotik.
Akhirnya, mereka semua yang menyukai robotik pun mulai belajar dan berkreasi! Sungguh menyenangkan!
#3 Perpisahan Nisa dengan 2 Sahabatnya
Malam itu, ketika Nisa sedang membaca buku lesnya, tiba-tiba gawai Nisa berdering tanda ada telepon. Nisa pun mengangkat telepon itu. Ketika itu, Kania dan Laila sudah tertidur karena memang saat itu sudah cukup larut.
Namun, kebiasaan Nisa, yakni membaca, membuatnya suka tidur larut. Meskipun begitu, Nisa tak pernah telat bangun karena di siang harinya dia selalu tidur siang agar malamnya tak terlalu mengantuk.
“Assalamu’alaykum Bunda!” Sapa Nisa di telepon.
“Wa’alaykumussalam, Nisa! Apa kabar?” Tanya Bunda
“Alhamdulillah baik. Bunda dan Ayah baik?” Tanya Nisa kembali balik.
“Baik! Gimana sekolahnya?” Tanya Bunda.
“Seru! Sekarang di asrama ada les robotik! Nisa dan Sahabat Nisa ikut lesnya! Pokoknya seru deh! Nisa udah bisa buat alat elektronik untuk membantu belajar, Bunda!” Cerita Nisa semangat.
“Wah! Pintar anak Bunda. Semangat terus ya, nak!” Ucap Bunda kagum.
“Iya, siap! Pasti dong!”
“Tapi, maaf ya, Nisa.” Bunda berkata lagi.
“Kenapa, Bunda?” Tanya Nisa khawatir.
“Ayah harus pindah tempat kerja ke Bekasi. Jadi, kamu mau Ayah dan Bunda pindahkan ke asrama lainnya” Jelas Bunda sedih.
Nisa hanya diam.
Batinnya bertengkar.
Ikut saja Nisa! Nanti kamu bisa bertemu teman-teman lainnya
Tetap di sini saja. Lagipula, kamu ‘kan menginap di asrama. Tidak bolak-balik ke rumah. Kalau ke rumah, baru kamu ikut!
Nisa semakin bingung. Tiba-tiba,
“Nisa?” Bunda menyadarkan Nisa.
“Eh, kasih waktu untuk Nisa! Nanti Nisa pikirkan dulu! Assalamu’alaykum!” Kemudian, Nisa langsung mematikan teleponnya.
Bunda sedih karena sepertinya Nisa tak ingin berpisah dengan dua sahabatnya. Ya, Bunda tahu mereka sudah lama sekali bersahabat. Sudah dari kelas satu SMP hingga sekarang. Pasti sulit untuk berpisah.
Keesokan harinya, Nisa tak banyak bicara. Dia hanya bicara jika diperlukan. Cerita seperti yang dilakukan oleh Nisa, Kania, dan Laila pun tak dilakukan.
Kania dan Laila yang merasa ada yang janggal bertanya kepada Nisa.
“Nisa, kamu kenapa?” Tanya Kania.
“Eh, aku tidak apa-apa kok! Hanya capek” Jawab Nisa bohong.
“Kalau kamu butuh cerita, cerita aja sama kita. Insya Allah, kita bisa bantu kok!” Ujar Laila.
“Iya, Syukron!” Nisa berterima kasih.
“Afwan” Balas Kania dan Laila serempak.
Kemudian, Nisa beranjak untuk tidur karena hari sudah siang.
Sore harinya, seperti biasa, mereka mengerjakan kegiatan seperti biasanya. Ya, mandi-menulis diary-mengaji. Bergantian.
Ketika Nisa sedang menulis diary, Kania tak sengaja melihat Nisa yang mulai mengeluarkan air mata.
“Nisa?” Panggil Kania.
“Iya, kenapa?” Tanya Nisa sembari menutup diary dan menghapus air mata.
“Kamu kenapa? Aku yakin kamu ada masalah!” Tanya Kania. Nisa hanya menghela napas.
“Akan kuberitahu nanti” Jawab Nisa sedih.
Setelah Laila selesai mandi, Kania menghampiri Laila.
Ketika Kania hendak berbicara, Laila keburu berbicara.
“Nisa kenapa?” Tanya Laila.
“Hei! Aku dulu dong! Dia sedih, tapi gak tau kenapa. Hampiri dia yuk!” Ajak Kania.
“Mendingan, ngobrol di taman aja. ‘Kan udaranya sejuk, mungkin Nisa jadi lebih tenang” Usul Laila
“Yuk!” Balas Kania menyetujui.
“Nisa, ke taman yuk!” Ajak Kania dan Laila hamper serempak.
“Ayo” Balas Nisa tak bersemangat.
Kemudian, mereka bersiap-siap. Setelah siap, mereka pergi ke taman.
“Nisa, ceritakan yang sebenarnya!” Pinta Kania.
“Nia, Laila, maaf ya” Nisa mengeluarkan air matanya. Kania dan Laila pun menjadi khawatir.
“Aku harus pindah asrama mengikuti Ayahku. Kemarin, ketika kalian sudah tidur, Bunda menelponku. Kemudian, memberitahu berita ini. Aku sedih, harus berpisah dengan kalian, yang sudah menjadi sahabatku bertahun-tahun” Cerita Nisa sambil menangis.
“Tak apa Nisa. Kita akan baik-baik saja” Kata Kania dan Laila berusaha menutup kesedihan.
“Maaf, ‘ya!” Kata Nisa kembali, kemudian langsung memeluk Kania dan Laila.
“Iya, belajarlah lebih banyak lagi di sana! Nanti, kalau kita ketemu, ajarkan kita ya!” Nasihat Kania.
“Iya, makasih ya!”
“Emang, asrama kamu dimana?” Tanya Laila
“Di Bekasi.” Jawab Nisa singkat, tapi dapat dipahami.
“Oh, kita pulang yuk!” Ajak Laila
“Ayo!”
Mereka pun langsung pulang ke asrama. Sore itu memang menyedihkan.
Malamnya, Nisa menelpon Bunda tentang kesetujuannya untuk mengikuti Ayah. Di saat yang sama, Kania dan Laila belum tidur. Mereka berdua hanya berpura-pura tidur. Itu karena mereka ingin mendengar cerita yang sebenarnya.
“Assalamu’alaykum, Bunda” Sapa Nisa
“Wa’alaykumussalam, Nak” Balas Bunda
“Bunda, aku akan ikut Ayah pindah ke Bekasi. Tapi, setiap liburan sekolah, kita ke asrama yang sekarang ya!” Nisa menyetujui dengan adanya syarat.
“Baiklah, terima kasih, Nak!” Bunda menyetujui dan berterima kasih.
“Sama-sama! Udah dulu ya, aku mau tidur!” Tutup Nisa kemudian memberi salam.
“Iya”
Tiba-tiba, Kania dan Laila mengagetkan Nisa.
“Door!”
“Astaghfirullah, kok kalian belum tidur?” Kaget Nisa.
“Emm, kita tadi pura-pura doang, maaf ya!” Jelas Kania.
“Iya,” Nisa memaafkan Kania dan Laila.
“Eh, aku sama Kania mau ke kamar mandi dulu ya!” Celetuk Laila.
“Iya, tapi jangan lama-lama, lho! Udah ah, aku mau tidur!” Nisa mengizinkan.
“Nia, ayo!” Ajak Laila sedikit berbisik.
“Ayo!” Balas Kania sedikit berbisik juga.
Mereka pun pergi keluar kamar. Sebenarnya, mereka ingin ke tempat dimana les robotik diadakan. Mereka akan menyusun rencana.
Setelah rencana jadi, mereka ke kamar mandi untuk berwudhu. Ada benarnya mereka meminta izin tadi. Setelah keperluan sudah selesai, mereka segera balik ke kamar dan beranjak tidur.
--
Seminggu kemudian, Nisa dijemput Ayah dan Bunda. Begitu menyedihkan perpisahan ini.
“Laila, Kania, jangan lupakan aku ya!” Ucap Nisa sambil menangis.
“Iya, kamu juga jangan lupakan kita ya!” Balas Kania dan Laila sembari menangis juga.
“Iya, Assalamu’alaykum!” Pamit Nisa.
“Nisa, tunggu!” Kania memberhentikan Nisa.
“Ada apa?” Tanya Nisa.
“Ini, dari kita untukmu, kenang-kenangan untukmu. Jangan sampai hilang, ‘ya! Agar kamu terus ingat pada kita” Kata Kania dan Laila sembari memberikan buku elektronik yang berisi kenang-kenangan semasa di asrama lama.
Ya, kenang-kenangan itu adalah buku elektronik!
Nisa pun mengucapkan terima kasih, kemudian langsung masuk ke mobil. Mobil pun melaju di jalan tol dan segera ke Bekasi.
Barang-barang yang ada di rumah lama sudah dipindahkan sebelum mereka pindah.
Ketika sudah sampai, Nisa melihat-lihat rumah barunya. Besar nan asri.
Rumah baru itu tingkat 2. Di atap ada tempat untuk mengobrol santai.
Di lantai 1 ada ruang tamu, kamar tamu, dapur, taman, dan garasi.
Di lantai 2 ada kamar Ayah dan Bunda, kamar Nisa, kamar mandi, balkon, tempat cuci dan menjemur baju, dan ada taman kecil juga.
Nisa mengagumi rumah baru itu. Meskipun begitu, dia hanya sebulan sekali ke rumah, dan itu pun hanya 3 hari, sisanya berada di asrama.
Nisa masuk asrama minggu depan.
Karena hari ini cukup lelah, Nisa berbaring di kasur empuknya dan langsung tertidur lelap.
Hari ini adalah hari perpisahan Nisa dengan 2 sahabatnya. Meskipun begitu, setiap hari mereka selalu WhatsApp, itu salah satu cara untuk mengurangi rasa rindu. Tapi, rasa rindu masih ada.
#4 Hal-Hal Baru
Di hari ke-3, Nisa bangun dengan semangat. Hari ini dia akan pergi ke asrama barunya. Setelah semua siap, Nisa segera masuk kedalam mobil. Di mobil, Nisa sudah ditunggu oleh Ayah dan Bunda.
Perjalanan menuju asrama barunya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Mobil pun mulai berjalan.
2 jam kemudian…
Nisa sudah sampai di asrama barunya. Di sini, dia harus beradaptasi kembali dengan segala hal baru. Awalnya, Nisa sulit untuk beradaptasi.
Tetapi, setelah satu minggu, akhirnya dia bisa beradaptasi dengan lingkungan asrama barunya itu. Tentunya semuanya berkat orang tua, guru, dan teman-teman sekamarnya.
Nisa’s POV
Aku akan menceritakan bagaimana kisahku di asrama baru ini.
Di sini, aku harus beradaptasi dengan semua hal yang baru.
Sering aku menangis di malam hari karena rindu dengan sahabatku, Laila dan Kania.
Namun, aku yakin kalau tidak bertemu sahabatku di dunia, insyaaAllah bisa bertemu di akhirat.
Sebenarnya, di sini itu lebih mewah. Apa yang mewah? Aku akan menceritakannya.
Jadi, kalau di asrama yang baru ini, kamar para santri hanya di isi 5 orang.
Kasur di kamarnya juga tidak tingkat, tapi ada ranjangnya. Kamar mandinya ada dua. Lalu, setiap kamar ada ruangan yang sengaja di kosongkan untuk bermain bersama.
Wah.. memang benar-benar mewah.
Tapi, aku sempat bingung, kenapa pesantren harus mewah? Bukankah di sini ingin menuntut ilmu? Akhirnya itu semua terjawab. Ternyata agar para santri nyaman.
Emm.. mungkin ceritanya segini dulu aja ya…
#5 Misteri dan Bertemu Kembali
Beberapa malam kemudian,
Malam itu adalah malam Jumat. Nisa membaca Al-Kahfi bersama teman-temannya. Itu sudah menjadi kebiasaan Nisa dan teman-teman.
Setelah selesai membaca Al-Kahfi, Nisa dan teman-teman beranjak untuk tidur. Saat itu jam telah menunjukkan pukul 21.30.
Mungkin, memang terlihat malam sekali. Tapi sebenarnya, sebelum mereka membaca Al-Kahfi, mereka mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh Ustadzah-Ustadzah mereka. Mereka lebih memilih waktu malam untuk mengerjakan tugas karena pagi, siang, sore, mereka sibuk belajar.
Nisa dan teman-teman pun segera tidur agar bisa bangun pagi esok hari.
Keesokan harinya,
Jam 2.30 dini hari,
Tiba-tiba, ada suara ‘banguuun, banguuun’..
Suara itu terdengar di semua bagian asrama.
Wah, suara apakah itu???
Karena suara itu, Nisa terbangun dari tidurnya.
Tiba-tiba, dia mendengar suara..
AAAAAAAAA
“Ada apa?” Batin Nisa.
Karena penasaran, Nisa segera keluar dari kamarnya. Dia membawa senter yang setiap asrama memilikinya.
Setelah Nisa menyalakan senternya, dia mencari dari mana asal suara teriakan itu.
Ketika dia melewati kamar nomor 12, dia mendengar ada suara orang berdebat alias berantem.
“Ih, kamu nih, bangunin orang saja.” Seru salah seorang di antara mereka.
“Memang, kamu tidak mendengar ada suara? Suara siapa lagi tuh? Kan aku kaget.” Bantah yang lain.
“Sudah sudah, jangan bertengkar.” Nasihat yang lain.
“Oke” Jawab yang lain.
Nisa pun memberanikan diri untuk mengetok pintu kamar nomor 12.
Tok tok tok.. “Assalamu’alaykum”
“Wa’alaykumussalam, sebentar.” Jawab salah seorang dari kamar itu.
Kreekkk, terdengar suara pintu kamar dibuka. Nisa pun segera masuk ke kamar itu.
“Kalian tadi mendengar suara ‘banguuuun, banguuun’?” Tanya Nisa
“Dengar, aku aja sampai teriak. Biasanya kan tidak ada suara seperti itu. Kita cari bareng yuk, asal suaranya” Usul Mira, salah seorang murid dari kamar nomor 12.
“Yuuukkk.” Seru Nisa dan yang lainnya.
Mereka pun segera pergi ke lapangan.
Betapa kagetnya mereka, melihat dua orang yang sedang berdiri dan satu barang.
Nisa adalah seorang yang berani, dia segera mendekatinya.
“Assalamu’alaykum” Sapa Nisa.
“Wa’alaykumussalam” Jawab kedua orang itu.
“Eh, kalian… Kaniaaaa… Lailaaaa” Seru Nisa.
“Iya, Nisaaaa… kita ketemu lagii..”
Mereka bertiga segera berpelukan.
Teman-teman dari kamar nomor 12 terheran-heran, siapa Kania dan Laila itu?
Nisa berkata kepada teman-temannya, “Ini teman lamaku. Kenalkan, ini Kania dan Laila.”
“Hai, salam kenal” Kata Kania dan Laila.
“Maaf ya, suara tadi itu hanya suara robot buatan kami.” Kania dan Laila meminta maaf.
“Kalian sekolah di sini juga?” Tanya Nisa.
“Iya, rencananya gitu. Kita udah kangen banget sama kamu Nis.” Kata Laila.
“Ohh.. semoga kita sekamar lagi yaa… Kangennnn.” Kata Nisa
“Aamiin..”
Cerita ini diakhiri dengan pelukan sahabat yang kembali bertemu 💖
----------------------------------------------------------------------------------------
Hai
Jangan lupa follow akun aku ya.
Jangan lupa juga share-share ke teman-teman kalian.
Tetap semangat!
Byeee!!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku suka ceritanya ruq! semangat yaaaa
syukron.. okee.. km jg semangat yaa