Sepenggal Cerita Tentangku dengan Burung
Sepenggal Cerita Tentangku dengan Burung
Pagi itu, kami sudah berkumpul di taman komplek yang lumayan besar. Aku dan teman-temanku sangat senang ketika itu. Kenapa? Karena kami akan dikasih seekor burung. Tiap orang dikasih satu burung! Bukan satu keluarga dikasih satu burung.
Sembari menunggu, yang laki-laki bermain bola di lapangan depan taman. Sedangkan yang perempuan hanya duduk santai di kursi taman sembari mengobrol. Kami mengobrol dengan 2 pertanyaan yang ada di benak kami tentang burung.
Aku akan menceritakan kisahnya.
- Pertanyaan pertama yang akan kita bicarakan adalah “Bagaimana nanti jika kita mempunyai burung?”. Itu menjadi pertanyaan pokok yang terbesit di benakku dan teman-temanku ketika itu.
- Pertanyaan kedua yang merupakan pertanyaan anak dari pertanyaan pertama adalah “Apakah kita bisa untuk mengurus burung-burung itu nantinya?”.
Itulah pertanyaan yang terbesit di benakku dan teman-temanku saat itu. Hanya saat itu, belum di lain waktu. Mungkin kalau di lain waktu sudah lebih banyak pertanyaan anak dari pertanyaan pokok.
Pertanyaan pertama kami terjawab dengan pembicaraan pagi itu yang lumayan Panjang. Berikut ini obrolan kami pagi itu.
“Menurut kalian, bagaimana kalau nanti kita sudah punya burung?” ~ Lainah
“Pastinya sangat senang!” ~ Hasna
“Tentu, pastinya nanti kita sangat senang” ~ Wulan
“Hmm… Iya sih, tapi kalau nanti kita nggak bisa menjaganya, mengurusnya, dan masih banyak lagi. Bagaimana?” ~ Lainah
Dari sini ada lagi pertanyaan anak. Pasti kalian sudah tahu. Ya!
- Apakah nanti bisa menjaganya?
- Apakah nanti kita bisa mengurusnya?
Pertanyaan anak sudah muncul lagi saja. Memang bingung dalam memecahkan misteri yang satu ini. Sudah terjawab pertanyaan pokoknya, eh malah ada pertanyaan anak lagi. Sungguh sulit!
Pertanyaan anak terjawab ketika burung sudah mau dibagikan. Ketika burung mau dibagikan, ada sedikit tanya jawab dari para anak-anak. Aku dan teman-temanku seperti memenangkan lomba saja yang kemudian mendapatkan hadiah. Padahal aslinya jauh dari itu. Kita hanya dikasih hadiah saja. Tidak ada perlombaan.
Pertanyaan dari anak-anak saling bersahutan. Pak Budi yang memberikan kita burung. Disana ada teman-teman Pak Budi juga yang bertugas untuk menjawab pertanyaan dari kami, para anak-anak. Kalau ada pertanyaan yang teman-teman Pak Budi tidak bisa menjawab, maka Pak Budi sendiri lah yang menjawab, tentunya, siapa lagi kalau bukan beliau?
Di kesempatan itu, aku dan teman-temanku memanfa’atkan waktunya untuk bertanya kepada sang pemberi burung dengan pertanyaan-pertanyaan tadi.
Pertanyaan anak pertama sama dengan pertanyaan anak ketiga. Kenapa aku tidak bilang ‘sama dengan pertanyaan terakhir’? Karena ini bukanlah pertanyaan anak terakhir, mungkin. Belum tahu juga sih, tapi sepertinya begitu.
Pertanyaan pertama dan pertanyaan ketiga pun dijawab. Jawaban dari pertanyaan pertama dan ketiga adalah sebagai berikut: “Tentu saja kalian bisa mengurusnya, karena nanti akan ada program untuk mengurus burung tersebut, nama programnya adalah ‘Program Mengurus Peliharaan’. Jadi nanti kalian akan dibantu mengurus oleh para pendamping di program tersebut.”
Pertanyaan kedua juga dijawab. Jawabannya adalah sebagai berikut: “Kalian juga pasti bisa menjaga burungnya. Di Program Mengurus Peliharaan juga akan membantu kalian dalam menjaga burung milik kalian. Nanti setiap hari ketika sore telah tiba, kalian berkumpul di taman ini untuk mengurus burung-burung kalian.”
Tiba-tiba pertanyaan anak keempat muncul. Benarkan apa yang aku bilang? Pertanyaan anak ketiga itu bukan pertanyaan terakhir. Pertanyaan anak keempat adalah, ‘Bagaimana kalau pagi, kita ‘kan sekolah, jadi tidak bisa mengurus burung kami ketika pagi dari hari senin sampai jum’at?’
Kami pun bertanya kembali kepada sang pemberi burung. Jawabannya adalah sebagai berikut: “Jika pagi, burung kalian akan diberi makan oleh Tim Program Mengurus Peliharaan. Jadi kalian tidak perlu khawatir. O,iya kalau weekend kalian memberi makan peliharaan kalian lho yaa ketika pagi.”
“Siap Pak!” Aku dan teman-temanku menghormati Pak Budi, sang pemberi burung.
Akhirnya setelah kami mengerti, kami pun diberikan burung-burung itu. Senang sekali! Mungkin misteri sudah dipecahkan! Tapi… Ah! Tidak usah dipikirkan lagi. Kalau dipikirkan nanti malah bertambah banyak!
Kami melewati hari-hari seperti biasa dengan burung. Ketika akhir pekan tiba, semuanya berkumpul di taman setiap pagi dan sore untuk mengurus peliharaan mereka, burung.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Sabtu pagi,
Kami semua sudah berkumpul di satu tempat, taman. Disana sudah ada tikar juga untuk kami setelah mengurus burung. Kami pun mulai membersihkan kandang burung, menyiramkan air sedikit-sedikit kepada burung, setelah itu baru kami memberi makan kepada burung-burung tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah beberapa bulan kami memiliki burung, burung-burung kami dicoba untuk satu kandang dua burung, jantan dengan betina. Ini adalah perintah dari Tim Program Mengurus Peliharaan. Kami tidak coba-coba sendiri, takut ada masalah.
Sekitar 1 bulan berduaan di dalam kandang, para burung di cek oleh Tim, dan alhasil burung-burung betina kami… beberapa bulan lagi akan bertelur. Yeay! Sungguh senang, kalau sudah mau mempunyai anak burung. Pasti sangat lucu.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Burung milik kami bertelur. Senaang sekali rasanya. Akhirnya waktu kami untuk burung pun semakin banyak. Tapi kami tetap tidak putus asa. Terus Semangat.
Akhirnya sampai sekarang burung kami terus berkembang dan terus memiliki keturunan. Alhamdulillah… Senang sekaliii…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
waaw,keren bangt ruqoy, spirit!!
Thanks... Okay.
Ini fiksi ya. Bukan asli.
lah, kirain asli >< tapi tetep kerenn
Nggak mungkin Fatimah. Aku gk pernah punya burung. Cerita ini cuma terinspirasi dari cerita zahra. Thanks