Magical World Season 3 - Berperang Melawan Tugas Menyebalkan (6)
Malam tiba. Acara bermain lumpur sudah selesai. Rembulan bersembunyi di balik awan-awan.
“Aaaaaaaakh…! Aku belum mengerjakan tugas..!” Ellen menjerit.
“Aku juga,” Wizzie menggaruk kepalanya.
“Heh, tadi, kan, aku sudah bilang. Kerjakan dulu tugasnya! Kalian malah pergi bermain hujan,” Lily seolah menjelma menjadi Nyonya Davendelicore yang sedang berkacak-pinggang.
“Bantu kami, dong, Lily..,” Asera memohon-mohon, mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
“Bantu gimana? Salah kalian sendiri, lah!” Lily mendengus. Sekarang, dia berubah menjadi Nicole yang selalu berteriak-teriak menyalahkan mereka ketika ada tugas yang belum dikerjakan.
“Ihh, jahat!” Ellen, Wizzie, dan Asera kompak mengatakan kalimat tersebut.
“Baiklah! Siapkan peralatan perang kalian!” Lily bertindak menjadi panglima perang melawan tumpukan tugas.
Ellen, Wizzie, dan Asera segera mengeluarkan pena, botol tinta, dan kertas. Mereka mengambil buku-buku untuk mencari jawaban.
“Target pertama kita untuk dilumpuhkan adalah tugas dari.. Tuan Flicktersky!” Lily berseru. “Buka persenjataan buku kalian yaitu buku Budaya Umum di Bumi Tingkat I, halaman 67!”
Ellen pun mengambil buku berjudul Budaya Umum di Bumi Tingkat 1, halaman 67. Ellen melirik tugasnya. Dia disuruh menjelaskan tentang masakan-masakan yang ada di bumi. Ellen jadi ingat masakan soto yang suka dia makan ketika hujan. Biasanya, ketika hujan turun, dia berlari-lari keluar pagar rumah, berteriak kepada abang penjual soto yang lewat. Kemudian, Ayahnya mengomel, membayar semangkuk soto dengan wajah masam.
Ellen merindukan masakan tersebut. Sebenarnya, di Magical World ada masakan serupa, namanya esoeto, akan tetapi, Ellen tidak terlalu menyukai citarasanya yang agak aneh dan membuat tubuhnya terasa dingin. Padahal, soto di bumi membuat sekujur tubuhnya menjadi hangat.
Ellen juga menyukai udang goreng tepung, yang jarang dimasakkan oleh Ayahnya, tapi sekali saja dihidangkan, Ellen bisa saja menghabiskan satu piring penuh udang goreng tepung dalam waktu lima menit. Seringkali, Ellen kabur ke rumah temannya yang orangtuanya adalah koki seafood, sehingga bisa menikmati udang goreng.
Ya, di Magical World, ada juga masakan udang, tapi tidak pernah disajikan seperti itu. Udangnya disajikan dalam kuah hitam dan diberikan berbagai bumbu, yang tidak pernah Ellen makan karena sudah ill feel duluan sebelum makan.
“Hei, Ellen..! Malah melamun saja!” Lily menegur Ellen. “Baca halaman 67! Jawabannya ada di situ!”
“Tidak perlu. Jawabannya ada di otak,” Ellen menunjuk kepalanya, terkikik.
“Kalau begitu, minta otak kamu, dong!” Wizzie bercanda.
“Heh, apa-apaan kamu ini! Otak orang, kok, diminta-minta. Ternyata ada juga pengemis otak, aku baru tahu,” Ellen mendengus.
Ellen pun mulai menulis. Yang dia tulis adalah makanan-makanan yang dia sukai di bumi. Hasilnya, kertas terisi sebanyak lima paragraf tulisan tangan Ellen. Ellen memijat tangannya sendiri, pegal karena menulis tanpa henti.
Malam itu, pukul sebelas malam, akhirnya, semua tugas selesai. Ellen menjatuhkan dirinya ke tempat tidur dan dalam hitungan detik, dia segera tertidur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar