Tsabita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pergi - Misteri No. 146

Tiba-tiba datanglah petugas kebakaran dan polisi.

“Miss, apa boleh aku masuk?” tanyaku.

“Jangan, kamu tidak boleh masuk!” larang Miss Prilly.

“Kali ini aja ya Miss,” aku memelas mohon izin.

“Jangan Zi!” `

“Ayolah Miss!” aku meminta mohon.

“Baiklah. Untuk apa kamu masuk?” tanya Miss Prilly.

“Miss, tadi pagi aku mendengar jeritan saat mau mandi,” ucapku lirih.

“Apa!?”

“Hmm.. Namun, karena ketakutan. Aku kembali ke asrama.”

“Dan, aku menyesal, kenapa tidak memberi tahu staff sekolah,” sambungku,

“Silahkan masuk,” ucap Miss Prilly lirih.

Aku memasuki kamar Asrama itu. Melihat jasadnya yang masih tergeletak di lantai. Darah yang bercucuran. Aku melihatnya kepalanya yang terpisah, membuatku trauma. Tangisan yang tak bisa ditahan. Namun, ku perhatikan, ia memegang suatu benda. Dengan sedikit takut, aku membuka tangannya yang terkepal. Darahnya terkena tanganku, walau begitu, aku bisa mengambil yang ia genggam. Itu adalah sebuah kertas bertulisan 146 dengan pena yang tercampur darah. Apa maksudnya. Ini adalah teka-teki!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut, kak

08 Aug
Balas

Oke kak! InsyaAllah besok :D

08 Aug



search

New Post