Friendship behind secrets 9#
" Re-reva?," Naira kebingungan melihat Reva yang terus berjalan mundur ketakutan.
Naira melihatku dengan pandangan bingung namun dia ikut terkejut.
" Astaga! Alika kenapa lagi?!,"
Aku melihat Reva dengan pandangan kaget, ya ketika ku menunduk ke meja, jelas darah bertetesan ke meja. Hidungku mimisan. Aku sudah terbiasa menanganinya karena penyakitku tapi... Reva...
Reva lari dari kantin, aku menutupi hidungku dengan tangan. Naira kebingungan harus apa.
" Nai! kejar Reva!," perintahku.
" Ba-baiklah...," Naira berlari mengejar Reva.
Aku berlari menuju kamar mandi dekat kantin.
Firasatku benar-benar terjadi. Baru kemarin malam ibu bilang tentang Reva kenapa aku begitu cepat melupakan itu! Seharusnya aku tidak kesini...
- KEMARIN MALAM-
" Reva! Alika! makan malam sudah siap!," teriak ibu memanggil.
" Iya Bu! kami segera turun!," jawabku.
Makan malam malam itu sangat enak!
" Reva besok kamu memulai hari pertamamu disekolah Alika, semoga besok lancar ya!," ucap ibu yang memulai topik malam itu.
" Aamiin... terimakasih tante," jawab Reva antusias.
" Iya iya yuk makan malamnya keburu dingin nih...," sahut ibu.
Kami melanjutkan makan malam bersama, dan Reva izin untuk pergi ke kamarnya duluan.
" Tante , Alika aku izin ke kamar duluan ya!," ucap Reva.
" Baiklah...Selamat malam!," jawab Ibu.
AKu memulai topik dengan ibu.
" Bu, aku ingin bertanya,"
" Ya? ada apa?,"
" Ini tentang Reva bu, "
" Ya, baiklah ibu akan coba menjawab,"
" Dimana ibunya Reva?,"
Ibu berhenti berbicara jelas menatapku dengan pandangan terkejut.
" Ibu sebenarnya tidak ingin membicarakan ini, tapi ini demi Reva jadi ibu akan ceritakan,"
Ibu memulai cerita.
" Ibu Reva sudah tiada, Alika,"
Aku terhentak memegang segelas air yang ada di meja.
" S-sudah ti-tiada bu?,"
" Ibunya meninggal karena pembunuhan dirumahnya, Alika," cerita ibu terhenti.
" Pe-pembunuhan? gimana dengan Reva dan ayahnya?,"
" Malam itu... rumah Reva mengalami pencurian sekelompok orang tak dikenal, Di rumah hanya ada Reva dan Ibunya yang sedang menonton TV ketika itu. Tiba-tiba sekelompok orang itu di temukan oleh Reva saat ingin ke dapur. Reva yang saat itu masih berumur 4 tahun berlari ketakutan dan orang-orang itupun mencoba kabur. Ibu Reva mencoba menangkap mereka dan melindungi Reva namun ibunya terbuhuh di depan Reva yang ketakutan. Para sekelompok orang itu ditangkap dan dipenjara," Ibu menjelaskan dengan wajah sedih.
" Reva saat itu tidak terluka namun trauma dengan kejadian. Dia berpikir ini semua karenanya. Ibu harap kamu bisa membuat Reva berpikir bahwa dia bukanlah orang yang selalu bersalah ya, Alika," ucap ibu mengingatkan.
Sekarang bukan waktunya untuk berpikir tentang itu. Kuharap Naira bisa mengejar Reva saat ini.
**************************
" Reva!!!," teriak Naira.
Apasih yang mereka maksud? apa Alika udah kenal Reva duluan? Ishh udahlah aku harus kejar dia!, batin Naira.
" Reva! aku mau jelasin sesuat-
GUBRAK!!
Belum selesai Naira berbicara. Naira tersandung batu di depannya.
" Naira tolong jangan kejar aku lagi...," ucap Reva pelan.
" Kamu kenapa sih? Alika juga lagi aneh! kalian gak bertengkar kan?," tanya Naira meringis kesakitan.
" Itu bukan urusanmu Naira!," Reva menghentak.
" Ini jadi urusanku Reva! kita sahabatan! aku tahu Alika memang begitu, kamu pasti awalnya terkejut bukan? Itulah yang membuatku selalu khawatir kepada Alika! Ku harap kau paham sekarang,"
Reva berjalan meninggalkan Naira memalingkan wajah dari Naira.
" Tinggalkan aku sendiri, Naira,"
Kenapa sih mereka berdua lagi kurang sehat kali yak? aku harus bilang ke Alika!, Gumam Naira.
***********************
" Alika!! maaf aku gak bisa mengejar Reva! apa darahnya sudah berhenti?," sahut Naira.
" Sudah berhenti kok... Sepertinya aku yang harus mengejarnya," jawabku.
" Ka-kamu? Alika kau gak mikir apa? kalo kamu pingsan gimana? ," Naira Khawatir.
" Lagian kalian kenapa sih? marahan? jangan buat aku bingung deh...," lanjut Naira.
" KAmi gak marahan, Nai,"
" Terus kalian kenapa?!,"
" Ku tebak kamu gak akan mengatakannya, Alika!," tebak Naira.
" Iya aku gak bisa," jelasku pendek.
" Yasudah kejar dia , Alika!," sahut Naira.
" Baiklah! aku akan mengejarnya!,"
************************
Reva duduk di meja taman , mengelap air mata yang terus turun.
Ini salahku kan? batin Reva.
" Reva!," aku berteriak.
" Apa Alika? mau melakukan hal yang sama seperti Naira?,"
" Reva! aku ingin bicara!,"
" Ya, ini salahku kan? menarik mu keluar dengan keras dan tak membiarkanmu pulang membuat sakitmu kembali bereaksi," Ucap Reva tanpa berpaling.
" Ini tentang Ibumu, Reva!,"
*************************
Hmm nanggung yak...
kepanjangan lagean juga :v
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjut kak
Lanjut kak