Tsabita Adzra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Friendship behind secrets 8#

Friendship behind secrets 8#

" Huh...dimana sih mereka itu?!,"

Reva mengetuk-ngetuk meja, menunggu 2 orang yang dia janjikan. Mukanya marah menatap jarum jam yang terus bergerak.

Sedangakan aku dan Naira....

" Alika!!! ngapain sii kan kita udah janjian sama si Reva!," teriak Naira.

" Kamu aja, kan kamu yang diajak.Lagi pulaaa... aku punya firasat buruk," jelasku singkat.

" Firasat apa?,"

" Aku merasa akan ada masalah nanti , Nai ,"

Aku berjalan cepat menuju keluar pagar sekolah. Naira mengejarku.

" Ihhhh apasih , Alika? kamu lagi kenapa?,"

Naira menghalangiku di depannya.

" Kamu gak bakal paham , Nai... biarkan aku pergi, kumohon...,"

"T-tidak bisa!!! kamu bertengkar dengan Reva? dia baru berteman dengan kita loh... jangan membuat hari pertama sekolah seseorang menjadi buruk! dia juga baik-baik saja kok!," jelas Naira.

Wajahku seolah-olah menolak untuk bertemu Reva. Aku punya firasat buruk. Tapi.... yasudahlah aku akan menemuinya!

Aku menarik nafas panjang.

"I-iyadehh lagi pula firasatku mungkin tak akan terjadi,"

" Gitu donk!! ayok!,"

Naira menarikku dengan wajah yang tergesa-gesa.

" Kalian ngapain sih... lama banget!," Ucap Reva kesal.

" Huh... emang kau punya urusan apa dengan kami?," tanyaku singkat.

Reva melihat kami dengan wajah tersenyum tapi senyuman yang aneh . Firasatku buruk.

" Hehe...aku tak punya urusan penting dengan kalian tapi... aku ingin ngobrolin sesuatu," ucap Reva cengengesan

Aku bangun dari kursiku memukul meja kantin dengan kesal.

" Dasar menyebalkan!," aku mulai meninggalkan meja itu menuju luar kantin.

" A-alika!! jangan pergi!!," Naira menarik lenganku.

" Lepasin Nai, aku malas berurusan dengan orang sepertinya,"

" Enggak boleh Al-

" Alika, aku tak mau mengajak ribut di hari pertamaku ini kau tahu? mau ku bocorkan semua ini?," Reva memotong ucapan Naira. Kami bertiga hening tak terkutik

" Alika apa yang dia maksud?," tanya Naira polos.

" Sudahlah... kita duduk lagi ," jawabku dengan putus asa.

Kami duduk kembali.

" Nahhh... gitu donk, aku mau kita mengenal dengan baik, jadi ku mohon jangan berpikir buruk tentangku," ucap Reva santai.

" Dahlah kamu mo ngomongin apa?," tanyaku.

Wajah Reva mulai serius.

" Aku ingin kita bahas diri kita sendiri...,"

Langit biru semakin menjadi ungu. Angin berhembus melewati kantin dengan mudahnya.

" Maksudmu?," Naira bertanya setelah beberapa menit dia tak bicara sama sekali.

" Kita bakal omongin suatu hal yang kita takuti dari dunia ini," jawab Reva.

" Kita mulai dari Naira, kau mau?," lanjut Reva.

" Baiklah...,"

" Di dunia ini aku takut dengan hal yang berartikan perpisahan... aku... aku... aku tak mengerti lagi, tapi aku tidak mau berpisah dengan siapapun itu... aku tidak takut dengan hal mengerikan, perpisahan cukup menakutkan bagiku, walaupun aku tahu kita akan terpisah, bukan?," Ucap Naira.

" A-apaansih?! jangan ngomongin hal it-

" Nahhh cerita Naira udah selesai sekarang kamu, Alika," Potong Reva.

Dasar licik! , batinku.

" Baiklah... Hal yang aku takuti jelas hilang dari dunia seseorang... Aku gak mau ngomongin hal ini, tapi mungkin aku tak bisa memikulnya sendiri, aku takut ejekan, aku takut kesepian tapi hal takut terbesarku adalah menghilang dari dunia seseorang yang berharga, kalian tidak mengerti bukan?," aku menghentikan ceritaku dan duduk di kursi kembali.

" Baiklahhh aku memang tak paham. Sekarang giliranku bukan?," Reva melanjutkan.

" Satu hal yang kutakuti-

Belum selesai Reva bercerita, Reva berjalan mundur dengan wajah takut yang jelas membuatku kebingungan.

" A-alika!!," Teriak Reva ketakutan.

" A-apasih?,"

aku mengusap wajahku dan aku sadar bahwa Reva takut dengan...........

**********************

Nanggung Eaaaaa

takut apa hayooo!!??

tunggu besok :p

Dah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut kak

19 Mar
Balas

Hu um lanjut

20 Mar

iya iya aku lanjut nanti ya!!

20 Mar



search

New Post