Friendship behind secrets 10#
Suasana hening. Reva tak menanggapi pertanyaanku untuk beberapa menit.
" Ada apa tentang ibuku, Al? ," Reva menanggapi.
" Ibumu sudah tiada kan?,"
" Ya, sepertinya kamu sudah mendengar ceritanya dari ibumu,"
Aku mendekati Reva.
" Kamu masih memikirkannya , Reva?," tanyaku.
" Ya, aku tak bisa melupakannya,"
Reva menatapku tersenyum.
" Sebaiknya kamu gak usah ikut campur deh,"
aku mundur menjauh.
" Hah? maksudmu?,"
" Gak usah ikut campur dehh, aku sudah bosan begini terus , mening kamu urus sahabatmu sendiri deh!," Celetuk Reva kesal.
" Kita bisa bahas baik-baik Reva," ucapku berusaha menenangkan.
" Bodo Amat! aku mau pulang saja, kamu sudah tahu semuanya, Al. Jadi apa gunanya bertanya tentang kejadian itu lagi!," Reva meninggalkanku membawa tasnya pergi.
" Re-
" Kalo kamu terus begini, jangan harap aku akan membantumu lagi! sudahlah lupakan hal ini! aku ingin kita pulang dan tidak marahan begini!,"
Bayangan Reva menghilang dari mataku, Wajahnya yang kesal masih terbayang di wajahku. Sepertinya dia benar, aku hanya memikirkan Naira saja dan melupakan apa yang terjadi dengannya.
***********************
- NAIRA-
Mereka benar-benar membuatku bingung! , Gumam Naira yang berjalan ke taman.
" E-ehh?,"
Naira terhenti mengintip perbincangan Reva dan Alika.
Naira memperhatikan tapi dia hanya membuang waktunya untuk mendengarkan hal yang tak dia ketahui.
" Hah! sudahlah! aku capek mendengar hal yang ku tak tahu! sebaiknya aku pulang saja!," Ucap Naira kesal.
Naira pulang menuju rumahnya dengan wajah cemberut.
- DI RUMAH-
" Assalamualaikum tante aku pulang," sahut Reva.
" Waalaikumsalam, Oh ya Reva! selamat datang!,"
" Tante buat sup ni-
" Aku masih kenyang tante nanti disisihkan saja," Ucap Reva naik menuju kamarnya.
" O-ohh baiklah," Ibu kebingungan.
kenapa dengan anak itu? ini karena Alika bukan? , Gumam ibu.
Aku berlari dari luar rumah.
" Assalamualaikum bu!! Reva mana??," Tanyaku tergesa-gesa.
" Waalaikumsalam , ehhh kenapa sih? Reva ada di kamarnya," Jawab Ibu terkejut.
" Ohhh iya bu Terimakasih!! aku ke atas dulu ya!!," aku berlari menaiki tangga.
Huh.... biarlah mereka urus sendiri, Celetuk ibu sambil menuang sup untuknya.
*******************
TOK TOK TOK
Aku mengetuk pintu kamar Reva.
" Siapa?," tanya Reva.
" Ini aku, Alika,"
" Hmm... Ya masuklah,"
Reva menatap keluar jendela. Dia tak bertanya panjang hanya merespon.
" Ada apa lagi?," Tanya Reva pendek.
" Ya, yang kamu bilang tadi memang benar, aku hanya peduli dengan Naira, sahabatku sendiri, aku hanya ingin minta maaf dan ada satu hal yang ingin kutanyakan," Aku menjelaskan.
" Hmm... ternyata kau sudah paham ya," Reva menatapku.
" Hih...kamu aja yang langsung ninggalin, " Ucapku kesal.
" hahahahaha... tak usah minta maaf, Al aku sudah paham dengan sikap burukmu itu jadi apa yang kamu ingin tanyakan ?,"
" Ada satu hal yang kuingin tanyakan, yaitu... tentang apa yang kamu takuti... Apa kamu bisa jelaskan?," aku menghela nafas.
" Huh sudaah kuduga, baiklah aku akan ceritakan dan aku akan mengulangnya esok di depan Naira,"
" Tentang hal yang ku takuti, aku takut dengan suatu kecelakaaan yang terjadi karena aku berada disana seperti apa yang terjadi dengan ibuku dan mimisan yang kau alami disekolah," Reva menjelaskan.
" Reva?,"
" Hmm?,"
" Tapi ini semua bukan karenamu,"
Wajah Reva seketika tersenyum kembali
" Ya, ini memang bukan salahku,"
" Lalu kenapa kamu begitu takut?,"
Wajahku menatap Reva serius.
" Sebenarnya aku takut dengan hal yang terjadi karena diriku tapi aku juga takut dengan darah, Alika,"
" Ehhh seriusan?,"
" Ya, aku selalu menyembunyikannya tapi entahlah aku takut," Reva kembali menatap jendela
" Hahahahaahah aku tak menyangka orang sepertimu akan takut dengan darah," aku mulai mencairkan suasana.
" Ihhhh bilang aja kamu gak percaya,"
" Iya kok aku percaya,"
Hari ini perdebatan berhasil di selesaikan. Tinggal menjelaskan hal yang terjadi ke Naira.
- PAGI HARI-
" Selamat pagi Al!," Reva menyambutku di meja makan.
" Oh ya, Selamat pagi!,"
Ibu menuangkan sup kemarin ke mangkuk untuk disajikan.
" Karena kalian gak ikut ibu memakan sup kemarin, sup ini jadi bersisa kan," Sahut ibu yangsedikit kesal.
" Iya-iya tante maaf ya tentang kejadian kemarin," jawab Reva mengambil sup.
" Iya buu maafkan kami,"
" Iya-iya ibu maafkan makan supnya selagi belum dingin ya!,"
Setelah makan kami berangkat sekolah.
" Al?,"
" Ya?,"
" Harus pakai alasan apa ke Naira tentang kejadian kemarin?,"
" Hmm... entahlah... aku belum memikirkannya aku harap dia melupakannya," Jawabku.
Pertemananku dan Naira memang terlihat cepat tapi tak terasa ini adalah Semester 2 kami memasuki kelas 5.
****************
Krek....
Tuh kannn aku lanjutinnn
Hmm hmm next chapter di tunggu ya!
BTW aku buat chapter ini karena lewat ide di otak-ku ini :v
ok lahhhh semoga kalian suka!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar