Tsabita Adzra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
4#

4#

DRIP...DRIP...DRIP.

Ponselku berbunyi, suara burung berkicau dari luar.

Seseorang memanggilu samar samar.

" Vera? hei bangun!,"

mataku terbuka sedikit-demi sedikit.

" Vera, kita mau sekolah loh...,"

Waittt!!! kita? hei ini dimana? wajahku seketika terkejut. I-ini rumah Rafael?!!!

Aku melihat sekitar terkejut. Rambutku yang sedikit acak-acakan dan wajahku yang masih kusut setelah bangun tidur memutuskan untuk segera bergegas pergi.

" Eitttt....Vera mau kemana sih?," Rafael menghalangiku.

" Mau pulang lah! mau kemana lagi!," aku bergegas mengambil sepatu kets milikku.

" Tapi Ver, mulai hari ini kan kamu tinggal disini," Rafael menarik lenganku.

Oh ya, aku lupa.

" Y-ya aku lupa," ucapku tertawa.

" Ver, kamu rindu rumahmu?," tanya Rafael.

" Hmm ya, sedikit, tapi aku lebih khawatir kepada ibu.ya... kau tahu kan bagaimana rasanya meninggalkan ibu sendiri di rumah setelah ku mengetahui bahwa ayahkulah yang menghilangkan kakakku itu," aku kembali meletakkan sepatu kets ke rak.

" Ya, tapi sebaiknya kau bersiap, kita sekolah loh hari ini...,"

" Ya baiklah...,"

Aku mengambil bajuku bergegas bersiap untuk ke sekolah.

***

" Vera sini ikut sarapan!," ibu Rafael memanggilku.

" Baiklah tante,"

" Panggil saja Tante Devi, ya!,"

Aku duduk di satu meja kosong. Keluarga Rafael yang ramah-ramah sangat membuatku senang.

Makanan yang dibuat pun tidak kalah sedap dari buatan ibu.

" Ayah, Ibu kami berangkat dulu ya!," sahut Rafael.

" Ya, hati-hati dijalan!,"

aku mengambil tas bergegas mengikuti Rafael.

" Jadi Ver, bagaimana rupa kakakmu itu?," tanya Rafael yang berjalan di depanku.

" Hmm...aku terakhir bertemunya saat umurku 2 tahun dan dia 4 tahun, rambut hitamnya yang sedikit ikal di bagian bawah, bulu matanya lentik dan kulitnya yang putih, aku bingung mengapa ayah melakukan itu padahal kakakku itu kan lebih cantik,"

" Wah...aku ingin bertemu kakakmu,Ver," Rafael tertawa tipis.

" Ishhh tak boleh!,"

" Iya iya," ucap Rafael.

Kami sampai disekolah. Ruangan kelas masih terus sepi, tiba-tiba.

" Vera!," terdengar seseorang memanggilku.

Aku melirik ke belakang begitu juga ke samping.

Hih...napa sihh si Rafael pake ke kantin dulu segala lagehhh..., aku mendengus kesal.

" Vera!,"

suara itu lagi-lagi memanggil.

" Rafael? jangan bercanda deh...," aku melangkah bagun dari kursi.

BAA!!!

seorang wanita mengangetkanku, seorang wanita tinggi dan berambut pendek se leher, i-itu Qera?

" E-ehh Qera ngapain disini?,"

" Tunggu dulu! aku sedikit kesal kau mengiraku Rafael tahu! ," Qera mengkerutkan jidatnya kesal.

" Iya, iya maaf dehhh, lalu ngapain disini?," tanyaku.

" Hmm...aku melamar kerja disini, dan menjadi guru dikelas kalian!," Qera membanggakan dirinya.

" Hah? jadi guru? bukannya kamu polisi?,"

" Siapa bilang polisi tidak boleh memiliki 2 pekerjaan? lagi pula aku juga sudah mengajukannya ke David," jawab Qera sinis.

" Yaaaa baiklah, jadi kau akan menyamar dan ikut perkemahan, lalu melarikan diri ke dalam hutan bersama kami gituh?,"

" Yapppp kamu pintar banget sihh!!!," Qera mengelus kepalaku.

Aku tak menyangka dia se-semangat ini, lagi pulaa apa dia bisa menjadi guru?

DRIP...

Rafael melangkah masuk ke kelas membawa beberapa cemilan.

" Qe-qera?,"

" Oh hai Rafael!,"

Qera menyapanya, tersenyum.

Rafael menghampiriku dengan pandangan bingung.

" Eh, Ver ngapain si tante polisi ini kesini segala?," bisik Rafael.

" Emm... dia jadi guru kita Rafael...,"

" What! hih! dia sangat bersemangat, lagi pun apa dia bisa mengajar?,"

" Entahlah...aku pun tak tahu," aku mulai membuka majalah.

Qera mengawasi kami seperti guru dari mejanya.

Rafael memakan cemilannya, melihat pesan di kontak pesan yang belum terbaca.

HAP!

aku menemukan halaman yang membahas hutan itu! aku harus memberi tahu Qera!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post