3#
" Halo?,"
" Qera, ini David,"
" Oh...hai ketua! ada apa?,"
" Hmm...bisa membantu saya?,"
" Membantu apa ketua?,"
" Datang kerumah saya, dan kita akan bicarakan," ucap ayah Rafael to the point
" Ya baiklah,"
***
Panggilan terputus, ayah kembali ke ruang tamu.
" Ayah sudah menghubungi teman ayah sebentar lagi akan da-
TING...
Bel berbunyi sebelum ayah Rafael selesai berbicara. Rafael membuka pintu dan melihat seorang wanita berdiri.
" Pemisi, ketua saya sudah datang!," wanita itu masuk perlahan.
" Qera, cepat sekali!,"
" Tentu... apa yang bisa saya lakukan untuk membantu anda?,"
" Bisa membantu anak-anak ini?,"
" T-tapi om...," aku menghela napas memotong pembicaraan.
" Jangan memanggil dengan om, panggil saja David,"
Tapi kan dia orang tuanya Rafael, masa kupanggil pakai namanya..., gumamku.
" B-baiklah,"
wanita itu melirik kami.
" Wah... jadi apa yang harus kubantu?," wanita itu mendekati kami.
" A-anu tante-
" Eit..Eit jangan panggil tante! panggil dengan namaku! Qera!,"
" Jadi Qera, bisa membantu kami?," Rafael bertanya.
" Oh hei, kau anaknya ketua kan? kau sangaat berani ya, seperti ayahmu. Tentu akan ku bantu!,"
" Omong-omong membantu apa?," lanjut Qera bertanya.
David memotong pertanyaan Qera.
" Bantu mereka mencari Dira,"
Qera sontak menengok ke arat David. " Di-dira? tapi kan ketua, anak itu sudah hilang 2 tahun yang lalu,"
David menggeleng memberikan surat . " Kita mendapat permintaan dari ibunya dan kita sudah mendapat nama pelaku, ini bisa mempermudah kita untuk melakukan tindakan lebih lanjut,"
" Ya, tapi apakah ketua yakin untuk mengajak ke dua anak ini," ucap Qera menunjuk kami berdua
" Tentu,"
" Lalu bagaimana caranya?,"
" Lewat perkemahan yang akan dilakukan 2 hari lagi, sebaiknya kami menyiapkan alat-alat untuk menjalankannya," jawab David.
" Ya baiklah ketua,"
Qera menarik tanganku. Wajahnya tak berpaling sedikitpun.
" Qera?," tanyaku kebingungan.
" Vera aku punya satu hal yang ingin aku katakan," Qera menatapku.
" Apa itu?,"
" Aku sudah mengetahui dimana Dira berada," Qera berbisik.
GLEP!
" Dira? kakak?!,"
" Ya, saat pencarian dulu aku sebenarnya sudah menemukan kakakmu, Dira. Tapi... saatku ingin mengejarnya di tengah hutan, sebuah masalah yang tak kuinginkan datang,"
" Masalah apa?," tanyaku serius.
" Aku tidak ingat apa kejadian yang benar-benar terjadi, tapi kaki dan pergelanganku tertembak," Qera berhenti berbicara.
" Te-tertembak?," suasana antara aku dan Qera semakin runyam.
" Ya, saat sadar aku sudah ada di rumah sakit, tapi ada yang lebih penting dari itu,"
" Ingat ini, yang pasti penjahat itu tak sendiri, sekitar 5 orang ada di kelompok penjahat itu, tentang dimana kakakmu berada aku tahu dia dimana, sebuah desa kecil di pedalaman hutan. Kau pernah mendengar mitos di hutan itu? ya itu tempatnya. Kemungkinan besar kakakmu ada disana karena sebenarnya para penghuni desa adalah orang yang terbilang ramah tak seperti di mitos-mitos itu, dan ingat ini rahasia!," Qera mengusap kepalaku.
" Kau memanglah adik yang baik, ya aku akan siap membantumu," Qera tersenyum.
Aku mengangguk senang. Akhirnya aku bisa mencarinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bahasa yg dipake enak. bagus! lanjuuut!
Aku sudah lanjut!! tinggal dibaca ya >-<
Lanjuttt >~<
OK kak!! makasih sudah baca