2#
Kami bungkam seketika.
TOK TOK TOK
Pintu terus bebunyi ketukan. Ibu memelukku erat.
" Pergi , Vera!," ibu berbisik.
" Gak mau!," aku berusaha mengelak.
Ibu memegang pundakku.
" Vera ibu mohon! pergi ke rumah Rafael, ibu sudah menghubunginya!," ibu menghentak.
Sebuah tas disodorkan kepadaku. Ibu membuka pintu belakang. Aku tak menyangka ibu sudah mengetahui ini sebelumnya.
" Vera, buka surat ini ketika sudah sampai di rumah Rafael, beri tahu dia mungkin dia bisa membantu," ibu memberikanku sebuah amplop cokelat.
" Ya, bu hati-hati, Vera izin berangkat," aku mencium kening ibu.
" Ya selamat tinggal," ibu menutup pintu belakang.
Aku berjalan semakin jauh dari rumah. Ku mengintip kebelakang , sekumpulan orang terlihat masuk ke rumah, aku kembali menghadap ke depan.
" Hei, Ver! selamat datang dirumahku!," Rafael menyambut.
Aku disambut oleh keluarga Rafael yang sedang berkumpul.
" Rafael, aku mau omongi sesuatu," aku berbisik.
" Hmm...baiklah,"
Rafael menuju ke taman belakang rumahnya begitu juga dengan aku.
" Mau omongin apa, Ver?,"
" Ini," aku menyodorkan sebuah surat di amplop coklat tadi.
Kami membacanya :
" Hilangnya seorang anak bernama Dira yang misterius dikabarkan kepada para pihak keluarga dan khalayak. Kehilangannya sebagai misteri yang belum terpecahkan membuat kejadian ini dilupakan begitu saja, itu yang kamu dengar bukan Vera? ibu merasa bersalah, tapi itu bukanlah hal yang sebenarnya terjadi. Kakakmu bukan hilang secara misterius tapi dia sengaja di hilangkan oleh ayahmu...,"
aku melanjutkan ke paragraf selanjutnya.
" Ayahmu memanglah jahat. Jadi cari kakakmu di hutan perkemahan nanti, disanalah kakakmu hilang, hutan itu pernah ditutup karena kejadian kakakmu tapi itu kembali terbuka," surat terputus disitu.
Rafael melihatku.
" Ver...,"
" Kita harus cari kakakmu!," ucap Rafael serius.
aku masih saja merenung tak percaya.
" Tapi bagaimana?,"
" Kita harus melaporkannya ke orangtuaku, Ver," Rafael menjawab.
" Memang apa hubungannya dengan orang tuamu?," aku bertanya polos.
" Mereka polisi, Ver," Rafael kembali menjawab.
Kami kembali menuju ruang keluarga Rafael.
" Ayah...ibu... kita harus bicara," Rafael mengenggam surat dariku.
Wajah ibu dan ayah Rafael saling bertatap bingung.
" Ini penting?," tanya ibu Rafael.
" Ya sangat penting,"
ibu membawa adik Rafael ke lantai atas sehingga kami mulai membicarakannya kepada ayah Rafael.
" Jadi apa yang ingin kalian bicarakan?,"
Rafael memberikan ayahnya surat yang ditulis ibuku.
" Di-dira?," tanya ayah Rafael kebingungan.
" Ya, kakakku Dira yang hilang di hutan," ku menjawab.
" Tapi nak, kasus ini sudah ditutup karena anak itu tak pernah ditemukan," Ayah Rafael menghela napas.
" Tapi ibu tidak mungkin berbohong, om," aku kembali menjawab.
Suasana hening beberapa detik. Ayah Rafael mengusap wajahnya.
" Jadi kalian ingin mencarinya?,"
" Ya kami ingin mencarinya,"
Ayah Rafael kembali melanjutkan.
" Sebagai seorang polisi surat ini memanglah sangat membantu kami dalam melanjutkan kejadian ini. Dan sebagai seorang ayah tentu ,tak mengizinkan kalian untuk pergi sendiri, ayah akan panggilkan teman ayah untuk membantu kalian,"
Ayah Rafael mengambil ponselnya dan menuju taman di belakang rumah untuk menghubungi temannya.
" Ver, aku turut prihatin atas hilangnya kakakmu itu," Ucap Rafael.
" Ya, terimakasih,"
***
POV : Ayah Rafael
Seorang anak yang ingin mencari kakaknya dihutan? itu sedikit mustahil... kejadian itu terjadi 2 tahun yang lalu bukan? sebaiknya aku segera menghubunginya!
" Aku butuh bantuanmu,"
***********
Maaf aku pendekin ceritanya ya >-<
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
bagus bgt! waaaa. aq heboh sendiri disini. cepetan lanjut!
Iya heiii sabarrr T-T wkwkwkwk