15
Author : Halo halo ha!!
Saia balik setelah mengumpulkan mood yang tenggelam di dasar hati saia. Yap saia masih niat lanjutin. Terlalu gila bila saia memutus cerita ini, saia bakal nyesel kalo gak dilanjutin karena jujur saia dapet cerita ini dari mimpi saia sendiri T__T emang ya otak gak bisa dikira kira imajinasinya... ok enjoy...
________________________
POV QERA
Bisik-bisik terdengar jelas di telingaku
Orang-orang disini benar-benar menyambut kedatanganku dengan baik.
tapi aku menyesali satu hal yang terjadi sebelumnya,
Benar kata Vera, aku benar-benar orang yang bodoh dan tak memikirkan resiko, lantas aku ada disini.
Vera tak sadarkan diri semenjak lompat dari jurang.
Ya itu salahku untuk sekarang, dan untungnya aku bertemu nenek tua itu
Kejadian beberapa waktu yang lalu...
***
" Ver! Vera!"
Aku berteriak keras memanggil Vera yang tak merespon.
Hujan terus berjatuhan mengenai kepalaku yang terasa berat, ku berlari mendekati Vera yang terjatuh di kumpulan semak belukar.
Ku abaikan darah yang mengalir setitik-demi setitik dari keningku, terus mencoba memastikan keadaan Vera.
Vera tak sadarkan diri
aku tak berkutik sementara, mencari cara untuk pergi dari naungan hujan, tak berpikir panjang setelah itu ku ambil tas ransel Vera dan membawa gadis berambut coklat itu meninggalkan tempat itu.
Hujan semakin mereda, rasanya sudah 30 menit ku berjalan.
Tapi aku belum menemukan gubuk atau apapun di sini, hanya pohon rimbun.
" Hei, kamu kenapa?"
Seseorang mencolek lenganku dari samping, seorang nenek tua yang membawa beberapa kayu bakar.
" Sedang mencari tempat beristirahat nek," jawabku tersenyum tipis.
" Bukankah kamu terluka? sebaiknya kau ikuti nenek saja, ya?"
Ku mengangguk mengikuti arah nenek itu, aku tidak begitu mengkhawatirkan jika bila nenek ini adalah orang jahat, kurasa dia itu baik.
" Nah sudah sampai..."
Nenek itu berjalan kembali, menarik lenganku menunjuk salah satu gubuk. " Masuklah..."
Tempat itu terlihat sepi namun dengan banyaknya gubuk kurasa ada beberapa orang disini.
Dan ini adalah desa yang dirumorkan itu...
______________________
KLIK...
Sebuah kain basah mengenai keningku, nenek itu mengobati lukaku.
" Aku bisa melakukannya sendiri, nek," ucapku ramah.
" Ah, tak perlu, nenek akan membantumu, lagi pun kau juga perlu mengobati gadis itu," lanjutnya.
Ku hela napasku sembari mengelap beberapa luka kecil yang Vera dapatkan
Rasanya... Banyak perhatian yang tertuju padaku dari tadi.
" Kalo kamu merasa diperhatikan, ya kamu tak salah, banyak orang yang melihatmu sejak tadi." Ujar nenek itu tersenyum.
Ku mengangguk menyimpan rasa ngeri ku mendengarnya.
" Nenek tinggal dulu, ada urusan."
Dan flashback berakhir.
***
"Ver! Bangun yok!"
"Uh... Gila .."
Aku terus bergumam, memikirkan banyak hal. Vera kapan bangun coba?
Rasa bersalah menghujaniku, ku tatap diriku di kaca lingkaran di gubuk. " Kau ini kenapa gak becus sih?!" Kritik ku.
Apa yang menimpaku hari ini? Apa aku melewati banyak hal yang membuatku gagal menjaga semua?
Coba lihat, wanita dengan jabatan tinggi ini, dan gak berlaku karena gagal hari ini? Apa aku harus mengabari David?
Masalahnya disini tak ada sinyal..
Aku kesal, aku marah, aku sedih dan itu makin berdatangan.
"Ukh.." air mataku tak sanggup tertahan lagi, tanganku menutup wajah beberapa kali. Ku coba mengusap beberapa kali tetap deras air mata itu berjatuhan. Gak becus! Aku gak boleh selemah ini! Aku sudah berjanji! Gak boleh!
Banyak bayangan suara yang memasuki telingaku.
Suara sosok ayah yang selalu menggema ditelingaku, janji yang kubangun bersamanya kini mulai pecah' perlahan.
Suara sosok David dan lagi lagi soal janji yang ku setujui saat pelatihan polisi dulu.
Dan kata kata semangat kakak senior, senyum penuh ketulusan yang membuatku tak kunjung putus asa.
Dan... Suara 3 remaja dengan kekonyolan mereka, kata sok bijaknya, cek Cok yang selalu membuatku tertawa.
Tanpa kusadari itu adalah hal paling berharga yang ku rasakan bersama mereka.
Kadang itu membuatku ingin mengulang waktu, namun aku tak mau merasakan derita masa lalu.
Masa lalu yang membawaku ke arusnya, deras arus yang kadang sedikit memaksa, mengorbankan peluh dan eluhan di dalam. Itu kurasakan saat dulu.
Bu, Qera pengen pulang
Dulu aku selalu mengeluh layaknya bayi. Ingin pulang ke rumah, menemui Ibu dan Adelia yang menyambut.
Sampai pada saatnya aku berhasil. Ya aku senang. Aku bahagia. Dan aku kembali merindukan sosok ayah.
***
Author : Okey kawand sebenarnya pen saia lanjut ke flashback masa lalu Qera dll tapi banyak banget nanti ternyata :" aku kira bakal PENDECK kalo aku gabung semua hahahahah... Ok next chapter ya aku balikk
Byeee
Wassalamualaikum!!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutt kakk
Makasih supportnya :) aku bakal lanjut insyaallah