13#
TUK...TUK...TUK...
KRIK...KRIk...
Suasana hutan lebat tropis kurasakan di hutan ini, sudah jam 06.00 pagi sudah 3 kali kami beristirahat namun kakiku rasanya seperti mau copot saja
" Qera, kita gak bisa istirahat dulu?"
lamunanku terpecah menengok Rafael yang berjalan malas disebelahku.
"Istirahat? baru beberapa jam yang lalu kita masuk hutan, Rafael." ucap Wina yang sudah terbiasa berjalan jauh.
" Ye,ye lama-lama ni kaki copot dah..."
Qera melirik dari ujung matanya, rambut pendek nya tertiup angin . Terkesan horor dengan mata sinisnya.
" Kalo kita istirahat disini masih terbilang percuma tahu!" bantah Qera.
" Udah-udah..." leraiku.
Aku bingung dengan keadaan 4 orang itu diperkemahan alasan apa yang mereka pakai?
_________________________________
Meanwhile....
" Untuk semua! silahkan berkumpul di tengah lapangann!!!"
Para siswa dan siswi berkumpul di lapangan dengan wajah wajah cemberutnya, kehilangan seorang guru yaitu Qera membuat para guru mengumpulkan muridnya terlalu cepat.
" Dipagi hari ini ada pengumuman yang tidak baik!" seorang guru berdiri di kerumunan para muridnya.
" Guru kita, Qera hilang dari perkemahan!" lanjut guru itu.
Seketika keadaan menjadi runyam.
" Qera? guru baru itu?"
" Hah? bu Qera hilang?"
" Disini saya sebagai guru hanya ingin memastikan, apakah ada murid lain yang hilang selain bu Qera?"
kerunyaman terhenti, para murid melihat sekitarnya dan.....
________________________________
- SINTIA-
Ohhh ya ampun kenapa Pak Dio terlalu telitiiii!
" Saya pak! kelompok 4 kehilangan satu anggota!"
Sontak kepalaku menengok Jason yang baru saja melaporkan kehilangan.Tuhh anak ngapain siii? malah dibongkar!
Ku kembali menengok kearah Quina.
"Kelompok 7 kehilangan 2 anggota pak!" Quina mengangkat tangannya.
Aku memegang pundak Quina,
" Quina, kamu kenapa dah kan kita suruh rahasiain kejadian tadi malam!" bisikku kepada Quina.
" ya akupun tahu juga tapi nampaknya jason sudah mempunyai rancangan!" balasnya
Huh.... entahlah aku ingin berteriak rasanya melihat 2 bocah itu berulah...
" Hah beneran?" Pak Dio kembali bertanya.
" Ya, pak!"
" Baiklah kita cari mereka!"
Jason menghalangi jalan Pak Dio.
" Sebaiknya kita serahkan ini ke polisi saja pak!"
" Kamu ini kenapa? dikira manggil polisi itu gampang?"
" Ya, pak! "
Keadaan semakin runyam dengan kekhawatiran para siswa.
" Ya pak saya setuju!" Lanjut ku membantu Jason.
" Kalian kenapa? Bapak tanya sekali lagi kalian ini kenapa? Mereka itu teman teman kalian loh... pokoknya kita harus cari mereka!"
" TAPI PAK-
" Jason kamu kenapa sih? gila?! Jangan menghentak guru dikeramaian malu maluin kelompok kita tau gak?" Dika menarik lengan Jason sontak memarahinya.
" Dik! Ye kamu juga malu maluin! Rafael hilang juga karena mu!"
" JASON!"
"HEH! NGAJAK GELUT!?"
Runyam....
" Eh itu si Jason kenapa dah?"
" Udah gak waras kali..."
" JASON! TAHAN EMOSI!" Feri menahan tangan sahabatnya itu yang mengepal keras ancang-ancang memukul.
- FERI & AUTHOR-
ohhhh... Perang lagi....
" FER! GAK USAH LARANG LARANG!" Jason memberontak mendorongku terjatuh.
Awww... Nih anak Napa dah jadi kebawa suasana? Lama lama nih urusan bahaya!
" JASON!" Panggil pak Septian yang berusaha menahan Dika yang terbawa emosi.
" Bapak tahu! Bapak tahu apa yang kamu rasain! Tapi untuk sekarang kenapa kamu memberontak kayak gitu?!"
" Karena Rafael hilang sekarang termasuk 2 teman lainnya dan tentunya Bu Qera! Kalian gak khawatir? Maaf atas kelancangan saya sebagai seorang siswa tapi Memanggil polisi itu cara yang terbaik!"
TEP... ( Author)
Sintia melangkahkan kakinya meninggalkan suasana runyam di lapangan.
Setidaknya si Jason bisa berakting...
Sintia membuka ponsel lipatnya menekan beberapa tombol angka.
" Halo om"
" Halo ini siapa?"
" Ini saya Sintia teman Rafael"
" Ya ada apa?"
...
" Sekarang waktunya om menjalankan rencana lanjutan milik mereka"
" Oh. Jadi anak itu sudah membocorkan misi ini?"
" Ya, segera"
" BAIK"
______________________________
SINTIA
Aku kembali melangkah menuju lapangan.
Jason terlalu ahli dalam ber-akting aku tak menyangka dia akan se-serius itu...
Ku lihat perseteruan masih berlangsung, begitu juga Quina yang masih tak berkutik banyak dibelakang pohon besar.
Feri yang beberapa kali terjatuh pun tetap melerai Jason dan Dika.
Aku kembali melanjutkan langkah dan sedikit berlari.
" JASON CUKUP!"
Teriakanku membuat lapangan senyap hanya dua orang yang masih berusaha melawan.
Ku menarik lengannya untuk sedikit menjauh.
" Aku sudah menelepon ayah Rafael, kau cukupkan akting memalukanmu itu, ok?"
Bisikanku membuat sosok Jason tersenyum tipis dengan tawa kecil.
" Terimakasih sudah menelepon ayahnya, eh iya sebenarnya 50% dari aktingku tadi adalah perasaanku yang sebenarnya..."
" Hmm? sebenarnya gimana?"
" Sebenarnya...
aku hanya belum merelakan mereka menjalankan misi itu...."
_______________________________
" QERAAAAA!!!"
Rafael berteriak memanggil sosok polisi di depannya itu.
" Hmm?"
" Lapeeeeerrrr!!!"
Aku menatap sosok Rafael yang terus mengeluh, tapi eluhannya saat ini memang benar.
" Ya, Qera ini sudah terlalu lama," lanjutku.
" Ya baiklah..."
Qera menghentikan langkahnya. " Kita istirahat disini"
2 kayu sebagai tempat duduk dan Qera membangun tenda, nampaknya kita akan menginap disini.
" Wina cari kayu bakar,"
sosok Wina mengangguk pelan tak banyak mengeluh sosoknya menghilang sekejap dimataku.
" Rafael ambilkan air dari sungai terdekat,"
" Sungai?"
" Ya, di arah barat ada sungai bersih"
" Kau tahu darimana?"
sosok Qera yang sibuk membagun tenda memasang wajah kesalnya. " Ya kan aku pernah kesini, RA-FA-EL!"
" Iya-iya just a joke!"
Rafael meninggalkan titip tenda membawa ember untuk air.
" Aku?"
aku menanyakan tugas milikku, tapi Qera hanya terdiam.
" Kenapa aku tak diberi tugas, Qer?"
sosoknya masih saja diam.
" Kena-
" Karena firasatku berkata ada hal buruk, Ver..."
" Buruk?"
" Ku rasa hutan ini tidak Seaman dulu...
______________________________
Ok ini pendek
Maap baru sampe sini...
Ideku lagi berkurang :)
Tapi sihhh next chapter itu bakal rada sad
wkwkkwkkwkw
Ada scene yang pasti gak diharapkan nih...
:"
BYEEEE!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutttt! I like it! Walaupun pendek, tapi sebenarnya panjang tau! Semangat!
Semangat!!! makasih supportnya
Ide selancar ini bilangnya kurang T~T. Duh, kok kebawa alur cerita sih. Tiba" aku juga ngerasa bawa perasaan. Cepet up! Ngga sabar! Eh. Semangat, 'ya! ♡
Sama dong!
E-ehhhh makasih qaqaaaaa >-<