11#
" Ver? are you ok?,"
" Hmm ya,"
" Marah?,"
" Nggak kok,"
Hembusan angin menerpa wajahnya yang menjulur keluar. Suara kicauan burung yang menandakan hutan sudah dekat.
" Bentar lagi sampai tempat tujuan!," sahut Bu Dewi dari arah jok depan.
" Baik bu!,"
CKITT...
Mobil terparkir tepat. Satu persatu siswi turun dari mobil begitu juga Vera dan Wina .
" Wahh... apakah ini hutan yang akan kita telusuri, Ver?," tanya Wina yang terlihat begitu ber-ambisi.
" Iya," jawab Vera pelan.
" Wina! Vera!," seseorang berteriak memanggil 2 gadis itu.
" Rafael!,"
_______________________
POV VERA
huh....apa-apaan dengan perasaanku yang sedikit bergoyah ini!
" Wina! Vera!,"
Eh....Rafael?
" Rafael!,"
Eh? Wina tahu Rafael?
" Hai Rafael! sudah lama tak bertemu!," Wina menegur Rafael yang berlari dari mobil kelompok 4.
Rafael mengangguk senang melihat 2 sahabatnya yang saling akur, mengapa dunia ini dipenuhi oleh banyak misteri wahai!!!
" Ver? kamu kenapa?,"
" E-eh? nggak kok!,"
" Wina, kalian marahan?," tanya Rafael.
" Enggak tuh,"
" Waitttt!!! untuk kedua kalinya aku ini gak marahh ok? lalu apa-apaan dengan kalian ini? kalian sahabatan? jangan membuatku bingung!," sahutku dengan tangan nada bingung.
Rafael tertawa tipis melihatku dengan paras bingung.
" Maaf membuatmu bingung! kami ini sahabat semenjak TK, Ver," jelasnya.
Wina mengangguk meng-iyakan penjelasan Rafael.
_______________________-
BACK TO AUTHOR
"Raaafaaaelll!!!!,"
sebuah teriakan menyambar dari balik tubuh remaja laki-laki itu.
" Urusan di mobil tadi belum selesai!," Jason membalikkan tubuh Rafael yang asyik mengobrol.
" Hah? apaan?,"
" Rahasiaku terbongkar karenamu!," Jason menghentak cepat.
" E-ehhh?!,"
" Rahasia apaan?," Vera menyerobot Jason.
" A-ah... ya.... itu rahasia!," Jason mengelak.
Jason menarik lengan Rafael dengan hentakan kaki kencang.
***
" Hai rafael!," sahut Feri yang menunggu dibalik pohon besar.
" Jadi? kalo rahasianya kebongkar kamu mau apain lagi?," tanya Rafael kepada Jason dengan mata marahnya.
" Ya balikin!,"
" Kalo seluruh kelompok 4 sudah tahu, percuma Jason," potong Feri dengan nada tawanya.
" Huahhh Kesal!,"
Jason mengkerutkan bibirnya kesal, kini rahasianya sudah menjadi iming-iming di seluruh telinga para anggota kelompok 4 begitu juga guru kelompok 4 Pak Septian.
" Oh iya, Rafael," Feri memulai topik baru.
" Apa?,"
" Si Wina dari kelas 6-A itu sahabatmu?,"
" Ya,"
jason memulai perdebatan lagi.
" E-eh? Wina si anak pintar + cantik itu?," Jason bertanya.
" Ya gitu deh," Rafael menghela napasnya melihat dua temannya yang begitu iri.
" Curang ih!," sahut Feri.
" Curang apaan?,"
" Ya curang selalu dapet sahabat yang cantik!," Jason menyerobot cepat.
" Kalian kenapa sih? apa susahnya tinggal cari aja!," Rafael menjawab lirih.
" Dikira gampang, Rafael?," Feri bertanya.
" Ya gampang apalagi kalo good looking!," sindir rafael yang menyadarkan temannya yang begitu good looking.
" Kenapa kalian malah yang berantem?," Jason melerai.
" Ah tahu!,"
3 remaja laki-laki itu mulai beradu mulut.
KALIAN KENAPA LAGI SIH?!
" Eh? Pak Septian?,"
Pak Septian lagi-lagi menegur 3 remaja itu.
" BARIS! BERANTEM TERUS!," suruh Pak septian dengan nada amuknya.
" Iya pakkk siap 86!," Feri melangkah meninggalkan 2 temannya.
" Tunngu, Fer!," rafael mengejar temannya.
_________________________
POV WINA
" Cepat berbaris!," suara Qera menyambar seluruh ligkup perkemahan.
Untuk pertama kalinya aku pergi ke hutan perilaku ku yang terlihat begitu Norak membuatku malu sendiri, Hah.... ya ampunn mengapa aku begitu ketinggalan zamannn!
Mengapa ayah tak mengajakku ke hutan? tapi aku juga malas harus berbicara dengan ayah, ayah hanya merespon " ya" atau " Hmm" seperti orang sibuk tak tertolong. Padahal kan aku ini anaknya. Ya bagaimana lagi yang penting sekarang aku punya pekerjaan deh...
" Wina! sini!," suara Vera terdengar ditelingaku.
" Ya, Ver!," aku berlari menghampiri Vera yang melambaikan tangannya.
" Ada apa Ver?,"
" Bantuin donk!,"
" Bantuin apa?,"
" Siapin lauk buat makan siang, katanya suruh cari kayu bakar!,"
" Emang kita disuruh?,"
wajah Vera bingung melihat diriku yang bertanya polos.
" Lah? bukannya tadi Qera bilang?,"
" Oh iya, ya,"
TEP...TEP....TEP....
" Ver ini udah jauh!,"
Vera mengajakku berjalan ke dalam hutan,
" Ngeluh terus sih? ya sabar donk... kayu disini masih dikit!," Vera lirih.
" Y-yadehhh...,"
Suara angin berhembus kencang mengguncang pohon cemara dan pohon tinngi disebelahku.
" Nahhhh ini dia banyak kayu disini, Wina!," Vera menyahut memanggilku.
" Bantuin nih...," Vera memberiku 2 ikat kayu.
Aku mulai berbalik berjalan kembali ke perkemahan.
SET...
" Ver! Ver!,"
aku berteriak memanggil gadis itu, apa yang dia pikirkan wahai maemunah!!! bukannya balik malah masuk lebih dalam kehutan!
" Apa sih yang kamu pikirin, Ver? bahaya tahu!,"
" Hihihi...," Vera nyengir tak bersalah.
" Udah buru deh... masuk kehutan aja udah menguras waktu 3 Jam!," aku menarik lengan Vera.
" Huaaa....Winaaa maafin akuuuuu!!!!,"
" Iyaaa iya, huh....," aku menghembuskan napas lesu untung saja aku berbalik!
" Winaaa baikkk!!!," Vera memanggilku dengan tambahan kata 'baik'
" Apa Vera cantik?,"
" Kamu di kasih pin dan mantel hitam sama Qera gak?,"
SREK! ( semak-semak)
" Hmm ya," aku mengangguk.
" Kita sudah sampai, Ver," ucapku menunjuk tenda kelompok 7
" Ya,"
" Hei kalian kemana aja sih!," teriak Sintia.
" Ya ambil kayu lah! apa lagi?," jawab Wina kepada gadis kelahiran Kota yang terjuluki Kota Tercinta itu.
Sintia menaikkan pundaknya," Cepet sini, kasihan Quina nahan laper terus,"
Jidat Quina menyerengit mendengar Sintia.
" Eh? apa kata awak nih? cuma bercakap!," hentak Quina dengan nada negara asalnya.
" Heh tapi bener kan?," sindir Sintia dengan nada sindirannya.
" Ah...baiklah,"
Aku mulai menyusun kayu-kayu itu untuk dijadikan kayu bakar.
" Wina tadi Rafael mau bilang sesuatu,"
___________________________
Wahaiiii kawannn
Buat kalian yang males buka guuglee
Kota tercinta : Padang
Quina dari Malaysia taulah pasti :v
In the next chapterrr aku mulai buat petualangan keknya
masih ' keknya' jadi jangan berharap lebih duluuuu
Bye byeee
Wassalamualaikum!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Uwaaaa! Tapi berharap dibuat petualangan lagi! Uuuu, aku tunggu ya! Semangat ♡
makasih kak ditunggu yaa soalnya aku mau tambahin scene yang tak tertebak pastinyaa ^-^