Tirta Arum Azzahra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Alas Purwo

Hari ini kelas kami mengadakan kunjungan ke Taman Nasional Alas Purwo,kami sangat senang karena hanya hari ini kita melakukan kunjungan bersama-sama,meskipun kita hanya menggunakan sepeda motor.Saat perjalanan teman kami Yoga,Divan,serta Ardi menambah suasana perjalanan dengan menyanyi,urat malu pun sudah putus,seketika kami segerombolan ikut menyanyi juga,orang orang pun melihat kami,kami hanya bisa tertawa,sungguh ini merupakan hal memalukan.Di tengah tengah perjalanan kami berhenti disalah satu pom bensin untuk mengisi bahan bakar,setelah selesai mengisi bahan bakar kami pun melanjutkan perjalanan.

Setelah satu jam akhirnya kami pun sampai ke Taman Nasional Alas Purwo,Alas Purwo merupakan hutan tertua di Pulau Jawa,setiap kita melihat Hutan Alas Purwo sepertinya hutan ini penuh dengan misteri.Salah satu penjaga disana menjelaskan tentang sejarah Alas Purwo,katanya dulu pada tahun 1992 Taman Nasional Alas Purwo telah diresmikan oleh kementerian kehutanan,Alas Purwo masuk kedalam dua kecamatan yaitu Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo,Banyuwangi.Objek wisata di Alas Purwo tidak kalah menarik dengan objek wisata lainnya,di Taman Nasional Alas Purwo terdapat situs,goa,padang savana,dan pantai.Salah satu goa yang terkenal disini adalah Goa Istana,sedangkan untuk pantainya terdiri dari Pantai Parang Ireng,Pantai Ngagelan,Pantai Pancur,dan Pantai Plengkung,akan tetapi pantai yang lebih terkenal disini adalah Pantai Plengkung karena memiliki ombak yang cukup besar dan itu sangat cocok untuk orang orang yang senang berselancar.

Saat ini kita akan menuju ke Pura Giri yang tempatnya berada di bagian tengah Alas Purwo yang berjarak 3 km dari kawasan Pantai Plengkung,kami mengakses kendaraan "grandong" atau sejenis dengan mobil truk untuk menuju kesana,disana kami dapat melihat daun daun yang manari nari karena hembusan angin kemudian burung yang berkicau,kami sangat senang,sesampainya disana kami mengabadikan momen ini dengan foto bersama,setelah itu kami menuju ke Pantai Plengkung,teman kami Riza tiba tiba menyanyi "menari lah dan terus tertawa" seketika kami segerombolan membalas lagu tersebut "hahahahaha,walau dunia tak seindah syurga,bersyukurlah pada yang kuasa" kami segerombolan hanya bisa tertawa sambil menikmati pemandangan yang ada.

Sesampainya di Pantai Plengkung kami disambut oleh hembusan angin pantai yang sangat sejuk serta suara ombak yang bergemuruh,kami istirahat sejenak di pinggir pantai kami pun mengambil bekal masing masing kemudian kami memulai makan bersama.Setelah selesai makan kami izin untuk pulang,di tengah tengah perjalanan pulang Eca menemukan sebuah batu,karena Eca penasaran dengan batu tersebut kemudian Eca pun mengambilnya,akan tetapi tindakan Eca langsung ditegur oleh sang penjaga,sang penjaga pun menjelaskan kepada Eca,katanya dulu sekitar tahun 1967 masyarakat mulai menemukan sebuah situs ini,karena mereka tidak tahu tentang pengetahuan mengenai sejarah merekapun mengambil batu ini dan dibawa pulang untuk dijadikan tungku dapur,akan tetapi selang beberapa hari orang orang yang mengambil situs ini terkena musibah,dan pada akhirnya masyarakat memutuskan untuk memagari situs ini dan menjaga kesuciannya,Eca pun meminta maaf kepada penjaga tersebut atas kelancangannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post