Part 1
AWAL MULA BERTEMU
Kerlipan bintang menerangi bumi. Malam hari yang tenang dan indah. Bulan sedang berbalas surat dengan sahabat penanya, Pelangi yang tinggal di luar Indonesia. Kalian mau tau gak, apa isi suratnya? Nih, aku kasih tahu.
‘Malam Bulan. Apa kabar? Semoga kamu baik baik saja ya disana. Aku Cuma mau bilang, kalau besok aku akan ke Indonesia dan melanjutkan sekolah disana, karena ayahku sudah selesai bertugas disini. Semoga kamu senang ya. Dan aku berharap kita bisa ketemu disana. Salam hangat Pelangi’ itu adalah isi surat Pelangi yang dibaca oleh Bulan.
Bulan sangat senang sekali karena dia tahu bahwa sahabat penanya, Pelangi akan ke Indonesia. Bulan dengan cepat meraih handphonenya dan langsung menghubungi sahabat dekatnya, Mentari.
Sementara di rumah ku, aku sedang termenung memikirkan apa yang akan terjadi besok. Oh ya, besok adalah hari pertama aku bersekolah lagi, setelah beberapa hari libur sekolah. Aku berharap, besok terjadi suatu hal yang menyenangkan.
Pagi hari yang cerah, matahari sudah terbit dari ufuk timur. Suasana hangatnya pagi hari yang selalu membuat semua orang ceria. Aku pergi ke sekolah menggunakan motor. Sesampainya di sekolah, aku langsung masuk ke kelas. Tiba tiba ada dua orang anak perempuan menyapaku dengan senyuman khas mereka.
“Hai... selamat pagi... kamu anak baru ya? Siapa nama kamu? Kalau nama aku Bul... Lan...” Sapa Bulan dengan omongan yang terpotong
Aku tidak menghiraukan omongan anak tadi. Aku langsung cuek dan berjalan ke kelas.
“Loh, kok dia pergi?” Tanya Mentari bingung saat melihatku cuek saja dengan sapaan Bulan. “Gak sopan banget sih,” Lanjut Mentari yang sepertinya agak sebel dengan sifatku tadi.
“Hush... gak boleh gitu ngomongnya! Mungkin dia malu aja” Balas Bulan yang memaklumi sifatku tadi.
Jujur, aku sebenarnya malu tadi, jadinya aku cuek aja deh, hehe. Aku berharap akan menemukan seorang teman yang baik.
Tak sengaja, aku tersandung batu di lapangan sekolah. Upss...! Untuk saja ada seorang anak perempuan berambut pendek membantuku berdiri.
“Ma... makasih ya” Ucapku gugup.
“Iya, sama-sama. Oh ya, nama kamu siapa?” Tanya anak perempuan itu.
“Nama aku Bintang,” Jawabku sambil tersenyum.
“Wah, nama yang bagus. Kalau nama aku, Pelangi. Salam kenal ya,” Balas anak perempuan itu yang ternyata namanya adalah Pelangi.
“Iya, salam kenal juga,” Lanjutku.
“Oh ya, aku boleh minta tolong gak sama kamu?” Tanya Pelangi.
“Boleh aja. Emangnya mau aku tolongin apa?” Jawabku.
“Aku minta tolong, tolong kamu awasin anak perempuan yang berambut panjang itu donk!” Seru Pelangi sambil menunjuk ke arah Bulan.
“Oh, itu aja? Oke deh,” Balasku.
“Makasih ya, Bintang,” Lanjut Pelagi.
“Sama-sama”
Aku pun segera mengikuti Bulan yang sedang jalan dengan Mentari, aku awasi setiap gerak geriknya. Tiba-tiba secara tidak sengaja, bahu Bulan mengenai tubuh seorang anak perempuan. Oh,no!
“Heh, punya mata gak sih? Main nabrak-nabrak aja!” Bentak anak perempuan tadi.
“Ma... maaf Ven, aku tadi gak sengaja,” Seru Bulan kepada anak perempuan tadi yang ternyata bernama Venus.
“Maaf, maaf, enak aja Cuma minta maaf!” Lanjut Venus yang sepertinya sangat marah.
“Heh, Venus! Kan tadi Bulan udah minta maaf, yaudah maafin aja kali,” Balas Mentari yang ikut membela Bulan.
“Enak aja,” Ucap Venus dengan nada tinggi.
Dengan sengaja, Venus menyiram Bulan dan Mentari dengan air mineral yang ada di tangannya. Melihat kejadian itu, aku langsung berlari mendekati mereka. Belum sempat air itu mengenai Bulan dan Mentari, air itu langsung mengenai bajuku. Byurr...
Setelah air itu mengenai bajuku, aku langsung mengambil air itu dari tangan Venus dan membuangnya.
“Siapa kamu?” Tanya Venus dengan muka kaget.
Aku tidak menjawab.
“Kamu gapapa?” Lanjut Bulan kepadaku.
Aku hanya menggeleng. Setelah itu aku langsung pergi.
“Tunggu...!” Seru Bulan menghentikan langkahku.
Aku berhenti dan menoleh ke belakang.
“Makasih ya,” Ucapnya.
Aku hanya mengangguk pelan.
“Lan, itu kan anak perempuan yang tadi cuekin kamu,” Lanjut Mentari.
“Iya. Siapa sih dia sebenarnya?” Balas Bulan dengan keingintahuan yang tinggi.
Melihat kejadian yang tadi, aku langsung bilang ke Pelangi.
“Hah? Bulan tadi mau di siram?” Tanya Pelangi kaget.
“Iya. Tapi gak kena, malah aku yang kena jadinya,” Seruku menjelaskan.
“Owh gitu. Terus, sekarang gimana dong? Aku takut Venus jahatin Bulan lagi,” Ucap Pelangi.
“Tunggu... tunggu... tunggu... kenapa kamu perhatian banget sama Bulan? Emangnya kamu siapanya dia?” Lanjutku bertanya.
“Eh... itu... aku... sahabat pena nya Bulan,” Balas Pelangi.
“Sahabat pena?”
“Iya. Jadi, aku tuh udah janji sama Bulan, kalau aku bakal ke Indonesia. Tapi aku malu, jadinya aku minta tolong kamu buat awasin si Bulan,” Jelas Pelangi.
“Oh jadi gitu,”
“Iya. Trus jadi sekarang gimana dong, Bin?”
“Kalau saran aku nih ya, mendingan kamu langsung aja jelasin ke Bulan, nanti aku temenin,”
“Aku?”
“Iya kamu,”
“Duh, tapi aku malu, Bin, ngomongnya ke Bulan,”
“Eh, jangan malu-malu dong. Kan kasian nanti kalau ternyata Bulan udah nungguin kamu dan kepengen banget ngeliat kamu,”
“Iya sih, tapi,”
“Udah gapapa, aku temenin kok, tenang aja!”
“Hmm... yaudah deh. Yuk Bin!”
“Yuk!”
Kami berdua pun langsung mendekati Bulan dan Mentari.
“Bulan,” Sapa Pelangi.
“Kamu siapa ya?” Tanya Bulan.
“Aku Pelangi, sahabat pena kamu,”
“Hah!? Kamu Pelangi?”
“Iya, Lan. Aku juga gak nyangka kalau ternyata aku disekolahin disini juga.
“Aduh, Pelangi. Kenapa dari awal kamu gak kasih tahu aku aja sih?”
“Maaf, Lan. Aku malu soalnya ngobrol sama kamu,”
“Lho, kenapa harus malu? Kita kan setiap hari surat-suratan, jadi gak perlu malu dong,”
“Hehe... Oh, ya, Lan, ini Bintang,”
“Halo salam kenal, Bulan” Sapaku.
“Oh jadi nama kamu Bintang?” Tanya Bulan.
“Iya, Lan,” Jawabku.
“Salam kenal juga Bintang. Oh iya, ini Mentari sahabat dekat aku,”
“Halo Bintang, Pelangi,” Lanjut Mentari.
“Halo juga Mentari,” Balas ku dan Pelangi kompak.
“Yaudah, kita ke kelas yuk! Kenalannya di kelas aja,” Ajak Bulan.
“Oke,yuk!”
Kami berempat segera menuju ke kelas. 10 menit kemudian, bel masuk berbunyi.
“Assalamu’alaikum, pagi semuanya,” Seru Bu Melati.
“Wa’alaikum salam, Bu,” Balas para murid.
“Hari ini kelas kita kedatangan murid baru nih. Ayo kalian berdua maju ke depan untuk memperkenalkan diri!” Perintah Bu Melati sambil menunjukku dan Pelangi.
Aku dan Pelangi langsung berdiri dan bejalan perlahan menuju ke depan papan tulis.
“Halo semuanya, nama aku Pelangi. Umurku 12 tahun. Hobiku membaca buku cerita, jalan-jalan dan berenang.” Seru Pelangi memperkenalkan diri.
“Halo teman-teman, perkenalkan nama aku Bintang. Aku berumur 12 tahun. Hobiku membaca buku novel, berenang, dengerin musik, traveling, menulis dan masih banyak lagi. Salam kenal semuanya.” Lanjutku.
“Halo salam kenal juga Pelangi dan Bintang.” Balas Bu Melati. “Sekarang kalian boleh duduk. Oke, anak-anak sebelum memulai pelajaran, hendaknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai...” Lanjut Bu Melati.
Aku menunduk seraya berdoa. Aku berharap pelajaran hari ini bisa ku kuasai dengan mudah.
“Berdoa selesai... sekarang ibu mau tanya nih, ada yang tau gak sih apa itu metamorfosis?”
Semua murid tersontak diam.
“Jadi gini, metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan struktur setelah kelahiran atau penetesan” Jelas Bu Melati.
Pandangan ku fokus pada penjelasan Bu Melati.
Dua jam telah berlalu. Kringg... bel istirahat pertama berbunyi nyaring. Aku, Bulan, Mentari dan Pelangi pergi ke taman di depan kelas. Kami asyik mengobrol mengenai hobi kami masing-masing. Suara canda tawa terdengar sehingga menjadikan suasana semakin ceria dan menyenangkan. Mendengar suara keseruan kami, membuatku mengetahui bahwa bersahabat itu sangatlah mengasyikkan. Dan aku sadar betapa pentingnya arti persahabatan itu.
Saat sedang asyik mengobrol, tidak sengaja aku melihat Venus yang sedang mengawasi kami dengan tatapan sinisnya. Kalian masih ingat Venus kan? Ku balas tatapan sinis itu dengan senyuman manis, berharap Venus membalas senyumanku. Tapi dugaan ku salah, Venus hanya cuek dan membuang mukanya dariku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar