Tak terasa satu tahun telah berjalan. Sudah banyak hal yang kita lewati, namun masih belum pasti kapan kita akan kembali seperti dulu. Semua orang sudah jenuh berdiam diri di rumah saja, mereka ingin pandemi Covid19 segera berakhir agar bisa berkumpul bersama sanak saudara maupun belajar bersama di sekolah dengan bapak ibu guru.

“ Tringg….” Alarm ponsel saya berdering menunjukkan pukul 04:30 WIB. Azan subuh bergema, saya segera beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu kemudian melaksanakaan shalat subuh. Setelah shalat subuh biasanya saya mandi lalu sarapan dan pergi ke sekolah, namun pada kali ini berbeda, selepas mandi saya langsung melihat ponsel untuk absen dan mengecek tugas hari ini. Tak jarang sebagian bapak ibu guru mengadakan meet pembiasaan ataupun penjelasan materi. Saat meet tidak semua siswa dapat hadir karena kendala kuota, ponsel yang digunakan bergilir, maupun ponsel yang terkadang tiba tiba rusak karena terlalu sering dipakai. Saya pun sering tidak hadir saat meet karena ponsel saya sering rusak layarnya ataupun mati mendadak akibat kepanasan, saya memakluminya, biasanya saya menggunakan ponsel sehari hanya dua jam tetapi sekarang hampir dua belas jam. Namun terkadang saya lupa memberi tahu hal itu kepada guru pemateri, sehingga ketidakhadiran saya saat meet mempengaruhi nilai.

Selain hal itu, banyak siswa yang menutup kamera saat meet. Mereka beralasan malu, tetapi tak sedikit dari mereka tertidur saat meet, bahkan saat dipanggil namanya siswa tersebut tidak merespon dengan alasan sinyal namun ternyata sedang pushrank game online bersama temannya. Hufttt… banyak sekali lika liku saat pembelajaran daring. Sebagian dari mereka banyak yang menyalah artikan belajar menggunakan gadget untuk bersenang senang tanpa memikirkan tugas yang semakin menumpuk karena menunda pekerjaan. Akibatnya mereka tak paham materi apa yang sedang dipelajari, sehingga nilai raport menurun dan banyak wali murid yang kecewa saat melihat nilai raport anaknya.

Pembelajaran daring menurut saya kurang efektif, karena tidak bisa mempelajari materi secara detail. Banyak web yang menjelaskan materi pembelajaran, namun sebagian besar hanya mengandung teori dan tidak memperaktekan rumus secara langsung. Walaupun kita bisa bertanya langsung kepada guru yang bersangkutan, ada pula beberapa siswa yang canggung untuk bertanya langsung kepada guru melalui chatting. Saya pun agak canggung ketika ingin bertanya karena tak terbiasa chattingan.

Meskipun di rumah saja kita harus semangat untuk meraih impian. Belajar dari rumah memang banyak kekurangannya, namun banyak juga kelebihannya. Saat belajar dari rumah kita bisa sembari membantu orang tua, menjaga adik, waktu belajar yang fleksibel, bahkan bisa sambil berbisnis untuk meningkatkan kreativitas kita dalam berniaga.

Setiap hal yang terjadi pada hidup kita pasti memiliki makna tersendiri. Makna dari pandemi Covid19 adalah kita belajar bagaimana hidup sederhana, bisa berkumpul dengan keluarga sesering mungkin, mempelajari teknologi, menigkatkan kreativitas, pemulihan lapisan ozon, dan yang paling penting kita belajar untuk selalu menjaga kebersihan serta kesehatan. Semoga semuanya bisa kembali seperti sedia kala agar kita bisa beraktivitas seperti dulu lagi.