Istilah ramadan tentunya sudah tidak asing bagi kita. Pada bulan Ramadan umat islam menjalani puasa kurang lebih 29-30 hari. Selama berpuasa dari pagi hingga petang kita harus menahan hawa nafsu seperti makan, minum,dan merokok.

Kebahagiaan dalam menyambut bulan Ramadan yang tinggal menghitung hari tentunya sangat dirasakan. Bulan Ramadan ini begitu istimewa karena hanya terjadi sekali dalam setiap tahun. Kebiasaan yang selalu dilakukan akan selalu memberi kebahagiaan dan keceriaan yang kelak akan menjadi kenangan tersendiri.

Sesuatu yang banyak ditunggu ini selalu membawa kebahagiaan tersendiri disetiap harinya. Bagaimana tidak? Pada sore hari, kita akan disuguhkan pemandangan pengendara yang memadati jalan. Mereka tentunya mencari makanan serta minuman pelepas dahaga. Selain itu,banyak juga yang datang untuk sekedar melepas penat serta menikmati senja dan menunggu adzan berkumandang tiba. Sedangkan pada saat malam hari, salat sunah berjamaah dilakukan dengan penuh kebahagiaan karena mempertemukan warga setempat. Dengan adanya ini tentunya akan mempererat silaturahmi antar masyarakat. Masyarakat banyak bergantian membawa makanan pada saat tarawih.

Saat menjelang subuh kita biasa makan untuk pengganjal perut saat melaksanakan puasa. Tak jarang banyak yang enggan membuka mata pada saat sahur karena mengantuk. Hal ini adalah momen yang menyenangkan. Ketika kita melihat raut wajah yang masih mengantuk. Pada saat hari biasa hal ini tentunya tidak dilakukan, maka dari itu sahur adalah hal yang selalu memberi kebahagiaan karena hanya dilakukan ketika berpuasa. Selain itu setelah malam suasana masjid ramai, berbeda ketika keadaan biasa. Banyak yang diam di masjid untuk membaca al quran. Kemudia tak jarang banyak yang menginap untuk membangunkan saur pada masyrakat setempat. Hal ini tentu sangat ramai dan membawa semangat untuk yang akan menjalani ibadah puasa.

Jika berbicara tentang istimewa, bulan Ramadan ini tentunya banyak menghadirkan keistimewaanya untuk umat muslim. Pada bulan ini banyak pahala yang dapat kita kumpulkan. Ibarat sedang mengikuti perlombaan, kita akan berlomba-lomba dalam kebaikan. Semangat serta tidak putus asa harus kita terapkan dalam menjalaninya agar kelak mendapat kebahagiaan yang abadi.

Ramadan kali ini merupakan jembatan penghubung rindu. Dimana pembatasan kerumunan dan jarak tetap diterapkan. Kita mengharapkan keadaan ini cepat membaik, agar bisa berkumpul dan berbagi kebahagiaan bersama-sama. Meraih kemenangan besama keluarga, teman maupun masyarakat sekitar.

Namun jika situasi sama seperti tahun lalu, maka tidak ada istilah mudik untuk lebaran dan bersilaturahmi kepada masyarakat. Hal ini bukan berarti kita tidak bisa berbagi kebahagiaan, karena bahagia itu beragam bentuknya. Semua kebiasaan yang terjadi ketika Ramadan sebelum pandemi tentunya sangat berbeda. Kerumunan dan kekeluargaan tentunya akan berkurang saat ini. Namun, ini bukanlah halangan untuk memberi kebahagiaan. Kita bisa melakukan video call dengan keluarga walaupun terbentang jarak. Dengan ini tentunya tidak hanya mendengar suara, tetapi kita bisa melihat seacara langsung. Seperti saat sahur kita biasa berkumpul bersama keluarga, namun dengan ini pun kita bisa tetap bersama dengan keluarga. Pada saat berbuka, komunikasi pun tetap bisa sama seperti biasanya. Selain itu, mengirimkan suatu bingkisan dapat dilakukan untuk hadiah untuk lebaran. Cara ini terbilang sederhana, namun tentunya membawa kebahagiaan dalam keluarga. Dimana kita tetap dapat berbagi kebahagiaan dan berkumpul bersama. Kita akan tetap meraih kebahagiaan bersama dan mencapai kemenangan bersama keluarga, teman, maupun anggota masyarakat.

Tentang penulis

Hallo! Namaku Tia Amelia, saat ini aku masih duduk dibangku SMA kelas 3. Bersekolah di SMA N 2 BANJAR jurusan bahasa. Lahir di Ciamis,10 Oktober 2002. Kalau kalian ingin lebih kenal dengan aku kalian bisa menghubungi lewat wa 087879781825 atau bisa cek ig @tiaamelia10.