Thaareeq Zahiy El Gaza

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BAB 2 PELINDUNG TITAN : Teman Sejati

BAB II

TEMAN SEJATI

48 jam yang mencengangkan…

Bintang Abadi kembali bersinar terang pagi itu. Aktifitas penduduk tidak seperti biasanya. Hari ini Xrak kembali menyampaikan berita yang tidak lazim bagi warga Titan. Ya, berita tentang sebuah ancaman bencana kepada Raja dan penduduk Titan jika mereka tidak segera membebaskan Galathor. Sirine kembali dibunyikan dan membuat penduduk Titan semakin resah sambil menanti apa yang akan terjadi kemudian.

Lalu lintas sepi dan hanya beberapa orang yang sibuk di jalan hanya untuk pergi berkebun sekedar memenuhi kebutuhan. Tidak banyak yang bisa dilakukan penduduk Titan hari ini. Namun Ayah tetap harus pergi ke kebun hari ini. Ia akan mengambil jagung dan beberapa buah untuk kebutuhan kami beberapa hari ke depan. Jack sudah 2 hari ini tidak tidur di rumah. Ia masih bersiap berjaga untuk memastikan keamaan Raja dan planet ini bersama dengan para pelindung Titan yang lain. Aku menemani Ibu di rumah dan bersiap berjaga terhadap sesuatu. Ayah sangat mempercayakan Ibu kepadaku. Walau aku tidak sekuat Jack, tapi aku akan melakukan perintah Ayah. Ibu masih khawatir gempa susulan akan kembali datang.

Bintang Abadi semakin naik ke atas dan warna merahnya menerangi langit dari s menjadi tempat favorit penduduk Titan untuk mengadu. Mereka menunggu Raja untuk segera bertindak dan menyampaikan titah kepada penduduk Titan.

Ibu menghampiriku ke kamar dan memberikanku sereal jagung dan segelas susu. Tatapan matanya kosong menatap merahnya Bintang Abadi di langit. Aku bertanya kepada Ibu tentang arti semua ini dan mengapa Galathor begitu ingin menguasai negeri ini. Ibu diam dan berbicara tentang kakek. Ibu menyampaikan bahwa Galathor ditangkap oleh kakek dengan segenap kekuatannya. Ibu tidak tahu tentang Xrak dan mengapa ia ingin Galathor bebas, tetapi yang Ibu tahu bahwa Galathor ingin menguasai negeri ini karena sesuatu. Ibu juga berkata bahwa Galathor adalah orang yang jahat dan merupakan pembunuh berdarah dingin. Ia pernah menghancurkan suatu desa dan membunuh ratusan nyawa tak berdosa untuk memenuhi ambisinya, yaitu menguasai Titan. Rasa penasaran masih menghampiriku. Ibu pun memperlihatkan sebuah foto. Di foto itu tampak 2 orang yang saling tersenyum dan berangkulan. Yang satu adalah foto kakek, dan foto orang satunya tidak aku kenal. Ibu menjelaskan bahwa ini adalah teman kakek yang dibunuh oleh Galathor 20 tahun lalu. Namanya Kapten Rakiki. Kapten Rakiki tertembak ketika berusaha melindungi kakek yang kehilangan senjatanya saat bertempur melawan Galathor. Ibu meninggalkan kamarku sambil tersenyum dan berkata bahwa Jack dan aku akan mewarisi perjuangan kakek sebagai pelindung Titan. Namun aku yang tidak sekuat Jack hanya tertunduk malu dan membayangkan apa yang dilakukan Jack sekarang.

Sementara itu di istana, seorang prajurit pelindung Titan setengah berlari tergopoh-gopoh melaporkan kepada seseorang tentang ancaman terbaru Xrak untuk seluruh penduduk Titan. Seseorang yang diberitahu itu ialah Kolonel pemberani berbadan tegap dan tangkas. Namanya adalah Alex Bruse. Dia adalah komandan tertinggi pelindung Titan. Dia senantiasa menjaga Titan dari kekacauan dan menegakkan kedamaian. Dan yang berada di samping Kolonel Bruse adalah rekannya yang setia dan menemaninya di setiap perjuangan. Namanya Gert Marko. Keduanya mulai terkenal karena kegigihannya saat di perang Lorise Jouten 5 tahun lalu. Lorise Jouten merupakan perang antara Pelindung Titan dengan perompak laut Braganas. Peperangan ini menjadikan keduanya andalan para petinggi di Istana Titan termasuk Raja. Sampai sekarang pun keduanya senantiasa berjuang bersama. Bahkan penduduk Titan menggelari mereka si pasangan emas.

“Apa yang harus kita lakukan Bos?” Tanya Gert kepada Bruse. Bruse tersenyum kecil sambil berucap “Kita harus mencari Xrak dan pasukannya dan mencegah bencana ini terjadi”. “Menurutmu, apa yang akan dilakukan Xrak?”. tanya Bruse. “Kita harus bertanya kepada Galathor, Bos, dia yang menjadi alat dalam permainan Xrak.” jawab Gert. “Kalau begitu kita harus menghadap Raja dan meminta izin darinya untuk menemui Galathor di Krum”. Kata Bruse sambil berlalu bersama Gert untuk segera menghadap Raja. Sambil berjalan ke ruangan Raja, Gert tersenyum melihat kawannya itu dan berkata “Aku ingin kita kalahkan orang ini (Xrak)”.

Keduanya segera sampai di ruangan Raja. Di ruangan besar dan megah itu, Raja dan para peringgi Titan sudah berkumpul membahas ancaman Xrak. Di dalam ruangan itu semua orang mengeluarkan pendapat apapun demi menyelamatkan Planet Titan, termasuk dengan membebaskan Galathor. Namun Raja tidak sependapat. Raja masih berupaya agar ada jalan lain dalam upaya menghadapi ancaman ini.

“Salam Raja!” Bruse dan Gert memberikan hormat pada Raja. “Silahkan masuk wahai pasangan emas.” Raja menjawab. “Kira-kira apa tindakan yang bisa kita lakukan?”. “Apakah ancaman ini nyata?” tanya Raja. Bruse dengan gagah menjawab “Saya kenal dengan Xrak di perang Lorise Jouten. Dia adalah saudara dari Braganas. Saya khawatir ini adalah misi balas dendam Xrak kepada kita.” Gert menambahkan ucapan Bruse “Benar Yang Mulia, Xrak mungkin hanya ingin membalas dendam atas kematian Braganas.” Bruse kemudian menceritakan tentang bagaimana perang Lorise Jouten dan ketika akhirnya Xrak berhasil melarikan diri karena seorang pengkhianat yang membiarkannya pergi. “Xrak dan pasukannya pasti akan kita kalahkan dengan bantuan semua pihak di Titan” kata Bruse dengan optimis.”Jika diizinkan, saya dan Gert ingin berkunjung ke penjara Krum dan akan memaksa Galathor berbicara” Bruse menambahkan. Raja dan beberapa petinggi setuju dengan hal ini dan Raja pun memerintahkan pasukan pengaman Istana untuk mengawal Bruse dan Gert menuju penjara Krum. “Bruse, Gert, kami mengandalkanmu” Raja menutup percakapan tersebut. Bruse dan Gert hanya bisa tersenyum sambil memberikan penghormatan kepada Raja. Namun Raja masih tertunduk seperti melawan kalimat yang baru saja diucapkannya. Apa yang Raja risaukan dari ancaman ini?. Raja keluar dari ruangan tersebut dan berjalan keluar sambil menatap Bintang Abadi.

“Rakyat sudah resah dan khawatir akibat ancaman ini!” kata Gert di tengah perjalanan. “Kalau kita membebaskan Galathor maka kita akan tersiksa kembali, tetapi bila kita tetap memenjarakannya maka semua penduduk Titan akan tertimpa masalah. Gimana pendapatmu Bos?”Tanya Gert. “ Hmm.. aku mengerti maksudmu Gert, tetapi aku lebih memilih untuk tetap memenjarakan Galathor dan mencari Xrak dan pengikutnya.” jawab Bruse dengan optimis. “Bos, apakah kau pernah mendengar tentang 5 meteor?” tanya Gert. “Aku pernah mendengarnya dari seorang pejuang Pelindung Titan sebelumnya. Dia berkata bahwa 5 meteor pernah terjadi di Titan 1000 tahun yang lalu, saat negri ini bergejolak. Tetapi 5 meteor baru terjadi jika Bintang Abadi menumpahkan percikan sinarnya dan itu tidak akan pernah terjadi lagi saat ini.” Bruse menjawab dengan jelas.”Mengapa kau bertanya tentang 5 meteor kawan?”. “Aku hanya penasaran apakah Galathor, Xrak dan 5 meteor ada hubungannya” Gert menambahkan. Tak terasa keduanya segera naik ke helicopter untuk menuju penjara Krum di tengah lautan luas Titan.

Di tempat lain di hari yang sama di sebuah pohon yang besar, 3 anak remaja asyik berbincang serius di tengah kekhawatiran ancaman Xrak. John, Max dan Vita bersiap menuju tempat perlindungan. Mereka berdiskusi tentang ancaman itu. Dari awal berdiskusi John & Vita selalu berdebat tentang pendapat mereka satu sama lain. Agar situasi tidak tegang, Max menceritakan tentang masa lalu mereka. “Tidak terbayang ya, kita yang dulu masih kecil sekarang sudah besar.” Ujar Max. “Iya kita dulu pertama kali bertemu dengan pamer keluguan.” “Kita dulu bertemu di taman bermain kan,?” John, Max dan Vita kembali mengingat masa kecil mereka agar diskusi berjalan dengan hangat. Ketiganya kembali mengingat masa lalu mereka.

“Hmm.. hari ini sepi sekali apa tidak ada orang huh!” Lalu seseorang berteriak kesakitan. “Aduhh sakit sekali!” “Sini, mari kutolong” “Terima kasih” “Sama sama” “Oh ya namaku Max Pablo namamu siapa?” “Namaku ya…. Namaku adalah John Algaro salam kenal.” Lalu saat itu mereka berdua sangat akrab mereka bahkan pernah membuat rumah pohon di dekat rumah Max. Saat itu ,mereka berjanjian akn pergi ke perpustakaan. “Waaaah disini komiknya banyak sekali” “Jangan banyak baca komik saja baca buku pengetahuan juga.” Tiba tiba Max melihat seorang perempuan yang sedang membaca buku juga. Saat itu anak perempuan itu menaiki tangga untuk mengambil buku. Lalu salah satu buku yang diambil oleh anak perempuan itu jatuh mengenai kepala Max. “Awww sakit.” “Maaf apakah kau kesakitan, aku minta maaf.:” “Ngomong ngomong, namaku Vita, aku tadi hanya sedang ingin mengambil komik.” “Dia sama sepertimu Max.” Bisik John.

Lalu mereka selalu bermain bersama, membaca bersama, menangis dan tertawa bersama. Awal mereka di sekolah remaja Boyo Camp School, ada banyak kasus yang beredar dan hal yang misterius. Mereka mampu menjalankan semua permasalahan karena mereka adalah anak yang berani dan senantiasa selalu bersama. Persahabatan mereka sangat baik walaupun terkadang dari mereka suka saling mengomel. Kendati begitu persahabatan mereka tetap berjalan dengan hangat. Mereka pernah membuat tempat rahasia di bawah tanah rumah pohon mereka. Tempat itu untuk berbicara tentang perihal penting atau hal yang menyenangkan.

Tertawanya mereka segera hilang ketika gempa kecil kembali mengguncang Titan. Gempa ini sama seperti hari sebelumnya dan berlangsung lebih lama. Hal ini kembali meresahkan penduduk Titan di tengah ancaman Xrak. Mereka pun semakin bersiap-siap untuk segera menuju tempat perlindungan yang jauh dari pusat Titan. “Aku pergi ke rumah dulu, kita bersiap-siap kawan.” kata John. “Ingat kita harus tetap berkomunikasi agar mengetahui keadaan ini. Aku akan menghubungi Jack.” kata John. Max dan Vita setuju dan segera keluar dari rumah bawah tanah dan kembali ke rumah mereka masing-masing. Di istana Raja, Raja kembali resah dengan gempa ini. Raja segera menghubungi pengawalnya dan meminta dihubungkan dengan Bruse dan Gert. sebuah helikopter mendarat di sebuah tempat di tengah lautan luas. Turun dari helicopter itu adalah Bruse dan Gert beserta beberapa pengawal Istana yang ingin menemui Galathor. Tiba di penjara Krum, Bruse dan Gert segera berjalan ke salah satu ruangan penjara bawah tanah Krum. Mereka mendatangi suatu ruangan sempit berdebu dan dari balik jeruji seorang tua renta dirantai di tangan dan kakinya. Rambutnya putih dan panjang. Tatapan matanya tajam melihat kea rah sipir penjara Krum yang membuka pintu besi penjara. Dia adalah Galathor, tahanan pemberontak yang ditangkap 20 tahun lalu. Sipir penjara Krum kemudian mempertemukan Bruse dan Gert dengan Galathor yang masih dirantai. Akhirnya Bruse dan Galathor saling menatap di balik sebuah pembatas besi. Ini kali pertama Bruse dan Gert bertemu dengan si pemberontak. Bruse memulai percakapan “Salam Galathor, bagaimana rasanya 20 tahun di penjara ini?”. Apakah engkau yang memerintahkan Xrak untuk membebaskanmu?”. Galathor diam tak menjawab. Bruse kembali mengulang pertanyaannya hingga beberapa kali. Namun hanya diam yang didapatkan. Gert tidak berkedip menatap Galathor. Ia melihat Galathor seperti orang yang tengah menderita karena siksaan penjara Krum.

Tiba-tiba suara lirih Galathor berucap. “Raja dan kalian semua akan merasakan penderitaanku selama 20 tahun ini. Bencana itu akan datang menghancurkan kalian. 5 meteor akan bangkit dan menghancurkan kalian” Bruse kaget mendengar hal ini. Bruse tak percaya tentang 5 meteor yang sudah punah di Titan. Gert hanya berkata “Bagaimana Bos?”. Bruse tiba-tiba berdiri dan berkata kepada Galathor. “Walaupun engkau mempersiapkan 5 meteor sekalipun, kami akan tetap tegar melindungi Titan” Bruse langsung pergi meninggalkan Galathor. Sementara Gert masih memandangi Galathor dengan mata yang tajam. “Apa yang kau lihat dariku prajurit?”Galathor kali ini tidak bersuara lirih. Gert tersenyum kecil dan pergi meninggalkan Galathor.

Sementara itu, di sebuah gua besar di area timur Titan, beberapa orang berkumpul dan berbaris rapat. Nampak seorang tinggi tegap berkepala botak dengan mata kiri terluka berjalan di antara barisan orang-orang itu. Orang botak itu berdiri di depannya dan mereka semua berteriak “Hidup Tuan Xrak!!!. Hidup Tuan Braganas!!!” mereka berteriak sambil mengepalkan tangan mereka. Xrak, orang botak yang berdiri di depan mereka itu berkata “Bawa anak muda pengacau itu kemari”. Nampak 5 anak muda dari akademi Pelindung Titan dengan mata tertutup dan tangan terikat masuk ke ruangan itu. “Kalian akan bangga karena menjadi bagian dari 5 meteor. Saat Xrak membuka penutup mata itu, seorang remaja kaget dan setengah ketakutan. Xrak bertanya siapa namanya. Dan pemuda itu menjawab “Aku Jack Algaro”.

bersambung

5 Meteor bisa dihadirkan kembali bukan karena Galathor atau Xrak, tetapi karena seorang pengkhianat di Titan…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi, bab selanjutnya tentang 5 meteor? Yang menyebabkan 5 meteor bukan Galathor atau Xrak gitu? Ditunggu lanjutannya Gazaaa. Serh banget loh

30 Jul
Balas

Bukan, ini tentang kehidupan luar angkasa

04 Aug
Balas

Ouh

13 Aug

Maksudnya beda jauh

18 Aug
Balas

panjang banget ini novel ya?

03 Aug
Balas

Betul!

13 Aug

oh iya ini tentang robot-robot gitu ya?

03 Aug
Balas

Jauh

13 Aug

hah maksudnyaaa apaa kak Nadhir?

16 Aug
Balas



search

New Post