Nsa Fanisa .A.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KAMAR PENUH DRAMA |FULL EPISODE 1-THE END [EPS4]

KAMAR PENUH DRAMA |FULL EPISODE 1-THE END [EPS4]

Kamar penuh Drama

Alur singkat;

Sekolah Morinotamae seperti sekolah penginapan.

Yawakarai Rin adalah anak yang pendiam dan susah di ajak bicara. Dia masuk ke sekolah Morinotamae.

Walau sudah lama tinggal di sekolah, ia belum mendapatkan teman-teman satupun di kelas maupun di luar kelas.

Akhirnya ia memutuskan untuk menginap di kamar yang dihuni banyak anak. Akhirnya Rin mendapat teman-teman sekamar yang sangat dramatis.

Bagaimanakah kehidupan Rin bersama teman-temannya yang tukang drama? Apakah ia akan betah?

Baca kisahnya selengkapnya. Semoga suka!

Karakter;

>Yawakarai Rin: Pendiam/ Memanah, main volley/ Hitam/ 14 tahun

>Mihoko Eri: Cerewet/ Akting/ merah mudah dan kuning/ 12 tahun

>Shouraiyuishi Haru: Pemalas/ Rebahan/ merah muda, biru muda, hijau muda, putih, dan mocca/ 15 tahun

>Megumi Kaguya: Feminim/ Menari, merias/ biru langit/ 14 tahun

>Yuko Mitsuki: Pemarah/ atur sana-sini/ merah dan coklat/ 18 tahun

>Chiyo Ayuki: Penakut/ sembunyi/ oren/ 12 tahun

1 #Apa aku Bisa?

“Rin... sudah sampai!” ujar ibu memarkirkan mobilnya di halaman sekolah baru untuk anaknya.

Rin menunduk lesu. Baginya memiliki teman itu sulit dan asing. Dia tak percaya akan memiliki teman nantinya.

“Yakinlah kamu bisa Rin!” kata ibu menyemangati

“Hmm...” hanya itu jawaban dari Rin yang dingin.

Rin turun sambil menggendong tasnya dan menyeret koper berisikan barang untuk menginap.

“Bukunya nanti akan ibu guru kasih! Ja nee, Rinno-Chaan!” seru ibu melambaikan tangannya pada Rin.

Rin tak menyahut, ia melanjutkan jalannya.

Bruk! Tanpa Rin sadari, ia menabrak seseorang bertampang menyeramkan. Gadis yang Rin tabrak menunjukkan wajahnya yang begitu galak.

“Kamu siapa gadis kecil?” tanya gadis yang Rin tabrak. Tubuhnya yang tinggi membuatnya menunduk saat bertanya pada Rin.

Rin mudur selangkah.

“Aku bertanya kok diam terus?” tanya gadis itu. Perkataannya belum menunjukkan tampangnya yang galak.

Rin masih diam mematung. Ia tak tahu harus menjawab apa.

“O genki desu ka? Hey! Aku tanya!” bentak gadis itu.

Rin terkejut. Dia berbalik badan hendak lari, sayangnya gadis itu mencegat tangan Rin.

“Aku Yuko Mitsuki. Kelas 10. Kamu pasti murid baru di kelas 8? Iyakan?” tanya gadis itu yang bernama Yuko Mitsuki. Suaranya berubah menjadi lebih pelan.

Rin menggangguk.

“Yah tak perlu tau namamu kok. Toh nanti juga aku tau! Kalo gitu aku pergi dulu yah. Arigatou gozaimassu...” pamit Mitsuki.

Yawakarai Rin sudah berada di depan kelasnya. Dia masih diam, belum memperkenalkan diri setitik katapun.

Kebetulan guru yang mengajar itu sudah mengenal Rin, namanya Yukari. Akhirnya guru yang mengenalkan Rin.

“Namanya Yawakarai Rin. Ibu harap kalian bisa menerimanya dengan baik. Rin sangat pendiam, jarang sekali berbicara walau dengan keluargnya. Ibu sudah banyak mengenal Rin. Jadi ibu berharap kalian bisa mengajaknya berteman dan merubah sifatnya agar mudah diajak bicara. Begitu saja...” ujar ibu guru. “Rin silakan duduk di bangku yang kosong itu!” kata ibu menunujuk bangku kosong di dekat jendela.

Rin mengangguk. Ia berjalan ke belakang dengan menunduk. Murid-murid di kelas terus berceloteh membuat Rin bertambah malu.

Semiggu Rin menjalani sekolah. Tapi tidak ada yang istimewa. Di kamar ia hanya sendirian. Dia tak suka berbaur.

Tapi... lama-lama dia merasa kesepian. Kata ‘TEMAN’ terus mengahantui pikirannya.

Akhirnya ia memutuskan untuk berpindah kamar. Ia ingin sekamar dengan teman-teman yang mau bermain dengannya. Yang tak seperti teman-temannya di kelas.

Tuk! tuk! tuk! Rin berjalan di lorong menuju kantor guru. Ia ingin mengutarakan maksudnya.

Tok! Tok! Tok! Pintu diketuk seberani mungkin.

“Rin? Ada apa?” tanya bu Yukari melihat yang datang Rin. Tak biasanya Rin datang ke kantor guru sendirian.

Rin memberanikan diri berbicara. “Bu. Apa aku bisa pindah kamar? Aku ingin memiliki teman yang seru!” begitu kata Rin.

Bu Yukari yang mendengarnya tersenyum. Itulah yang diharapkannya dari awal. Ia membelai kepala Rin dengan tulus seperti ibu membeli anaknya.

“Kamu pasti bisa Rin! Akan ibu carikan teman kamar terbaik untukmu!” jawab ibu Yukari.

Hati Rin sangat puas mendengarnya.

Malam pun tiba...

Masih terdengar suara sepatu berjalan dan seseorang berbincang.

“Nah sudah sampai!” kata bu Yukari menunjukkan sebuah kamar di hadapannya.

Rin berjalan ke arah jendela. Ia melihat beberapa anak di dalamnya yang belum sekali ia kenal.

Eh! Itukan... kak Mitsuki... batin Rin melihat diantara anak-anak di kamar itu.

“Kamu maukan?” tanya ibu memastikan.

Rin mengangguk. “Tapi bu... mmm... apa aku bisa?” tanya Rin.

Ibu Yukari mengangguk semangat.

Rin akhirnya menerima apapun yang akan terjadi.

Kreak! “Anak-anak! Kalian mendapat pendatang baru!” seru ibu memasuki kamar memecahkan suasana berisik.

Dilihatanya ada anak yang tengah memarahi temannya di meja makan, ada yang sedang menari dengan payungnya, ada yang sedang gulang-guling di kasur dan juga sedang duduk di bawah meja sambil bermain laptop.

“Kamu yang itu?” tanya Mitsuki mengalihkan perhatian.

BERSAMBUNG...

2 #Selamat datang Rin

“Kamu yang itu?” tanya Mitsuki

Rin mengangguk.

“Namanya Yawakarai Rin,” kata bu Yukari singkat.

“Selamat datang disini Yawakarai...” sapa anak-anak kamar.

“Aku, Mihoko Eri yang cantiiik!!!” seru Eri.

“Aku Kaguya... Megumi Kaguya-chan,” ujar Kaguya manis.

“Dia bukan monster atau hantukan?” tanya salah seorang anak yang duduk di bawah meja.

Kak Mitsuki menatap anak itu dengan mata melotot.

“Hihihi! Aku Chiyo Ayuki. Terserah mau panggil apa...” salam Ayuki.

“Masih ingatkan? Aku Yuko... Yuko Mitsuki,” tanya Mitsuki.

Rin mengangguk.

“Kataknya kurang deh!” seru Eri keras.

“Katak?” tanya Kaguya.

“Bukan ada yang kurang!” jawab Mitsuki.

Semua celingak-celinguk. Dilihatnya gadis berambut merah muda sedang tidur di kasur sambil memainkan hp.

Mitsuki menarik kabel headset yang dikenakan Haru.

“Eh eh kenapa sih?” tanya Haru risih.

Krik! Krik! Krik! Haru bengong, dia mematung melihat gadis berdiri di samping bu Yukari.

“Kenapa diam aja?” tanya Haru kembali.

Tak ada sahutan satupun.

Haru melipat tangannya di dada sambil cemberut dia bertanya, “Itu siapa?”

“Manusia!” jawab Mitsuki dengan membentak.

“Ya masa kecoak!” ejek Haru. Haru melihat ke arah Rin “Oooh Yawakarai...”

“Kamu kenal?” tanya Eri.

Haru mangut-mangut, sesekali menguap. “Ya udah, aku gak usah kenalankan? Kalian aja yang ngenalin aku,” kata Haru malas.

“Haruuuu-chan! Get up, now! Kalau gak...” belum selesai Mitsuki mengancam.

“Iya iya, gak usah pakai ancam segala dong,” sela Haru. Dia mengangkat tangan ke belakang kepalanya untuk bersandar kepalanya.

“Terserah!” kata Mitsuki akhirnya.

Yang melihat Mitsuki dan Haru hanya terkekeh geli.

“Sudah sudah! Maaf sekali ya Rin, mereka ini memang begitu, punya kebiasaan tersendiri. Ibu sengaja menempatkan kamu disini karena setau ibu mereka anak-anak yang seru,” jelas ibu guru.

Rin mengerti.

“Seru. Mungkin tidak untukku bu... menghayal sambil tidur itu jauh mengasyikkan...” kata Haru angkat bicara.

Plak! Tangan Mitsuki melayang ke arah Haru.

“Iya Mitsuki!!! Maaaaaap!!!” ujar Haru.

“Tidak sopan!” sindir Mitsuki karena dipanggil Haru tanpa kata “kak”

Kaguya geleng-geleng kepala. Ia memalingkan wajah ke belakang. Eh bukanya tadi ada Chiyo? Kemana dia? Batin Kaguya.

Eh! ‘-_-. Ternyata Chiyo bersembunyi di bawah meja. Kaguya hanya bisa menepuk dahi melihat temannya yang penakut.

Aku takut kena pukul kak Yuko! Batin Ayuki takut jika ia harus kena pukulan Mitsuki.

Lumayan juga, mereka lebih seru dibanding teman sekelasku. Tapi siapa anak yang tiduran dan kena pukul kak Mitsu itu? Sepertinya dia jauh lebih asyik walau terlihat membosankan. Hmm... aku penasaran deh! Batin Rin heboh.

BERSAMBUNG...

3 #Hari Pertama

Selesai mandi, Rin duduk di meja makan. Semua sudah siap menyantap makanan yang dibuat Mitsuki.

“Kaguya-san, permisi. Siapa yang mau nempatin kursi kosong itu?” tanya Rin gugup.

“Oooh, itu tempat kakak senior pemalas!” jawab Kaguya acuh tak acuh.

Rin tersenyum. Dia tau siapa yang Kaguya maksud.

“Mana Haru?!” tanya Mitsuki tegas.

“Masih terkulai di kasur...” jawab Eri singkat.

Mitsuki mulai naik pitam. Yang semula wajahnya cantik berubah galak. “Belum mandi?!!!” tanya Mitsuki galak.

“Aaa! Belum kak!” jawab Ayuki terkejut sambil bersembunyi di balik Eri.

“Aaaah! Chiyo gak seru pake ngumpet segala dih!” ejek Eri.

“Habisnya muka kak Yuko seremin ih!” jawab Ayuki berbisik.

Mistuki menghampiri kasur Haru. Brug! didorongnya Haru hingga terjatuh.

“Duuh sakit!” erang Haru. Haru langsung menatap sinis Mitsuki.

“Heuh tukang tidur!” kata Mitsuki sambil melentikkan jarinya.

Tak ada jawaban dari Haru. Ia bangkit lalu pergi ke kamar mandi.

“Nah gitu dong! Gak usah di suruh-suruh!” puji Mitsuki.

“Aaaah! Berisik. Ini beruntung aja buatmu gak susah bangunin aku Mitsuki!” cibir Haru sambil menutup pintu kamar mandi.

“Aargh... udah dipuji kok masih aja begitu sih!” ujar Mitsuki.

“Pujiannya kurang bagus tuh kak,” kata Eri.

“Diam!” bentak Mitsuki.

“Ah iya iya!” jawab Eri terkekeh.

Sudah siap semua. Mereka bersiap untuk pergi ke kota.

“Memang sudah izin ke kepsek Mitsuki?” tanya Haru.

Mitsuki hanya mengangguk.

“Lalu sekarang kita nungguin apa?” tanya Haru kembali.

Tak ada jawaban satupun. Semua sibuk dengan urusan masing-masing.

“Ya sudah ter...” belum selesai Haru bicara.

“Berisik banget deh kamu ini! Daritadi kerjaannya tidur terus!” kata Mitsuki.

“Kalau begitu maaf. Aku ini memang begitu Mitsu... jangan kapok ya,” jawab Haru mengalah.

“Sudah sampaaaaii!!!” seru Mitsuki.

“Iya iya tau galak! Memang kita gak tau apa?” sindir Haru.

Saat mitsuki hendak mengejar Haru. Kaguya dan Eri menahannya.

“Huh!” desah Haru.

“Tooolooooong!!!” teriak seorang ibu mengejar seseorang yang terlihat seperti pencuri.

“Ada apa itu?” tanya Eri.

“Pencuri! Lari!” kata Ayuki sambil bersembunyi di balik tong sampah.

“Heh Ayuki! Itu pencuri gak akan ngejar kamu kok...” kata Eri.

“Ayo kita bantu!” kata Haru melepas tas dan jaketnya lalu lari ke arah pencuri.

“Wah Haru kalau semangat keren ya aksinya! Kalau tidur terus keliatannya kayak gak ada kelebihan darinya!” puji Kaguya.

Larian Haru mempu mengejar sang pencuri tas.

Tangannya segera Haru lilit kebelakang lalu dijatuhkannya pencuri.

“Kembalikan tasnya!” bentak Haru. Ia mengambil tas yang ada di tangan pencuri itu.

Kelima temannya menghampiri Haru.

“Kamu baik-baik ajakan?” tanya Rin.

Haru mengedipkan mata sebelahnya.

“Kenapa gadis kecil bisa menangkapku?” tanya pencuri.

Haru tak menjawab, ia melepaskan pencuri. Saat pencuri hendak kabur kembali, Rin membentangkan kakinya menghadang pencuri. Malang bagi pencuri ia kembali terjatuh, lebih malangnya karena pencuri jatuh ke saluran limbah.

Semua yang melihatnya tertawa.

“Bagus Rin! Ahah kemari kau pencuri! Tunggu sampai polisi datang lalu nikmati hidpmu di penjara!” seru Haru.

Selang beberapa waktu, polisi datang. Pencuri dibawa ke kantor pengadilan pusat kota.

Seorang ibu menghampiri keenam gadis yang tengah duduk-duduk di bangku taman.

“Dek, itu tas ibu...” ujar ibu itu kepada Haru.

Haru yang sedang meminum air memalingkan wajahnya ke arah ibu itu.

“Oh, ini bu,” jawab Haru menyerahkan tas ibu itu.

“Nama saya Mamoru. Adek-adek siapa namanya?” tanya ibu Mamoru.

“Saya Shouraiyuishi Haru. Yang ini Megumi Kaguya, Mihoko Eri, Yuko Mitsuki lalu ini Yawakarai Rin dan Chiyo Ayuki,” jawab Haru kembali.

“Terima kasih ya nak Haru sudah bantu ibu...” ucap ibu Mamoru.

Haru yang sedang memainkan sedotan sambil duduk segera berdiri, “Saya hanya melakukan kewajiban saja. Ibu juga berterima kasih pada teman-temanku, terutama Yawakarai. Tadi sewaktu pencurinya hendak melarikan diri, dia lansung menghadangnya...” jelas Haru.

Jadi namanya Shouraiyuishi Haru. Batin Rin

“Waaah kalian semua hebat deh! terima kasih dek Yawakarai, semuanya juga! oh iya, untu kalian...” kata ibu sambil menyerahkan uang beberapa yen.

Haru menyenggol bahu Rin.

“Rin katakan sesuatu,” bisik Haru.

“Aku harus apa?” tanya Rin kembali berbisik.

“Terserah,” jawab Haru seadanya.

“Sama-sama bu. Kami tidak meminta imbalan kok. Merepotkan ibu saja...” kata Rin sedikit tegang.

“Eh tidak repot kok. Justru ibu merepotkan kalian,” jawab ibu.

“Ya sudah bu, terima kasih banyak ya bu... arigatou gozaimassu,” kata Rin akhirnya sambil menerima uang dari ibu Mamoru.

“Kyo mo arigatou. Sayounara. Ibu harus buru-buru nih,” pamit ibu.

Semua mengangguk sambil berkata, “Ja nee Mamoru-san...”

“Rin keren deh!” puji Kaguya.

“Iyaa mewakili kita berbicara,” timpal Eri.

“Ini semua berkat Haru,” tambah Mitsuki.

Semuanya menatap Haru.

“Eeeh apa-apaan ini? Jangan menatapku begitu deh,” kata Haru.

“Terima kasih ya kak...” kata Rin.

Haru mengedipakan sebelah matanya sambil mengangkat kedua jari seperti mengisyaratkan angka dua.

Tiba-tiba Haru berhenti melangkah.

“Kenapa?” tanya Mitsuki heran.

“Aku mau ke kamar mandi dulu ya,” izin Haru.

“Aku ikut,” timpal Rin.

Haru mengangguk sambil berisyarat untuk kemari.

Kedua gadis itu berlari ke kamar kecil.

Setelah Rin keluar kamar mandi, ia menunggu Haru keluar.

“Sudah!” seru Haru keluar kamar mandi.

“Kak, sekali lagi aku terima kasih,” ujar Rin.

“Untuk apa?” tanya Haru. Belum sempat Rin menjawab Haru memotong, “Aku Shouraiyuishi Haru. Panggil saja Shou...” sela Haru mengedipkan sebelah matanya.

“Kakak pasti punya banyak teman...” kata Rin lirih.

Haru yang sedang bercermin terkejut, lalu dia terkekeh.

“Kenapa? Aku salah?” tanya Rin.

“Iya, perkiraan kamu salah. Kata siapa aku banyak teman?” tanya Haru balik.

“Ya aku hanya mengira-ngira aja, kak,” jawab Rin.

“-_-... kenapa bisa ya banyak yang mengira aku punya banyak teman? Teman-temanku hanya kalian yang sekamar denganku saja sih...” jelas Haru.

“Maksud kak Shou... aku gak ngerti kak. Kakak kan punya teman sekelas pastinya... kok tadi kak Shou bilang kalau temannya hanya yang di kamar aja?” tanya Rin tambah bingung.

“Terserah. Aku sendiri bingung jelasinnya. Intinya aku senang masih bisa punya teman sekamar,” kata Haru mengakhiri obrolan. Ia kemudian berlalu.

Mungkin maksud kak Shou dia tidak diterima oleh teman-temannnya. Sama seperti diriku. Batin Rin.

“Yawakarai ayo!” panggil Haru.

Rin mengangguk lalu bergegas menyusul Haru yang sudah menunggu di luar ruang.

Hari ini cukup segini aku sangat puas. Akhirnya aku mulai bisa mengobrol walau hanya ke kak Shou. Batin Rin senang.

Hari itu Rin sudah banyak berkomunikasi kepada teman-teman sekamarnya. Bahkan pada ibu-ibu yang masih asing baginya. Berkat teman-temannya, Rin mulai merubah sikapnya yang dingin.

BERSAMBUNG...

Ini adalah yang terakhir...

Kak Yuko Mitsuki dan kak Shouraiyuishi Haru sudah pergi, tak bersama lagi.

Karakter;

>Yawakarai Rin/ 18 age

>Megumi Kaguya/ 18 age

>Mihoko Eri/ 16 age

>Chiyo Ayuki/ 16 age

>Orihara Mizumi/ 15 age

>Mikki Wataru/ 15 age

4 #Kita Berpisah

Sudah berlalu semua cerita seru. Tahun demi tahun silih berganti...

Mitsuki dan Haru sudah diganti dengan Mizumi dan Wataru. Kini keberadan kamar yang awalnya penuh dengan drama, sekarang telah berubah total. Tidak ada lagi suara marah ataupun kelakuan lucu yang membuat marah.

Kita putar ulang kisah saat Mitsuki lulus dari sekolah Morinotomoe.

Hari itu wisuda kelulusan angkatan 17.

“Kak Mitsuki selamat yah,”. “kak Yuko hebat!”. “Mitsuki sampai ketemu nanti...”. “Yuko aku senang berteman denganmu!!!”. Dan berbagai kata yang diungkapkan oleh murid-murid di sekolah Morinotomoe saat kelulusan.

Rin berjalan ke arah Mitsuki diiringi Haru, Ayuki, Kaguya, dan Eri.

“Kak Mitsuki jangan lupakan kami ya...” ujar Rin sambil mengusap air mata.

Bruk! Setelah Rin mengatakan itu, Haru segera lari ke arah Mitsuki, di peluknya sang kakak. “Arigatou o nichan, arigatou!” begitu kata-kata yan keluar dari mulut Haru.

“Aku juga berterima kasih padamu Haru...” jawab Mitsuki sambil mengelus kepala Haru.

Rin, Kaguya, Eri, dan Ayuki menyusul Haru memeluk Mitsuki.

Setelah itu, Mitsuki sudah tak bersama mereka lagi...

Rin melihat Haru yang sedang menyapu kamar.

“Tumben kakak rajin,” sindir Rin.

Haru tak menyahut, dia terlihat murung. Yah Rin tahu betul apa yang teman-teman sekamarnya rasakan tanpa adanya Mitsuki.

Tak hanya Haru yang murung, tapi Kaguya, Eri, dan Ayuki juga begitu. Rin berusaha agar teman-temannya gembira kembali. Tapi apa boleh Rin buat?

Kita skip. Ketika kelulusan Haru.

Rin lari sambil mengusap-usap air matanya. Di hampirinya sang kakak yang sudah menemaninya di sekolah walau tak ada ikatan rahim.

Haru menghadap belakang, melihat sosok yang lari ke arahnya sambil menangis.

“Kak Shou, jangan tinggalkan aku!” kata sosok itu memeluk Haru, dia adalah Rin.

Haru tersenyum, “Rin,” panggil Haru.

Rin mendongakkan kepalanya.

“Walau aku sudah tiada di sisimu, tapi Rin bisa menemuiku nanti... aku akan selalu berada di hatimu,” ujar Haru menenangkan sambil mengelus Rin.

“Aku akan mencari kak Shou suatu hari nanti!” tekad Rin.

Haru mengagguk. “Dimana yang lain?” tanya Haru.

“Kaaaaak Haruuuu!” panggil 3 gadis. Mereka langsung memeluk Haru.

“Minasan, Arigatou!” kata Haru.

Begitulah saat-saat terakhir mereka dengan sosok tercinta dan menyenangkan.

Sekarang tak ada lagi keributan yang selalu menggelikan bagi mereka.

Eri menuju cermin untuk menyisir.

Setelah menyisir ia menaruh sisirnya kembali.

“Ayolah buat sebuah cerita di depan cermin! Kau kan pintar berimajinasi,” hibur Rin pada Eri sambil memegangi kedua tangan Eri.

Eri menepis tangan Rin.

“Euuh...” Rin menghembuskan napas.

Rin kemudian duduk di depan Ayuki yang tengah makan.

Tiba-tiba. “Wrauuung!”

“Aaa!” jerit Rin.

“Ahahaaha! Niatnya mau nakut-nakutin dia malah kamu yang kaget!” kata Kaguya mengejek.

“Huh,” desah Ayuki.

Rin ngos-ngosan sambil memegang dadanya.

“Ayuki hebat! Gak takut lagi!” puji Kaguya.

“Kaguya, yang feminin dong. Perasaan kamu gak kayak gini deh,” kata Rin.

“Aku yang dulu sudah tidak ada sekarang! Itu hanya berlaku dulu!” jawab Kaguya sambil berlari ke kasurnya lalu tidur.

Rin geleng-geleng kepala. Dilihatnya Wataru dengan Mizumi dengah asik bermain sendiri.

“Hey, kalian tidak mau bermain bersama?” tanya Rin.

Tapi tak ada jawaban dari kedua anak itu.

Rin tak tahu harus berbuat apa.

And...

THE END

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih semua yang sudah memebaca artikelku. yang belum silakan baca episode lenkapnya disini

22 Jun
Balas

Agak sedih kak yang perpisahannya,

22 Jun
Balas

Aku ga tau kak arti²nya kasih terjemahannya donk

22 Jun

wkwkw maap. nanti aku bikin cerita yang pake indo semua deh bahasanya... tp kalo namanya gk papa yah><

24 Jun



search

New Post