Nsa Fanisa .A.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KAMAR PENUH DRAMA |3 #Hari Pertama

KAMAR PENUH DRAMA |3 #Hari Pertama

Kamar penuh Drama

Alur singkat;

Sekolah Morinotamae seperti sekolah penginapan.

Yawakarai Rin adalah anak yang pendiam dan susah di ajak bicara. Dia masuk ke sekolah Morinotamae.

Walau sudah lama tinggal di sekolah, ia belum mendapatkan teman-teman satupun di kelas maupun di luar kelas.

Akhirnya ia memutuskan untuk menginap di kamar yang dihuni banyak anak. Akhirnya Rin mendapat teman-teman sekamar yang sangat dramatis.

Bagaimanakah kehidupan Rin bersama teman-temannya yang tukang drama? Apakah ia akan betah?

Baca kisahnya selengkapnya. Semoga suka!

Karakter;

>Yawakarai Rin: Pendiam/ Memanah, main volley/ Hitam/ 14 tahun

>Mihoko Eri: Cerewet/ Akting/ merah mudah dan kuning/ 12 tahun

>Shouraiyuishi Haru: Pemalas/ Rebahan/ merah muda, biru muda, hijau muda, putih, dan mocca/ 15 tahun

>Megumi Kaguya: Feminim/ Menari, merias/ biru langit/ 14 tahun

>Yuko Mitsuki: Pemarah/ atur sana-sini/ merah dan coklat/ 18 tahun

>Chiyo Ayuki: Penakut/ sembunyi/ oren/ 12 tahun

3 #Hari Pertama

Selesai mandi, Rin duduk di meja makan. Semua sudah siap menyantap makanan yang dibuat Mitsuki.

“Kaguya-san, permisi. Siapa yang mau nempatin kursi kosong itu?” tanya Rin gugup.

“Oooh, itu tempat kakak senior pemalas!” jawab Kaguya acuh tak acuh.

Rin tersenyum. Dia tau siapa yang Kaguya maksud.

“Mana Haru?!” tanya Mitsuki tegas.

“Masih terkulai di kasur...” jawab Eri singkat.

Mitsuki mulai naik pitam. Yang semula wajahnya cantik berubah galak. “Belum mandi?!!!” tanya Mitsuki galak.

“Aaa! Belum kak!” jawab Ayuki terkejut sambil bersembunyi di balik Eri.

“Aaaah! Chiyo gak seru pake ngumpet segala dih!” ejek Eri.

“Habisnya muka kak Yuko seremin ih!” jawab Ayuki berbisik.

Mistuki menghampiri kasur Haru. Brug! didorongnya Haru hingga terjatuh.

“Duuh sakit!” erang Haru. Haru langsung menatap sinis Mitsuki.

“Heuh tukang tidur!” kata Mitsuki sambil melentikkan jarinya.

Tak ada jawaban dari Haru. Ia bangkit lalu pergi ke kamar mandi.

“Nah gitu dong! Gak usah di suruh-suruh!” puji Mitsuki.

“Aaaah! Berisik. Ini beruntung aja buatmu gak susah bangunin aku Mitsuki!” cibir Haru sambil menutup pintu kamar mandi.

“Aargh... udah dipuji kok masih aja begitu sih!” ujar Mitsuki.

“Pujiannya kurang bagus tuh kak,” kata Eri.

“Diam!” bentak Mitsuki.

“Ah iya iya!” jawab Eri terkekeh.

Sudah siap semua. Mereka bersiap untuk pergi ke kota.

“Memang sudah izin ke kepsek Mitsuki?” tanya Haru.

Mitsuki hanya mengangguk.

“Lalu sekarang kita nungguin apa?” tanya Haru kembali.

Tak ada jawaban satupun. Semua sibuk dengan urusan masing-masing.

“Ya sudah ter...” belum selesai Haru bicara.

“Berisik banget deh kamu ini! Daritadi kerjaannya tidur terus!” kata Mitsuki.

“Kalau begitu maaf. Aku ini memang begitu Mitsu... jangan kapok ya,” jawab Haru mengalah.

“Sudah sampaaaaii!!!” seru Mitsuki.

“Iya iya tau galak! Memang kita gak tau apa?” sindir Haru.

Saat mitsuki hendak mengejar Haru. Kaguya dan Eri menahannya.

“Huh!” desah Haru.

“Tooolooooong!!!” teriak seorang ibu mengejar seseorang yang terlihat seperti pencuri.

“Ada apa itu?” tanya Eri.

“Pencuri! Lari!” kata Ayuki sambil bersembunyi di balik tong sampah.

“Heh Ayuki! Itu pencuri gak akan ngejar kamu kok...” kata Eri.

“Ayo kita bantu!” kata Haru melepas tas dan jaketnya lalu lari ke arah pencuri.

“Wah Haru kalau semangat keren ya aksinya! Kalau tidur terus keliatannya kayak gak ada kelebihan darinya!” puji Kaguya.

Larian Haru mempu mengejar sang pencuri tas.

Tangannya segera Haru lilit kebelakang lalu dijatuhkannya pencuri.

“Kembalikan tasnya!” bentak Haru. Ia mengambil tas yang ada di tangan pencuri itu.

Kelima temannya menghampiri Haru.

“Kamu baik-baik ajakan?” tanya Rin.

Haru mengedipkan mata sebelahnya.

“Kenapa gadis kecil bisa menangkapku?” tanya pencuri.

Haru tak menjawab, ia melepaskan pencuri. Saat pencuri hendak kabur kembali, Rin membentangkan kakinya menghadang pencuri. Malang bagi pencuri ia kembali terjatuh, lebih malangnya karena pencuri jatuh ke saluran limbah.

Semua yang melihatnya tertawa.

“Bagus Rin! Ahah kemari kau pencuri! Tunggu sampai polisi datang lalu nikmati hidpmu di penjara!” seru Haru.

Selang beberapa waktu, polisi datang. Pencuri dibawa ke kantor pengadilan pusat kota.

Seorang ibu menghampiri keenam gadis yang tengah duduk-duduk di bangku taman.

“Dek, itu tas ibu...” ujar ibu itu kepada Haru.

Haru yang sedang meminum air memalingkan wajahnya ke arah ibu itu.

“Oh, ini bu,” jawab Haru menyerahkan tas ibu itu.

“Nama saya Mamoru. Adek-adek siapa namanya?” tanya ibu Mamoru.

“Saya Shouraiyuishi Haru. Yang ini Megumi Kaguya, Mihoko Eri, Yuko Mitsuki lalu ini Yawakarai Rin dan Chiyo Ayuki,” jawab Haru kembali.

“Terima kasih ya nak Haru sudah bantu ibu...” ucap ibu Mamoru.

Haru yang sedang memainkan sedotan sambil duduk segera berdiri, “Saya hanya melakukan kewajiban saja. Ibu juga berterima kasih pada teman-temanku, terutama Yawakarai. Tadi sewaktu pencurinya hendak melarikan diri, dia lansung menghadangnya...” jelas Haru.

Jadi namanya Shouraiyuishi Haru. Batin Rin

“Waaah kalian semua hebat deh! terima kasih dek Yawakarai, semuanya juga! oh iya, untu kalian...” kata ibu sambil menyerahkan uang beberapa yen.

Haru menyenggol bahu Rin.

“Rin katakan sesuatu,” bisik Haru.

“Aku harus apa?” tanya Rin kembali berbisik.

“Terserah,” jawab Haru seadanya.

“Sama-sama bu. Kami tidak meminta imbalan kok. Merepotkan ibu saja...” kata Rin sedikit tegang.

“Eh tidak repot kok. Justru ibu merepotkan kalian,” jawab ibu.

“Ya sudah bu, terima kasih banyak ya bu... arigatou gozaimassu,” kata Rin akhirnya sambil menerima uang dari ibu Mamoru.

“Kyo mo arigatou. Sayounara. Ibu harus buru-buru nih,” pamit ibu.

Semua mengangguk sambil berkata, “Ja nee Mamoru-san...”

“Rin keren deh!” puji Kaguya.

“Iyaa mewakili kita berbicara,” timpal Eri.

“Ini semua berkat Haru,” tambah Mitsuki.

Semuanya menatap Haru.

“Eeeh apa-apaan ini? Jangan menatapku begitu deh,” kata Haru.

“Terima kasih ya kak...” kata Rin.

Haru mengedipakan sebelah matanya sambil mengangkat kedua jari seperti mengisyaratkan angka dua.

Tiba-tiba Haru berhenti melangkah.

“Kenapa?” tanya Mitsuki heran.

“Aku mau ke kamar mandi dulu ya,” izin Haru.

“Aku ikut,” timpal Rin.

Haru mengangguk sambil berisyarat untuk kemari.

Kedua gadis itu berlari ke kamar kecil.

Setelah Rin keluar kamar mandi, ia menunggu Haru keluar.

“Sudah!” seru Haru keluar kamar mandi.

“Kak, sekali lagi aku terima kasih,” ujar Rin.

“Untuk apa?” tanya Haru. Belum sempat Rin menjawab Haru memotong, “Aku Shouraiyuishi Haru. Panggil saja Shou...” sela Haru mengedipkan sebelah matanya.

“Kakak pasti punya banyak teman...” kata Rin lirih.

Haru yang sedang bercermin terkejut, lalu dia terkekeh.

“Kenapa? Aku salah?” tanya Rin.

“Iya, perkiraan kamu salah. Kata siapa aku banyak teman?” tanya Haru balik.

“Ya aku hanya mengira-ngira aja, kak,” jawab Rin.

“-_-... kenapa bisa ya banyak yang mengira aku punya banyak teman? Teman-temanku hanya kalian yang sekamar denganku saja sih...” jelas Haru.

“Maksud kak Shou... aku gak ngerti kak. Kakak kan punya teman sekelas pastinya... kok tadi kak Shou bilang kalau temannya hanya yang di kamar aja?” tanya Rin tambah bingung.

“Terserah. Aku sendiri bingung jelasinnya. Intinya aku senang masih bisa punya teman sekamar,” kata Haru mengakhiri obrolan. Ia kemudian berlalu.

Mungkin maksud kak Shou dia tidak diterima oleh teman-temannnya. Sama seperti diriku. Batin Rin.

“Yawakarai ayo!” panggil Haru.

Rin mengangguk lalu bergegas menyusul Haru yang sudah menunggu di luar ruang.

Hari ini cukup segini aku sangat puas. Akhirnya aku mulai bisa mengobrol walau hanya ke kak Shou. Batin Rin senang.

Hari itu Rin sudah banyak berkomunikasi kepada teman-teman sekamarnya. Bahkan pada ibu-ibu yang masih asing baginya. Berkat teman-temannya, Rin mulai merubah sikapnya yang dingin.

BERSAMBUNG...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

episode 4 nya kutunggu nisa :D

21 Jun
Balas

episode 4 nya tamat:P jd ga ada eps 5

22 Jun

Bagus. Hanya saja.... Namanya susah diucapkan maupun dieja bagi mulut saia T-T. Hamasah Nis!

21 Jun
Balas

hehe-_- inilah udh terinfeksi jepang

22 Jun

Lanjut kak!

21 Jun
Balas

okeh Ayesha. maacih

22 Jun



search

New Post