KAMAR PENUH DRAMA |1 #Apa Aku Bisa?
Kamar penuh Drama
Alur singkat;
Sekolah Morinotamae seperti sekolah penginapan.
Yawakarai Rin adalah anak yang pendiam dan susah di ajak bicara. Dia masuk ke sekolah Morinotamae.
Walau sudah lama tinggal di sekolah, ia belum mendapatkan teman-teman satupun di kelas maupun di luar kelas.
Akhirnya ia memutuskan untuk menginap di kamar yang dihuni banyak anak. Akhirnya Rin mendapat teman-teman sekamar yang sangat dramatis.
Bagaimanakah kehidupan Rin bersama teman-temannya yang tukang drama? Apakah ia akan betah?
Baca kisahnya selengkapnya. Semoga suka!
Karakter;
>Yawakarai Rin: Pendiam/ Memanah, main volley/ Hitam/ 14 tahun
>Mihoko Eri: Cerewet/ Akting/ merah mudah dan kuning/ 12 tahun
>Shouraiyuishi Haru: Pemalas/ Rebahan/ merah muda, biru muda, hijau muda, putih, dan mocca/ 15 tahun
>Megumi Kaguya: Feminim/ Menari, merias/ biru langit/ 14 tahun
>Yuko Mitsuki: Pemarah/ atur sana-sini/ merah dan coklat/ 18 tahun
>Chiyo Ayuki: Penakut/ sembunyi/ oren/ 12 tahun
1 #Apa aku Bisa?
“Rin... sudah sampai!” ujar ibu memarkirkan mobilnya di halaman sekolah baru untuk anaknya.
Rin menunduk lesu. Baginya memiliki teman itu sulit dan asing. Dia tak percaya akan memiliki teman nantinya.
“Yakinlah kamu bisa Rin!” kata ibu menyemangati
“Hmm...” hanya itu jawaban dari Rin yang dingin.
Rin turun sambil menggendong tasnya dan menyeret koper berisikan barang untuk menginap.
“Bukunya nanti akan ibu guru kasih! Ja nee, Rinno-Chaan!” seru ibu melambaikan tangannya pada Rin.
Rin tak menyahut, ia melanjutkan jalannya.
Bruk! Tanpa Rin sadari, ia menabrak seseorang bertampang menyeramkan. Gadis yang Rin tabrak menunjukkan wajahnya yang begitu galak.
“Kamu siapa gadis kecil?” tanya gadis yang Rin tabrak. Tubuhnya yang tinggi membuatnya menunduk saat bertanya pada Rin.
Rin mudur selangkah.
“Aku bertanya kok diam terus?” tanya gadis itu. Perkataannya belum menunjukkan tampangnya yang galak.
Rin masih diam mematung. Ia tak tahu harus menjawab apa.
“O genki desu ka? Hey! Aku tanya!” bentak gadis itu.
Rin terkejut. Dia berbalik badan hendak lari, sayangnya gadis itu mencegat tangan Rin.
“Aku Yuko Mitsuki. Kelas 10. Kamu pasti murid baru di kelas 8? Iyakan?” tanya gadis itu yang bernama Yuko Mitsuki. Suaranya berubah menjadi lebih pelan.
Rin menggangguk.
“Yah tak perlu tau namamu kok. Toh nanti juga aku tau! Kalo gitu aku pergi dulu yah. Arigatou gozaimassu...” pamit Mitsuki.
Yawakarai Rin sudah berada di depan kelasnya. Dia masih diam, belum memperkenalkan diri setitik katapun.
Kebetulan guru yang mengajar itu sudah mengenal Rin, namanya Yukari. Akhirnya guru yang mengenalkan Rin.
“Namanya Yawakarai Rin. Ibu harap kalian bisa menerimanya dengan baik. Rin sangat pendiam, jarang sekali berbicara walau dengan keluargnya. Ibu sudah banyak mengenal Rin. Jadi ibu berharap kalian bisa mengajaknya berteman dan merubah sifatnya agar mudah diajak bicara. Begitu saja...” ujar ibu guru. “Rin silakan duduk di bangku yang kosong itu!” kata ibu menunujuk bangku kosong di dekat jendela.
Rin mengangguk. Ia berjalan ke belakang dengan menunduk. Murid-murid di kelas terus berceloteh membuat Rin bertambah malu.
Semiggu Rin menjalani sekolah. Tapi tidak ada yang istimewa. Di kamar ia hanya sendirian. Dia tak suka berbaur.
Tapi... lama-lama dia merasa kesepian. Kata ‘TEMAN’ terus mengahantui pikirannya.
Akhirnya ia memutuskan untuk berpindah kamar. Ia ingin sekamar dengan teman-teman yang mau bermain dengannya. Yang tak seperti teman-temannya di kelas.
Tuk! tuk! tuk! Rin berjalan di lorong menuju kantor guru. Ia ingin mengutarakan maksudnya.
Tok! Tok! Tok! Pintu diketuk seberani mungkin.
“Rin? Ada apa?” tanya bu Yukari melihat yang datang Rin. Tak biasanya Rin datang ke kantor guru sendirian.
Rin memberanikan diri berbicara. “Bu. Apa aku bisa pindah kamar? Aku ingin memiliki teman yang seru!” begitu kata Rin.
Bu Yukari yang mendengarnya tersenyum. Itulah yang diharapkannya dari awal. Ia membelai kepala Rin dengan tulus seperti ibu membeli anaknya.
“Kamu pasti bisa Rin! Akan ibu carikan teman kamar terbaik untukmu!” jawab ibu Yukari.
Hati Rin sangat puas mendengarnya.
Malam pun tiba...
Masih terdengar suara sepatu berjalan dan seseorang berbincang.
“Nah sudah sampai!” kata bu Yukari menunjukkan sebuah kamar di hadapannya.
Rin berjalan ke arah jendela. Ia melihat beberapa anak di dalamnya yang belum sekali ia kenal.
Eh! Itukan... kak Mitsuki... batin Rin melihat diantara anak-anak di kamar itu.
“Kamu maukan?” tanya ibu memastikan.
Rin mengangguk. “Tapi bu... mmm... apa aku bisa?” tanya Rin.
Ibu Yukari mengangguk semangat.
Rin akhirnya menerima apapun yang akan terjadi.
Kreak! “Anak-anak! Kalian mendapat pendatang baru!” seru ibu memasuki kamar memecahkan suasana berisik.
Dilihatanya ada anak yang tengah memarahi temannya di meja makan, ada yang sedang menari dengan payungnya, ada yang sedang gulang-guling di kasur dan juga sedang duduk di bawah meja sambil bermain laptop.
“Kamu yang itu?” tanya Mitsuki mengalihkan perhatian.
BERSAMBUNG...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Panjanggggg, baguss, syukaaaa.. kereen
alhamdulillah