HANYA SEKADAR FIKTIF |episode 8
Dituduh
“Hoaaam... capek! Kenapa dikasih pe-er sebanyak ini sih. Udahlah pe-er numpuk, besok ulangan pula! Sebel deh...” ujar Baidha pada sendirinya.
Dia melihat kearah foto pajangan bergambar neneknya.
“Andai saja nenek masih hidup. Aku bisa tinggal bersama nenek! Kenapa aku dan kedua orangtuaku silang pendapat yah? Tapi, nenek bilang padaku. Walau aku masih kecil, pemikiran akidah Islam sudahlah harus tercantum pada diriku. Semua itu membuat ibu dan ayah bertengkar dengan nenek hanya karena memiliki silang pendapat. Aku takut semua hal lalu menimpaku juga, aku tidak ingin. Aku tidak tahu apa jadinya jika aku melanjutkan kegiatanku selama ini yang aku sembuyikan ini, apa aku harus melanjutkan kajianku bersama sahabat generasi taat apabila aku terus silang pendapat dengan keluargaku ini? Tidak! Biarkan hal itu! Walaupun aku silang pendaat dan membuatku tertimpa masalah seperti yang terjadi pada nenek, aku akan gigih berjuang membela urusan ummat ini! Dan... benar kata Tari. Percuma aku berdakwah jika sikapku masih seperti ini. Jadi mulai saat ini, aku berusaha mengubah akhlak burukku, walau ini sulit, Bismillah!” ujar Baidha.
Tak terasa, air matanya menitik.
“Ya Allah! Bagaimana semua ini bisa berjalan lancar? Aku ingin semua ini menjadi kehidupan seperti dulu. Apa aku harus kabur dari rumah dan pergi ke luar kota, atau bahkan keluar negeri saja? Bantu aku dalam urusan ini ya Allah...” Baidha berdo’a. Air matanya membahasi pipi yang berkulit putihnya itu. Wajah cantiknya seakan hilang karena tangisannya.
_____
Esok paginya, Baidha bangun seperti biasanya di awal shubuh ada pertengahan malam. Berkhalwat dengan Allah di malam hari, sudah menjadi kebiasaannya.
Setelah selesai shalat, dia kembali belajar untuk ujiannya nanti.
“Hmm... andai setiap hari adalah hari Ahad. Maka setiap hari aku akan libur!” kata Baidha berandai-andai.
“Kenapa aku terus berandai-andai? Bukannya itu gak baik yah? Daripada terus beandai-andai, aku akan lupakan masalah ini! Tapi... hari ini akan ada kejadian buruk apalagi di sekolah yah? Kok aku malah takut? Andai disana gak ada laki-laki. Terutama gak ada Tari! Pasti seru deh...”
Baidha terdiam. Dia sedang berkhayal.
“Astaghfirullah! Kenapa aku melamun? Sudah! Hentikan semua ini. Cukup!” Baidha marah pada dirinya.
_____
Baidha berangkat dengan mobil ibu.
“Ibu! Tari bilang ke Husna kalau Baidha punya...” kak Husna sengaja menghentikan omongannya.
Baidha dan ibu melirik ke arah Husna. Ibu segera kembali fokus ada jalanan.
“Baidha punya apa? Cincin? Kan memang punya,” tebak ibu asal.
“Ha?” Baidha tersindir dengan omongan ibu.
“Punya apa yah? Punya pacar bu!” jawab kak Husna
“What?” kata ibu kaget.
“Kata siapa ih?” tanya Baidha tak terima.
“Kan kubilang kata Tari!” jawab kak Husna.
“Baidha!” panggil ibu.
“Kenapa bu?” jawabku.
“Beneran begitukah?” tanya ibu memastikan.
“Gak bu, please gak. Aku gak bohong bu,” jawab Baidha.
“Meragukan! Nanti ibu tanya langsung Tari saja di sekolah!” kata ibu.
“Apa ibu gak percaya aku?” Baidha menunduk.
“Ibu percaya sayang... cuma, ibu gak mau kamu dituduh begitu. Ibu marah kalau beneran kamu pacaran. Kamu masih kecil...” jelas ibu.
Lha mau kecil atau sudah besar, pacaran hukumnya haram. Mending nikah aja langsung daripada pacaran mah! Batin Baidha
BERSAMBUNG....
*****
Assalamualikum minasan!
Maaf aku baru post yah...
Kemarin, aku gak buka laptop😊
Siangnya baru buka laptop, minta wifi ke abi, setelah itu malah adzan dhuhur.
Akhirnya wifi nya abi matikan deh. hehe...
Oyah, aku mau bilang.
Aku ga mungkin post artikel ini setiap hari yah...
Hanya saat ada waktu dan memang artikel siap meluncur.
Insyaallah, aku luncurkan juga episode 9 yah. Karena sudah pada masuk pesawat huruf-hurufnya><
Alhamdulillah, episode 8 sudah mendarat nih. Hehehe...
Gimana ceritanya? Kalian setuju aku terus melanjutkan cerbungnya sampai kapanpun? Maksduku sampai selesai (karena bisa jadi, aku sudah duluan ke pondok sebelum selesai cerbungnya)
Jangan lupa follow dan share artikelku yah...
Supaya kalian keciprat pahalanya.
Sayuonara, wassalamualikum...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Penasaran aku akhirnya
ana masih belum tau akhrinya.... kayaknya ana ke pondok belum selesai ceritanya... entahsih, moga aja nggak ya Nadeshiko-chan
Nadeshiko Minesuki
iyakan?
Iya