Drama banget sih

Adzan maghrib tiba, Baidha memutuskan untuk shalat maghrib bersama Sara dan Amie.

Setelah muroja’ah bersama, Baidha berpamitan dengan kedua temannya lalu pulang.

Di perjalanan Baidha terus berbicara dengan suara hatinya.

“Ah sudah jam segini mah gak akan ada Boruto. Jadi damai deh di rumah!” ujar Baidha berandai-andai.

Dia pun sampai di rumahnya...

Kenapa sepi banget yah? Kayaknya mereka pada di ruang TV deh! batin Baidha menebak.

Baidha pun mengecek ruang TV tetapi sama saja sepinya.

Tiba-tiba terdengar suara dari kamar kak Yumi.

“Gak mungkin! Diakan hokage, masa sih lemah?” kata kak Fisa.

“Sekuat atau selemahnya pemimpin juga pasti berakhir...” jawab kak Yumi.

“Yang penting masih ada mereka yang bisa melanjutkan generasinya....” Ibu menimpali.

“Ada pa’an sih kok ribut banget?” tanya Baidha.

“Oh ini Baidha. Tadi kami dengar info kalau Naruto bakal mati karena dibunuh Kawaki! Itu tim Deepa jahat-jahat banget sih. Lebih jahat daripada tim Akatsuki!” jawab kak Husna.

“Oalah cuma begitu... terus apa masalahnya?” tanya Baidha lagi.

“Lha nanti gak ketemu Naruto lagi dong...” jawab kak Yumi.

“Diakan kuat, masa sih kalah sama Kawaki! Sasuke aja yang mata-matain intel di kerajaan Deepa bareng Sai gak mati. Houki, Hako, sama Rengga yang dibawa Sai aja gak mati. Sai kan guru mereka....” jelas kak Fisa.

“Iya dan mereka bertiga masih kecil aja udah nyelinap ke istana Deepa gak mati kok!” timpal ibu.

“Halah drama banget sih!” omel Baidha.

“Iya tuh. Buktinya sekuat-kuatnya Hashirama, Tobirama, Hiruzen, Minato aja mereka mati sebagai hokage...” protes kak Yumi.

“Memang kan mereka bukan tokoh utama!” kata kak Husna.

“Memang apa yang harus disedihi dengan karakter fiktif begitu! Lagian yah, syukurin tuh kalau mati juga!” Baidha menyindir.

“Iiih nanti gimana mau lihat Naruto dong?” tanya kak Fisa.

“Lihat aja episode sebelumnya! Atau mungkin nanti di generasi anak Naruto, bakal ke masa lalu Boruto. Kan itu aja... eh siapa paman anaknya Naruto itu?” Baidha maah bertanya.

“Neji,” jawab kak Husna sinis.

“Oh iya itu! Dia sama... guru Naruto siapa yah...” tanya Baidha lagi.

“Kakashi...” jawab ibu.

“Iih bukan! Yang rambutnya putih!” kata Baidha.

“Jiraiya? Itumah gurunya Minato...” jawab kak Yumi.

Nah itu! Dia sama Neji saja udah matikan? Tapi pas anaknya Naruto ke masa lalu ketemu sama mereka berduakan? Atau gak lihat aja episode sebelumnya yang ada Narutonya kalau rindu!” Baidha menekan pada kata Rindu supaya tersinggung.

“Boruto lha! Gak ngerti apa? Ketinggaan zaman!” kata kak Husna.

“Yah lah apa aja itu! Barito!” jawab Baidha.

“Boruto oy bukan Barito!” timpal kak Yumi.

“Yah lah apa aja tuh! Aku mau tidur ah!” jawab Baidha.

BERSAMBUNG....

*****

Hallo everyone! Sorry yah baru post episode ini...

Kemarin hari Jumat sore itu baru nyampai di Tasik...

Habis tuh diajak Hakhuzu nonton Boruto di TV. Eh tahunya gak ada! (ini Hakhuzu yang ngajak yah)

Tapi gak muncul-muncul. Udahlah RTV macet sampai hari ini... entah ada apa dengan parabola nya. Padahal di RTV pas itu ada Boku no Hero Academia, dan Hashibu kepo ama film tuh! Pas hari Sabtu, lihat GTV juga gak ada Boruto, RTV masih aja rusak. Pas lihat Net ada film Shinbi House, yah horror deh tapi lucu, ana sama dua adik ana nonton itu. Males buka laptop:P

Tahunya di GTV lewat tuh iklan. Boruto Naruto the Next Generations 3 segera. “Oalah segera toh!” kata Hakhuzu.

Dah capek-capek nungguin tahunya masih segera:P

Oyah aslinya ana buka laptop setiap hari kan? Tapi karena udah libur walau tahsin jalan, hari Sabtu Ahad tahsin juga libur. Sebabnya ana gak buka laptop (tambahan karena ana malesan! Wkwkw)

Selamat baca! Jangan lupa follow dan share yah!