HANYA SEKADAR FIKTIF |episode 12
Kepikiran
Setelah pelajaran kedua selesai, tentunya waktu pulang datang.
“Akhirnya waktu dimana aku gak akan ketemu sama Tari. Hehehe...” ejek Baidha.
“Kamu panggil saya?” tanya Tari.
“Iya!” jawab Baidha singkat dengan nada genit.
“Kamu bilang apa ke saya?” tanya Tari lagi.
“Aku bilang... Akhirnya waktu dimana aku gak akan ketemu sama Tari. Oyah, habis itu aku ketawa. Hahaha!” jawab Baidha sambil ketawa geli.
“Kamu ini selalu bikin aku kesal!” kata Tari.
“Kan kamu tadi yang nanya. Yah aku jawab! Gimana sih?” tanya Baidha.
“Gak usah dijawab dong,” jawab Tari.
“Nanti kalau gak dijawab malah marah, ya kan?” tanya Baidha.
“Dijawab dong!” jawab Tari.
“Iiih, maunya gimana sih? Serba salah...” kata Baidha.
“Dijawab yang benar!” kata-kata Tari menghentikan langkah Baidha yang hendak keluar kelas.
“Stop stop!”. Baidha berjalan ke arah Tari, “Bukannya aku tadi udah jawab dengan jujur?” tanya Baidha kesal dengan Tari yang terus menantang.
“Kurang benar!” ejek Tari supaya Baidha marah.
“Udah, sabarin aja kalau ngadepin anak yang begitu...” lerai Zaid.
“Mau disabarin gimana? Udah sabar tahu gak sih?” tanya Baidha.
“Gak tahu!” jawab Zaid.
“Huft! Jangan nambah-nambah deh!” kata Baidha.
“Udah gak usah diurusin, mending biarin aja. Nanti juga dia capek sendiri kok,” jelas Zaid.
Baidha tak menghiraukan dan langsung pergi.
_____
“Hmmph...” Baidha menghela nafas.
Dia pergi ke jembatan merah. Dia merenung disana.
“Kaaaak!” panggil Qariera yang di susul larian Amie dan Sara.
“Tunggu aku! Capek, jalan saja!” seru Sara yang memang memiliki postur tubuh yang besar.
“Qariera? Sara dan Amie?” tanya Baidha.
“Iya, ini ana!” jawab Qariera.
“Baidha, lama gak ketemu!” kata Sara, sahabat generasi taat.
“Iya, kemarin ada halangan. Jadi gak bisa ikut kajian...” jelas Baidha.
“Sebenarnya masalah apapun bukan penghalang buat kamu kajian sih...” timpal Amie.
“Yah, aku salah. Aku terlalu takut dengan ayah dan ibuku karena masalah ini,” Baidha mengingatkan diri sendirinya.
“Lebih baik kamu jujur saja sama ayah dan ibumu Baidha. Supaya semuanya lebih enak. Terima saja nanti apapun resikonya... kita bantu kok. Sahabat generasi taat bukan hanya kita, tapi ada kakak-kakak yang sudah besar. Kamu minta bantuan ke mereka saja...” kata Amie.
“Ana mau pergi ikut dauroh sama abi dan umi dulu yah! Wassalamualaikum!” Qariera pun pergi.
“Aku mau curhat boleh gak?” Baidha meminta izin.
“Boleh saja,” jawab Sara dan Amie bersama. Mereka saling berpandangan lalu tersenyum.
“Silakan bagaimana...” kata Amie.
Baidha pun menceritakan ceritanya saat di sekolah tadi. Mulai apa yang dia katakan saat ada ibu sampai dia pulang dari sekolah.
_____
“Hihihi... istighfar dong. Barangkali itu bisikan syaitan,” ujar Amie mengingatkan.
“Gak tahulah ya. Aku tuh gak suka, gak suka sama sekali sama dia dia tuuh! Tapi kok tiba-tiba aja perasaan itu yang bikin dag-dig-dug. Tolong lah Amie, Saraa...” kata Baidha.
“Mau suka gak suka pasti perasaan kagum pada seseorang itu ada Baidha. Mau sesholih orangnya juga, pasti punya rasa tersembunyi kayak Amie. Ya kan?” Sara bercanda.
“Fiuh, aku jujur deh ya... dulu Baidha, aku suka nonton film anime-anime gitu. Yah terutama yang sampai sekarang masih aja viral. Naruto dan Boruto itu film lama yang masih viral banget sampai sekarang, tambah bagus malahan ya... kalau dilihat dari luar, kata kalian aku cantik, baik, dan sholihah. Sisi buruk aku... yah aku ngaku kalau aku suka sama Neji, gitu aja. Hehehe...” jelas Amie dengan nada terburu-buru.
“Coba pelanin sedikit...” pinta Baidha.
“Fiuh. Kalau kalian lihat aku dari luar, kata kalian aku cantik, baik, dan sholihah. Sisi buruk aku itu aku itu suka sama Neji. Tapi! Aku mau berusaha gimana caranya gak mikirin dia lagi. Hmmm...” jawab Amie.
“Hihihi. Kukira gak Amie. Baru ngaku sekarang sih!” ujar Baidha.
“Afwan banget yah. Mohon jangan ditiru...” kata Amie.
“Gak kok! Semua orang punya sisi buruk dibalik kebaikannya,” jawab Baidha dan Sara bersamaan lalu tersenyum.
Tiba-tiba suasana begitu hening.
“Yah, terus?” Sara memecahkan heningnya suasana.
“Baidha. Kalau kamu terus kepikiran dia, kamu istighfar saja. Insyaallah, nanti juga gak kepikiran terus,” pesan Amie.
“Gak gitu, aku gak kepikiran terus Am! Cuma kalau ketemu, atau lagi ngomongin dia aja tuh nanti kepikiran... entah deh!” kata Baida.
BERSAMBUNG....
*****
Btw afwan yah sob, kalau aku lama banget post episode 12 ini...
Kemarin aku lagi fokus belajar filmora sama abiku.
Alhamdulillah sudah bisa dan banyak ngerti tentang filmora.
Oyah, kalau mau tahu kenapa disini aku nyebutin Zaid itu pakai dia-dia. Aku gak enak kalau nyebut namanya. Entah deh...
Duuuh, kebanyakan kata entah☹
Fiuh, pokoknya Baidha itu kepikiran tentang Zaid terus...
Pikirin aja kenapa:P aku malu jelasinnya...
Wkwkwk
D: buat apa bikin cerita gitu kalau malu nyeritainnya?
A: Terserah aku dong:P
Btw “D” itu maksdunya dia (terserah dia siapa aja)
Dan “A” itu kamu. Wkwkwk, bukan tapi aku.=😊
Udah yah... mau lanjut ke episode 13 nih.
Afwan kalau ada salah kata atau banyak typo...bilang aja!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
itu waktu baidha terpengaruh teh?
heeh><
filmora itu apaan sih?
buat ngedit video
cari aja sendiri infonya
susah jelasinnya_-
Filmora yang buat ngedit foto, video nis? Kalo gitu aku. Juga punya
IYAH di laptop ana ada jugaaa
awalnya ada dilaptop abi ana. tapi ana minta install di laptop ana juga, akhirnya di install di laptop ana
kok bisa
kalau gitu aku jg mau
yh sok atuh