Taqiyya Mahira

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rinduku kepada teman dan guru di sekolah

Berawal dari hari pertama aku TO 1 (Try Out) di SD kelas 6. Hari itu ujian tentang B.Indonesia. teman di sampingku cerita, bahwa di Wuhan, Tiongkok ada virus bernama corona/covid-19. Sekolah kami masih menjalankan TO 1 – TO 2. Ketika TO 1 dan 2 belum dijumpai warga negara Indonesia yang positif virus corona. Karena belum ada warga negara Indonesia yang positif, sekolah aku pun mengadakan acara khatam al-quran bagi anak kelas 6 yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut.

Acara khatam al-quran dimulai dari hari Sabtu hingga hari Selasa. Hari Sabtu dimulai dari acara munaqasah, hari Minggu acara tilawah, hari Senin acara tahfiz, hari penutupan yaitu hari Selasa dimulai dengan ceramah agama dan pembagian hadiah bagi yang berhasil memenangkan acara itu.

Keesokan harinya di rumahSetelah acara khatam al-quran semua anak kelas 6 diberi kesempatan libur untuk beristirahat di Rumah selama satu hari. Ketika hari libur itu aku menonton salah satu stasiun televisi yang berisi berita tentang salah satu warga negara Indonesia positif virus corona atau covid 19. Pada hari itu semua terkejut dengan adanya kasus positif corona di indonesia.

Keesokan harinya di sekolahSemua murid dan guru di Sekolah ricuh dengan adanya kasus positif ini. Semua murid di Sekolah dikumpulkan di Lapangan. Guru kepala sekolah menyampaikan bahwa mulai besok wajib memakai masker, membawa hand sanitizer, dan untuk sementara tidak bersalaman dulu dengan guru. Setelah pemberitahuan tersebut, murid-murid kembali ke kelas masing-masing untuk belajar. Ditengah-tengah berlangsungnya proses belajar mengajar, guru kepala sekolah menghampiri setiap kelas. Ketika itu guru kepala sekolah menyampaikan bahwa kita belajar di Rumah selama 14 hari atau dua minggu. Teman-teman di kelas ku tidak ada yang bergembira dengan adanya pemberitahuan itu aku pun juga begitu. Guru kepala sekolah juga menyampaikan agar guru wali kelas memberikan PR [ pekerjaan rumah ] setiap hari dan siswa/I harus mengerjakan PR setiap hari. Setelah pemberitahuan tersebut guru kepala sekolah meninggalkan ruangan kelas ku dan pergi ke kelas lain untuk memberikan pemberitahuan.

Hari pertama belajar di rumah Aku bangun pukul 05.00 WIB untuk sholat subuh. Setelah sholat subuh aku membaca al-quran sampai pukul 06.00 WIB. Kewajiban ku selama belajar di Rumah diantaranya menyapu, mencuci piring, merapikan kamar tidur, mengerjakan PR, dan lain-lain. Kewajiban sudah kupenuhi kecuali mengerjakan PR. Aku lelah sekali mengerjakan kewajiban itu jadi, aku beristirahat dahulu, setelah itu mengerjakan PR. Sekarang PR sudahku selesaikan, guru kepala sekolah juga memberitahu jika PR sudah diselesaikan, PR tersebut dikirimkan ke nomor wali kelas masing-masing.

Hari ketujuh belajar di rumah. Seminggu belajar di rumah telah berlalu membuat hati ini merasa rindu kepada teman-teman dan bapak/ibu guru di sekolah. Pemerintah sudah berupaya untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus corona/covid-19 ini, tetapi upaya tersebut kurang ampuh untuk memutus mata rantai virus tersebut. Pemerintah juga menghimbau kepada masyarakat untuk disiplin diam di rumah, memakai masker jika bepergian, menyuci tangan sesering mungkin minimal 20 detik, jaga jarak 1 hingga 2 meter.

Wabah ini membuat diri merasa bosan dengan tidak adanya kegiatan. Membuat otak harus berfikir untuk membuat diri tidak bosan. Jika kita tidak berfikir maka akan bosan dan menurunkan imun tubuh. Jika imun tubuh menurun, akan mudah kita terkena corona/covid-19.

Virus ini juga mengubah kegiatan kita diantaranya bersalaman, perekonomian, belajar, beribadah, mendengar ceramah agama, dan lain-lain. Biasanya kita bersalaman dengan berjabat tangan satu dengan yang lain, berdagang dengan saling tatap muka antara penjual dengan pembeli, belajar di sekolah dengan bertatap muka antara guru dengan siswa beribadah berjamaah dimesjid, mendengarkan ceramah di mesjid. Karena virus ini, bersalaman dengan mengangkat tangan saja, berdagang dengan cara online, belajar dengan cara online, beribadah berjamaah dari rumah, mendengar ceramah dari online.

Hari keempat belas belajar di rumah. Dua minggu belajar di rumah telah berlalu, membuat hati ini semakin rindu kepada teman-teman dan guru-guru di sekolah. Ketika malam hari terdengar dari suara lonceng di handphone ku yang bertanda, ada pesan yang masuk dari guru wali kelas ku, yang berisi belajar di rumah ditambah empat belas hari lagi. Aku terkejut mendengar kabar tersebut.

Pada malam hari ini juga aku mendengar di salah satu FM radio, yang berisi tentang kasus positif virus corona/covid-19 bertambah menjadi 12.000 lebih. Aku sampai terkejut mendengar kabar tersebut.

Virus ini merupakan cobaan dari allah SWT agar kita lebih mendekatkan diri kepada allah SWT.

Tapi virus ini juga memiliki sisi positf diantaranya kita jadi banyak kumpul banyak kumpul dengan keluarga, karena sebelum corona kita banyak keluar rumah dan jarang bertemu dengan keluarga. Walaupun virus ini punya sisi positif kita harus tetap waspada dan jangan takut dengan virus corona/covid-19 ini.

Teman-teman ku yang di sekolah sering vidio call melalui ponsel mereka. Karena rasa kerinduan mereka Hampir tiap hari mereka menelepon, kirim pesan, dan vidio call. Ketika sedang vidio call ada yang menangis terisak-isak karena terlalu rindu dengan bercanda dan tertawa di kelas. Ada juga temanku yang dulunya asal bicara keteman-teman sekarang menjadi lugu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post