Selintas Bayangan
Selintas Bayangan
Pagi ini aku terlambat bangun. Untungnya hari ini Hari Minggu. Aku bergegas menuju kamar mandi karena panggilan alam yang membuat perutku beradu meminta isinya segera dikeluarkan. Kulihat ke arah dapur, ah ibuku. Seperti biasa, saat jam jam seperti ini ia pasti sedang memasak sarapan untuk kami sekeluarga. Aku sudah tidak tahan, aku berlari ke kamar mandi.
Tigapuluh menit aku berkutat dengan perutku didalam. Lega sekali rasanya. Aku lapar, segera aku menemui ibuku. Ku ambil piring dan menyodorkannya kepada ibuku yang sedang merapikan meja makan. “Bu, lapar” pintaku. “Iya, ini sudah matang, tunggu di meja, ibu ambilkan”. Ibuku pun segera mengambilkan lauk pauk untuk diriku.
Setelah aku puas dengan makanan sederhana yang lezat yang dibuat oleh ibuku, aku memutuskan untuk bermain keluar rumah. Ku cari ibuku untuk meminta izin, tapi tak kutemukan. Aku mencari ke halaman belakang. Ibuku ada di samping halaman rumah ku. Ia sedang menyapu daun daun yang jatuh dari pohonnya. Ibuku menyeka peluh yang nercucuran di wajahnya.
Dalam diam ku tatap ibuku yang sedang menyapu. Terlintas sebuah bayangan akan masa depan tentang diriku. Bagaimana jadinya jika suatu saat aku harus melakukan segala aktivitasku sendirian? Bagaimana jadinya aku menyantap sarapan buatan bibi warung dan bukan buatan ibuku? Bagaimana jadinya jika aku pergi ke pasar swalayan membeli apa yang aku inginkan tanpa sesosok ibu di samping kanan? Bagaimana jadinya jika aku sakit lalu tak ada lagi ibu yang memanjakan?
Aku terdiam dalam lamunanku. Ada sesuatu di dalam hatiku yang membuat mata ini kian memanas. Bayangan-bayangan itu masih mengelilingi pikiranku. Kembali kulihat ibuku yang sudah berpindah ke ujung halaman rumahku. Ia mencabut rumput-rumput liar yang menngganggu pertumbuhan tanaman disekitarnya. Aku tidak kuat, ku putuskan untuk kembali ke kamar dan mengeluarkan tangisku disana.
Malam pun tiba, dan aku masih terbelenggu dengan bayangan bayangan yang sedaritadi aku pikirkan. Aku pergi ke kamar ibuku, kulihat ia sedang berkutat dengan laptop dan kertas yang tertumpuk di sampingnya. Sepertinya ia sedang menyelesaikan pekerjaannya. Ibuku seorang guru yang tak pernah sedikitpun lupa akan kewajibannya sebagai seorang Ibu rumah tangga.
Aku memutuskan untuk pergi ke dapur, membuat secangkir teh manis hangat kesukaannya. Mengambil beberapa lembar roti dan mengoleskannya dengan selai kacang. Kembali kuhampiri ibuku dan meletakkan teh manis juga roti yang sudah kubuat tadi di samping meja belajarnya.
“Ibu, makan dulu, nanti lanjut lagi kerja nya” ucapku seraya duduk di samping ranjangnya. “Iya, terimakasih ya, habis ini ibu juga mau tidur”. Ibuku mengambil teh yang tadi kubuat sekaligus memakan rotinya. Kutunggu sampai ia selesai menghabiskannya.
“Ibu, kaka mau tidur disini” pintaku kepada ibuku yang hendak menyiapkan tempat tidurnya. “yasudah sini, tapi gosok gigi dulu”. Akupun menuruti perintahnya, setelah ibuku bersih-bersih dan aku selesai gosok gigi, aku segera mengambil posisi untuk tidur disamping ibuku.
Aku terbangun danetnah jam berapa sekarang. Tenggorokan ku kering, aku mengambil segelas air putih lalu meminumnya. Aku kembali berbaring menghadap punggung ibuku. Nafasnya teratur, seperti tersirat kedamaian didalamnya. Lagi-lagi aku membayangkan memori-memoriku saat bersama nya. Hatiku tercubit begitu pikiran pikiran itu kembali menghantuiku. Bayangan dimana aku akan kehilangan sosok ibuku, dan aku merasa aku tidak bias menghadapi semua itu. Aku masih menatap punggungnya. Membayangkan tubuhnya nanti yang akan renta dimakan usia, membayangkan betapa berat hari-hariku tanpa nya.
Aku memutuskan memejamkan mataku dan menangis. Ku gigit bantal yang ku peluk agar tidak ada suara yang keluar akibat tangisku. Aku mulai mengantuk, aku berterimakasih dalam hati kepada Allah karena masih memberikanku kesempatan memandang ibuku walau dalam diam. Untuk ibu, terima kasih, tak ada hal yang sebanding yang bisa kuberikan untukmu. Hanya doa dan harapan yang kupanjatkan kepada Allah agar senantiasa memberikan rahmatnya kepada malaikatku, ibu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar