Bab 1
Pertengkaran kedua orang tua
Tepat tanggal 9 Februari pukul 01.05 aku dilahirkan. Aku hadir didunia ini entah membawa kebahagian atau tidak. Hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun aku dibesarkan. Aku terlahir menjadi sosok wanita yang tidak ingin terlihat lemah oleh orang-orang.
Aku diberi nama Ika Devita oleh kedua orang tuaku. Disaat umur ku sudah 6 tahun aku mulai memasuki TK, aku mendapatkan teman yang begitu ramah, sepulang sekolah biasanya aku mampir ke rumahnya untuk bermain.
Satu tahun sudah berlalu, aku memasuki SD. Saat kelas 1 ayah selalu melihatku belajar di sekolah, dengan tersenyum aku pun menjadi semangat untuk belajar.
Satu tahun berlalu dan mulai mengerti sebuah hidup. Ayahku berubah begitu saja, hampir setiap hari kedua orang tuaku berselisih paham. Aku tak tahu harus berbuat apa. Hanya terdiam merenung,memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Ntah mengapa hal yang tidak kuinginkan terjadi.
Setiap hari terdengar pertengkaran kedua orang tuaku, keegoisan mereka membuat keluarga ini mulai retak. Aku tak bisa berbuat apa- apa, hanya mampu melihat pertengkaran mereka. Dalam diam aku terus menangis.
Aku mempunyai seorang saudara laki-laki yang bernama Ricky, aku dan dia hanya membungkam, tidak melakukan apa –apa karena takut kepada mereka saat bertengkar.
Ayah sudah jarang berada di rumah. Kadang pulang larut malam. Teringat hal yang sering kami lakukan bersama, makan bersama, kumpul di ruang keluarga, dan masih banyak lainnya yang membuatku tertawa.
Hari demi hari, tetapi tidak ada yang berubah.
Aku tak mengerti tetiba kuterbangun, sayatan luka itu sudah menggerogoti piluku. Bahkan yang menyayat ini adalah tak lain orang terdekat ku, ibu dan ayahku.
Suatu pagi, terjadi lagi akan pertengkaran hebat. Ayahku ingin pergi dari rumah, dia mengambil barang-barangnya. Aku diam sembari menangis.
Ayah memanggilku ‘’Ika…’’.
Lalu aku segera menuju, ‘’iyaa, ada apa ?’’
‘’tolong ambilkan tas ayah’’ kata ayah.
‘’iya ayah’’ kata ika.
Saat itu pun ibuku meluapkan emosinya kepadaku karena aku telah membantu ayah ku untuk pergi dari rumah. Padahal aku tak mengetahui bahwa ayahku ingin pergi meninggalkanku.
‘’mengapa kamu mengambil tas ayahmu? Kenapa tidak sekalian kamu pergi dari rumah’’ kata ibu kepadaku.
Setelah aku mengambilkan tas nya, ayah ku pun pergi tanpa pamit. Hari-hari berlalu tidak ada kabar darinya. Aku terus menunggu kepulangannya.
Aku bertanya kepada ibu ‘’ibu, kemana pergi nya ayah ?’’
‘’aku dengar kata orang ayahmu pergi keluar kota’’ kata ibu dengan menyembunyikan kesedihannya.
Ibu berpikir kalau sebaiknya kita bertiga tinggal di rumah nenek [aku,Ricky, dan ibu]. Tapi, pada saat itu ayah ku pulang membawa bajunya, tak lama kemudian ia pergi lagi. Ntah kemana.
Waktu makan siang, ibu memanggil aku dan Ricky
‘’Ika…Ricky…sini makan nak’’ kata ibu.
‘’iyaa ibu’’ kata aku dan Ricky.
Tak lama kemudian ayahku datang, dia memanggil ibuku. Mereka berbincang- bincang. Tiba-tiba terdengar suara perdebatan mereka. Lagi-lagi aku menangis, sedangkan kakakku hanya diam. Dia tak ingin kelihatan sedih.
Hari-hari berlalu ternyata mereka berdua berpisah….
Aku tak menyangka akan hal ini. Aku hanya menangis, menangis, dan menangis.
‘’Mengapa ini terjadi kepada keluargaku’’ ucap Ika sembari menangis.
Aku melihat ibu terus menangis.
Keesokan harinya, ibu berencana untuk tinggal di rumah nenek. Aku bergegas untuk memasukkan semua pakaianku ke dalam tas.
Beberapa menit kemudian, datang sebuah mobil untuk mengangkut barang-barang.
‘’awas, hati-hati’’ ucap ibu kepada orang yang mengangkut barang.
‘’ jangan lupa bunga-bunga itu’’ kata ibu.
Dan kami pun berangkat ke rumah nenek.
Sampai tiba di rumah nenek. Aku menurunkan tasku dan barang-barang ku.
Saat barang sudah diatur. Ibu berbincang-bincang dengan nenek. Ibu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada keluargaku ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar