Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tema 7 : Rama Yang Hebat

Tema 7 : Rama Yang Hebat

Tema 7 : Rama Yang Hebat!

Rama melangkah pulang dengan hati riang. Setelah Rama masuk ke kelas tadi pagi, banyak teman-teman yang mendekatinya untuk mengucapkan selamat, terimakasih dan permintaan maaf. Tentu saja Rama menerimanya dengan tulus. Bahkan, beberapa guru juga mendekatinya. Mereka berkata bahwa Rama adalah anak yang hebat. Mereka merasa bangga.

Rama tersenyum sendiri. Langkahnya semakin cepat. Rama menyadari, jika ini semua bukan karena dirinya sendiri. Ini juga berkat dari sahabat-sahabatnya dan…mimpinya! Rama tersentak. Baru sadar kalau Rama juga bermimpi yang sangat aneh namun berujung bahagia. Kalau saja gadis dalam mimpinya itu nyata. Rama akan mengucapkan terimakasih padanya.

Rama memegang knop pintu, kemudian membuka pintu depan rumahnya. Rama terkejut. Mama dan Ayahnya sudah berada di depan pintu untuk menyambutnya. Saat menerima kabar jika Rama lulus, rupanya kedua orang tuanya bergegas kembali ke rumah untuk menyambutnya.

Rama memeluk kedua orang tuanya. Rama langsung ribut bercerita saat dia mengikuti seleksi bersama sahabat-sahabatnya. Tentu saja orang tuanya bangga. Sebagai hadiah, Ayah akan mengajak Rama berjalan-jalan ke Kota. Namun, Rama menggelengkan kepalanya. Rama hanya mau pergi kalau ketujuh sahabatnya juga ikut. Tentu saja Ayah mengizinkan.

Rama melompat kegirangan. Segera Rama menelepon sahabat-sahabatnya. Mereka juga sangat gembira mendengarnya. Para orang tua juga mengizinkan anak-anaknya ikut dengan Rama. Rama tersenyum bahagia.

Hari sabtu yang cerah, Rama bersiap untuk pergi jalan-jalan ke Kota. Kata ayah, mereka juga akan menginap di hotel yang ada di Kota. Hotelnya bagus. Begitu kata Ayah. Rama semakin tak sabar saja. Rama menjemput sahabat-sahabatnya dari rumah mereka.

Setelah semua siap, Ayah menghidupkan mesin mobil. Semua masuk ke dalam mobil Ayah Rama yang besar. Setelah itu, mobilpun melaju. Sepanjang perjalanan, Rama dan sahabat-sahabatnya terus bercerita tentang banyak hal. Mereka juga saling berbagi makanan dan minuman yang lezat.

Mobil terus melaju ke jalan yang ramai. Mereka sudah meninggalkan pesisi pantai dan semakin dekat dengan perkotaan. Rama baru tahu, kalau jalanan perkotaan itu sangat ramai. Rama sangat jarang pergi ke Kota. Bahkan hampir tidak pernah. Kini, Rama akhirnya bisa mengalaminya.

Perhentian pertama mereka adalah kolam renang. Kolam renangnya sangat besar dan bagus. Rama dan ketujuh sahabatnya sangat puas berenang di sana. Airnya segar. Seluncurannya panjang. Ada arena playground juga di tengahnya. Seru sekali.

Selesai berenang, mereka kelelahan dan lapar. Mereka diajak Ayah mampir ke restoran. Lalu memesan ayam bakar pedas dan makanan seafood. Rasanya nikmat sekali. Makanan memang lebih enak dimakan bersama teman dan keluarga. Karena ditengahnya ada cinta dan kasih sayang.

Setelah mengisi perut, mereka melanjutkan perjalanan menuju sebuah toko buku yang lumayan besar. Rama membeli sebuah buku berjudul “Sahabat Sampai Akhir“. Mereka bersenang senang di toko buku itu dengan melihat-lihat koleksinya yang bagus dan banyak.

Tak lama kemudian, adzan Zuhur berkumandang. Mereka segera menuju masjid terdekat. Ternyata, masjid di kota besar ramai sekali. Rama juga baru tahu hal itu. Rama mengambil air wudhu dan segera menunaikan shalat zuhur.

Selesai shalat, Rama mengambil Al Quran yang dibawanya dari rumah, kemudian membacanya. Setelah sekitar 30 menit berada di dalam masjid, mereka melanjutkan perjalanan menuju ke hotel untuk beristirahat.

Selama perjalanan menuju hotel, Rama dan ketujuh sahabatnya tertidur. Agak lama juga perjalanan menuju hotel. Tapi akhirnya mereka sampai juga. Setelah sampai di hotel, Mama mengarahkan kamera handphone ke sekeliling ruangan. Mama juga mematikan lampu kamar. Rama bingung, namun membiarkan mamanya melakukan hal itu.

“Huuuh, Alhamdulillah, tidak ada.” kata Mama.

Rama penasaran. Akhirnya bertanya pada mamanya.

“Apa sih yang Mama cari?”

“Mama sedang mencari kalau kalau ada kamera tersembunyi. Beberapa minggu lalu, teman Mama menemukan kamera tersembunyi di kamar hotelnya. Teman Mama itu memberitahu Mama cara yang harus dilakukan untuk menghindari kamera tersembunyi. Caranya dengan yang Mama lakukan tadi.” jelas Mama.

Rama kini mengerti. Jadi, seperti itu ya cara mendeteksi kamera tersembunyi.

*

Rama dan sahabat-sahabatnya menyusuri seisi hotel. Ada kolam renang kecil di tengahnya. Ada sebuah cafe di sebelah kolam renang. Dan ada playground mini juga. Tak lupa, ada kursi-kursi malas yang nyaman. Para tamu bisa menikmati keindahan malam sambil berbaring di kursi malas pinggir kolam renang.

Setelah puas mengelilingi hotel, Rama dan sahabat sahabatnya kembali ke kamar. Setelah shalat Ashar, karena kelelahan, merekan langsung tertidur pulas. Ketika bangun, ternyata sudah pukul 5 sore. Mereka segera memakai pakaian renang dan pergi ke kolam renang. Sementara itu, Ayah dan Mama Rama pergi ke dalam caffe untuk menikmati secangkir kopi.

“Kita main kejar-kejaran di air yuk.” ajak Aliya.

“Oke, siapa takut!” kata Kinar.

“Aku kejar kalian dulu ya” seru Syahida.

“Jangan tangkap aku!” elak Emira.

“Kalau urusan renang, Kinar jagonya." Kata Ariibah.

“Iya.” jawab Yasmin.

“Kalau gitu, ayo kita buktikan kalau kita bisa lebih hebat dari Kinar.” seru Rama.

“Ayo”. kata mereka serempak.

Mereka bermain kejar-kejaran dalam air sampai puas. Ada yang menang, ada juga yang kalah. Tapi, tak ada yang marah. Semua senang. Dalam bermain, sportifitas adalah yang terpenting. Mereka bermain di air sampai malam. Berenang di bawah ribuan bintang yang bersinar sangat menyenangkan. Terlebih lagi setelah berganti pakaian dan berbaring di kursi malas. Dunia serasa milik sendiri.

Keesokan harinya, mereka pulang ke rumah Rama kembali. Sungguh perjalanan yang sangat mengesankan. Karena bersenang-senang bersama keluarga dan para sahabat.

Setelah sampai di rumah. Rama dan ketujuh sahabatnya bermain di pesisir pantai. Mungkin kamu bertanya, apakah mereka tidak merasa lelah? Tentu saja tidak. Persahabatan yang hangat telah memberikan kekuatan yang luar biasa kepada mereka.

*

Hari senin yang cerahpun tiba. Rama melangkahkan kaki menuju sekolah bersama dengan sahabat-sahabatnya. Tak perlu waktu lama, gerbang sekolah sudah terlihat. Mereka berpisah menuju kelas masing-masing.

Rama berjalan menuju kelasnya. Namun, ada yang memanggil Rama dari belakang. Ternyata itu adalah Pak Kepala Sekolah. Rama menghampirinya. Pak Kepala Sekolah tersenyum pada Rama.

“Rama, boleh bapak lihat perkembangan tugasmu?” tanyanya.

“Tugas apa, Pak?” Rama bertanya balik.

“Kamu lupa ya? Tugas mencari orang yang mengambil uang dan barang dari teman-teman di sekolah ini.” jawab Pak Kepala sekolah.

Rama menepuk keningnya. Dia sama sekali tidak ingat akan tugas yang diberikan oleh Pak Kepala Sekolah sebelumnya. Rama menunduk sedih.

“Astaghfirullah… Saya lupa dengan tugas yang bapak berikan.” kata Rama dengan nada sedih.

“Begitu ya? Kalau begitu tidak apa-apa. Mungkin kamu terlalu sibuk belajar ya?” kata Pak Kepala Sekolah.

“Ya, begitulah Pak.” jawab Rama masih sambil menatap lantai.

“Ya sudah, sekarang kamu boleh ke kelas. Sebentar lagi bel berbunyi dan pelajaran akan dimulai.” kata Pak Kepala Sekolah lagi.

“Baik, Pak. Tapi apa Bapak marah padaku?” tanya Rama.

Pak Kepala Sekolah tersenyum.

“Tentu saja tidak. Bapak maklumi kok. Bapak tahu kamu lebih mementingkan belajar.” jawab Pak Kepala Sekolah.

Rama senang sekali mendengar jawaban Pak Kepala Sekolah. Meski begitu, ada perasaan menyesal di hatinya. Selama apapun Rama tersenyum, rasa menyesal itu tak kunjung hilang dari hatinya.

Rama melangkah dengan lunglai. Bel berdering, membuat langkah Rama menjadi lebih cepat. Rama melangkahkan kaki ke dalam kelas. Teman-temannya sudah duduk manis di meja mereka. Rama berjalan menuju mejanya. Pelajaranpun dimulai.

Akhirnya, bel istirahat berdering. Rama malas jajan di kantin, walaupun kantin adalah tempat favoritnya. Rama duduk di bangku taman. Di depannya ada banyak anak yang berkeliaran. Rama mengacuhkannya. Dia sedih, karena sampai tidak ingat tugas yang diberikan oleh Pak Kepala Sekolah.

Rama semakin tenggelam dengan lamunannya. Tiba-tiba, ada yang menyentuh bahu Rama. Rama menoleh. Ada Nila di sampingnya. Wajahnya juga tampak sedih. Apa Nila tahu isi hatinya? Pikir Rama.

“Rama, aku mau minta maaf.” kata Nila memulai.

“Kenapa? Kenapa minta maaf?” tanya Rama bingung.

“Hmmm… sebenarnya aku tahu apa yang terjadi. Tadi pagi, kamu ditegur Pak Kepala Sekolah karena lupa memecahkan kasus hilangnya barang teman-teman di sekolah kan?” tanya Nila lagi.

“Iya, itu benar.” jawab Rama masih dengan bingung.

“Sebenarnya…”

“Sebenarnya apa?” tanya Rama makin bingung.

“Sebenarnya aku dalang dari semua itu.” kata Nila akhirnya.

Rama tersentak. Matanya membulat kaget. Ditutupinya mulutnya dengan telapak tangan.

“Kamu tidak berbohong kan?” tanya Rama memastikan.

“Tidak. Aku tidak berbohong. Aku lah yang melakukan semua ini.” kata Nila terus terang.

“Berarti kamu yang mengambil barang-barang milik Aliya yang jatuh di jalan setelah pulang dari rumahku beberapa hari yang lalu? Gadis yang Aliya ceritakan padaku itu…kamu kan?” tanya Rama mengernyitkan dahinya.

“Iya.” jawab Nila lesu. Kepalanya menunduk menatap tanah.

“Bolehkah aku membawamu pada Pak Kepala Sekolah?” tanya Rama.

“Baiklah.” jawab Nila dengan nada pasrah.

Rama dan Nila pergi ke ruang Kepala Sekolah. Pak Kepala Sekolah menyambut mereka berdua. Rama menceritakan semuanya. Pak Kepala Sekolah memandang tajam pada Nila yang terus menunduk.

“Kenapa kamu melakukan hal seperti ini, Nila?” tanya Pak Kepala Sekolah meminta penjelasan.

“Aku melakukannya karena kedua orangtuaku tidak pernah memberikanku fasilitas untuk belajar. Jadi, aku mengambilnya untuk kutabung dan kubelikan buku dan keperluan sekolah yang lain.” kata Nila gugup.

“Bukankah kamu punya barang-barang yang terlihat mewah?” tanya Rama.

“Iya. Kedua orangtuaku lebih mementingkan hal-hal seperti itu dibanding buku-buku pelajaran yang katanya hanya seperti sampah di sudut kamar.” jawab Nila sedih.

“Bapak masih tidak habis pikir. Lalu kenapa kamu mengambil barang barang teman-temanmu juga?” tanya Pak Kepala Sekolah.

“Aku mengambilnya untuk kujual dan kubelikan perlengkapan sekolah dan buku-buku pelajaran. Saat ini barang-barang seperti itu harganya sangat mahal.” jawab Nila.

Rama merenung. Jika dipikir, benar juga sih. Nila sering tidak membawa alat tulis ke sekolah. Bahkan buku pelajarannya pun tidak lengkap.

“Kalau begitu baiklah. Nanti Bapak akan menghubungi kedua orangtuamu, Nila. Sekarang, kembalilah ke kelas. Rama akan mengantarkanmu.” kata Pak Kepala Sekolah.

“Ayo Nila. Kutemani.” ajak Rama.

“Baik.” jawab Nila.

Rama lalu pergi mengantarkan Nila.

Setelah itu, Rama berjalan kembali menuju taman. Perasaannya bercampur aduk. Senang karena bisa memecahkan kasus, namun sedih karena apa yang dialami oleh Nila. Terlebih, Rama merasa amat kecewa dengan sikap orangtua Nila pada Nila. Semuanya bercampur menjadi satu.

Tiba-tiba, bel berbunyi. Rama tidak jadi pergi ke taman. Dia memutar arah menuju kelas. Sesampainya di lorong menuju kelas, Rama merasa ada yang aneh. Lorong sepi sekali. Rama jadi bergidik seram. Rama membuka pintu kelas dan…

“SURPRISE!!!...”

Rama tersentak kaget. Teman-temannya berhamburan memeluknya. Ada Bu Guru Amala juga di sana. Semuanya mengucapkan selamat atas kelulusan Rama. Rama tersenyum. Lalu Fafa, salah satu teman sekelas Rama, menarik tangannya menuju sebuah meja yang berisi penuh dengan hadiah berbalut kertas kado dengan warna warni cerah yang sangat cantik.

Teman-teman Rama menyuruh Rama membuka kado-kado itu sekarang juga. Rama menurut. Diambilnya sebuah kado yang berbalut kertas berwarna kuning neon berhias pita berwarna merah muda. Saat dibuka, isinya adalah sebuah kain batik yang lebar. Rama sangat menyukainya. Bahannya sangat halus.

Rama membuka satu demi satu kado yang ada di atas meja. Banyak sekali hadiah yang diberikan oleh teman-teman Rama. Bentuknya unik dan cantik. Warnanya juga cerah. Rama mengucapkan terimakasih pada teman teman dan Bu Guru Amala.

Lalu, Fafa kembali menarik tangan Rama menuju halaman belakang sekolah. Di sana, sudah ada sebuah panggung. Teman-teman Rama naik ke atas panggung itu sambil menyanyikan sebuah lagu.

Rama menangis bahagia. Teman-temannya tidak lagi mengejeknya. Setelah menyanyikan lagu, satu persatu teman-teman memeluknya. Ada yang mengucapkan terimakasih, maaf, dan lain sebagainya. Rama sangat bahagia.

Rama mendapatkan kabar bahwa kedua orang tua Nila telah meminta maaf pada Nila. Mereka memberikan hak-hak Nila sebagai seorang anak. Nila juga kini berteman dengan Rama.

Malamnya, Rama sangat lelah sehingga belum sempat memeriksa PRnya apakah jawabannya sudah benar semua atau belum. Rama tertidur di meja belajarnya. Tak lama, seseorang masuk dan melihat buku Rama. Seseorang tersebut memperbaiki jawaban Rama yang salah dan berkata pada Rama yang sedang tertidur.

“Sekarang kamu sudah memiliki banyak teman dan sahabat yang menyayangimu. Jagalah agar persahabatan itu tetap hangat. Jangan padamkan apinya. Jadilah sahabat yang baik dan bergembiralah. Bersyukurlah atas semua yang ada. Karena kini kamu tidak membutuhkanku lagi. Aku akan pergi ke dunia mimpi orang-orang malang sepertimu.”

Rama tak pernah tahu bahwa gadis dalam mimpinya bukanlah sekadar mimpi biasa…

Karena kamulah, “Rama Yang Hebat"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wahhh bagus kka

28 Sep
Balas

Terimakasih, kak..

28 Sep

Sama-sama

28 Sep
Balas

>.<(θ‿θ)(. ❛ ᴗ ❛.)

28 Sep

Jadi Pengen ada lanjutannya nih.. Serunya ya Allah.. Seru bingitz.. Maaf baru komen sekarang

23 Nov
Balas

Keren banget

28 Sep
Balas

Thanks, Ziya...

28 Sep



search

New Post