Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tema 5 : Sungguh Aneh...

Tema 5 : Sungguh Aneh...

Tema 5 : Sungguh Aneh

“Huuuuh, pegal sekali sih.” Kata Aisha.

“ Iyalah, kata siapa tidak?” kilah Syahida.

“Eh, liat deh, mataharinya udah mau tenggelam tuh. Kita cepat-cepat yuk membereskan tugas belajar kita dan segera pulang yuk. Lagipula di sini dingin karena sebentar lagi malam.” lanjut Kinar.

“Oke deh, setuju.” Jawab Rama.

“Tapi sebelumnya, mampir ke rumahku dulu ya, ada yang mau aku berikan pada kalian.” pinta Rama.

“Siap.” Jawab teman-temannya serempak.

Mereka segera berkemas dan berjalan pulang. Dengan berlari-lari riang, tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah Rama. Satu persatu mereka masuk ke rumah Rama. Ketujuh teman Rama menunggu di ruang tamu sambil mengobrol. Sementara itu, Rama masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sesuatu.

“Hmmm, kutaruh di mana ya bingkisan itu?” tanya Rama pada dirinya sendiri. “Sepertinya, waktu itu aku simpan di sini deh, tapi di mana ya? Ah ini dia."

Setelah menemukan apa yang dicarinnya, Rama kembali ke luar menemui teman-temannya. Rama memegang sebuah bungkusan di tangannya.

“Apa itu, Rama?” tanya Syahida.

“Beberapa hari yang lalu, Ayahku memberikan bungkusan ini padaku. Katanya ini dari pamanku. Tapi aku belum sempat membukanya, karena menunggu waktu yang tepat. Jadi, aku juga tidak tahu apa isinya. Makanya, sekarang aku ingin membukanya bersama kalian. Kalian mau kan?” kata Rama menjelaskan sekaligus bertanya.

“Ya jelas mau dong.” Kata Aliya antusias.

“Oke, ayo kita buka.” ajak Rama antusias.

Mereka lalu membuka bungkusan itu dengan perasaan berdebar. Mereka terkesima melihat isinya. Berbagai macam pernak-pernik seperti peralatan menjahit, alat tulis, aksesori rambut, peniti, bros, dan mainan unik lainnya terlihat dari dalam kotak. Semuanya bagus, sampai membuat mata mereka berbinar-binar. Pantas saja bingkisan itu berat, sebab banyak sekali barang yang ada di dalamnya.

Rama mengeluarkan semua isinya. Lalu menumpahkan di atas meja. Rama menghitung semua benda-benda tersebut. Jumlahnya ternyata lumayan banyak. Total jumlah semuanya ada 56 buah. Rama menghitung sebentar dan mengetahui kalau jumlah pernak perniknya pas jika di bagi sama rata.

“Semuanya ada 56 buah. Kita ada 8 orang. Berarti, 56 : 8 = 7.“ hitung Rama.

“Rama, ini benar kita akan membaginya sama rata? “ tanya Emira.

“Tentu dong.” Jawab Rama.

Mereka lalu membaginya dan memasukkannya ke dalam tas yang mereka bawa, kecuali Rama tentunya. Setelah itu, teman-teman Rama pulang ke rumah mereka masing-masing.

Rama masuk kembali ke kamarnya lalu merapikan tempat tidur. Tak lama, adzan maghrib berkumandang. Rama segera berwudhu dan melaksanakan shalat. Setelah shalat, Rama membuat makan malam kemudian makan malam sendirian. Setelah itu, Rama kembali ke kamar untuk belajar.

Sejak tadi sore, saat sedang belajar bersama di pinggir pantai, Rama merasakan ada yang aneh pada dirinya. Biasanya, saat Rama belajar bersama dengan umembentuk kelompok, dia selalu merasa kesulitan, karena teman temannya selalu mendahuluinya dalam segala tugas kelompok. Namun saat sore tadi, Rama sama sekali tidak merasakannya.

Rama merenung sambil membuka buku pelajarannya. Apa mimpi itu benar? Apa Rama melakukan hal yang benar dengan mengikuti apa kata gadis yang ada dalam mimpinya kala itu? Semakin lama Rama merenung, semakin yakinlah Rama kalau dirinya sudah lumayan banyak berubah.

Pada awalnya, Rama merasa dirinya bodoh dan tak berdaya di depan buku pelajaran. Tapi kini, setelah Rama bekerja sama dengan teman-teman lamanya, Rama merasa senang. Kini, dia tidak menganggap pelajaran adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupnya. Kini, Rama merasa dia akan bisa mempelajari hal-hal yang ingin dia ketahui.

Rama menggenggam pensilnya kuat-kuat. Rama tidak ingin menyerah karena baginya menyerah tiada gunanya. Baginya, menyerah adalah tindakan sia-sia. Kini, Rama memfokuskan dirinya untuk belajar. Sekalipun esok adalah hari libur. Rama tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Rama terus saja belajar. Benar apa kata orang. Waktu terasa berjalan cepat, saat kita sedang mengerjakan sesuatu dengan senang hati. Rama menutup buku pelajarannya. Saat jam menunjukkan pukul 8 malam. Saat Rama sedang melakukan peregangan, tiba tiba telepon berdering. Rama berlari untuk mengangkatnya.

Ternyata Syahida yang meneleponnya. Katanya, Aliya baru saja meneleponnya. Aliya meminta untuk bertemu besok. Bersama dengan Rama. Meskipun antara Rama dan Syahida tak ada yang mengetahui apa maksudnya, mereka memutuskan untuk tetap datang bersama dengan yang lainnya.

Rama sangat Lelah. Dia segera shalat Isya dan segera tidur. Rama meletakkan telapak tangan di bawah pipi dan menghadap kanan. Tak lupa juga, Rama membaca doa sebelum tidur. Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan aku mati.

*

Adzan Subuh berkumandang. Ayam tak henti-hentinya berkokok nyaring. Rama segera bangun, mandi, kemudian shalat Subuh.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Masih sangat dingin di luar. Rama keluar lewat pintu belakang dan berjalan ke kebun. Mama Rama mempunyai sebuah kebun bunga yang kecil. Ayah Rama mempunyai sebuah kebun buah yang lumayan besar. Ada berbagai jenis buah di tanam di kebun buah ayah. Ada pohon mangga, tomat dan cabai. Walaupun ayah Rama menyebutnya kebun buah, Rama menamainya kebun sayur.

Beralih, Rama berjalan-jalan untuk melihat kebun bunga Mama. Rama memetik beberapa tangkai bunga mawar untuk dimasukkan ke dalam vas bunga yang ada di ruang tamu. Setelah cukup banyak bunga yang dipetik, Rama masuk kembali ke dalam rumah untuk memasukkan bunga ke dalam vas.

Rama mengambil sebuah buku bacaan. Dia mulai larut dengan bacaannya. Larut dengan huruf demi huruf yang tertulis di buku yang di pegangnya. 45 menit kemudian, Rama mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. Rama mengernyitkan dahi. Penasaran ia bergegas menuju pintu.

Oh ternyata itu adalah teman-temannya. Tentu saja tanpa Aliya, karena Aliya yang meminta mereka untuk datang keesokan paginya. Rama mempersilahkan mereka masuk.

Mereka duduk di sofa ruang tamu Rama yang empuk. Rama bersiap-siap. Dia memakai gamis dan kerudungnya. Tak lupa, Rama menelpon Mamanya yang masih ada di kantor. Hari libur kali ini, kebetulan kedua orang tua Rama harus bekerja lembur sampai siang nanti.

Setelah itu, Rama berjalan bersama teman-temannya ke rumah Aliya. Tak terlalu jauh. Sampai di rumah Aliya, Rama dan kawan kawan disambut oleh bunda Aliya. Rama dan kawan kawan dipersilahkan duduk di sofa. Mereka masing-masing diberi suguhan segelas air limun segar. Wah sungguh segar dan enak. Bunda Aliya juga ikut duduk bersama mereka.

“Kemarin saat Aliya pulang dari rumah Rama, Aliya kehilangan barangnya. Pada awalnya, Aliya kehilangan uang yang ia taruh di sakunya. Lalu saat sampai di rumah, Aliya menyadari buku-buku yang ia taruh di dalam tas hilang. Awalnya, Aliya pikir dia yang lupa menyimpannya. Namun, menurut Bunda, aneh juga ada banyak barang yang hilang tiba tiba. Bunda belum menemukan barang-barang Aliya yang hilang kemarin. Meskipun Bunda sudah merapikan seisi rumah.” kata Bunda Aliya memulai pembicaraan.

“Sekarang Aliya ada di mana? “ tanya Syahida.

“Tadi Aliya bilang, ingin mencarinya di sepanjang jalan menuju rumah Rama. Tadi kalian tidak berpapasan dengan Aliya?” tanya bunda Aliya balik.

“Kami sama sekali tidak bertemu dengannya di jalan.” Jawab Rama.

“Kalau begitu, ayo kita cari dan susul saja.” Kata Kinar.

“Boleh. Tapi, jangan lama-lama diluar ya. Masih pagi. Biasanya di sekitar pantai hawanya menjadi dingin.” kata Bunda Aliya.

Akhirnya, mereka bertujuh mencari Aliya. Setelah mencari selama 10 menit, barulah mereka bertemu dengan Aliya. Mereka tak langsung pulang namun menepi dulu ke pesisir pantai. Mereka duduk-duduk di bawah pohon tempat mereka belajar dulu. Teman-temannya jelas kebingungan.

“Kalian sudah tahu apa yang terjadi? “ tanya Aliya.

“Sudah” jawab Rama.

“Apa kalian juga kehilangan barang sepertiku?” tanya Aliya lagi.

“Sepertinya tidak.” Jawab Syahida.

“Saat aku kembali dari rumah Rama, aku mulai kehilangan barang. Aku sama sekali tidak tahu di mana aku menyimpannya atau memang ada seseorang yang mengambilnya. Aku sampai tidak bisa fokus belajar. Bukan semata karena barang-barangku yang hilang. Tapi aku merasa ada yang aneh. Walau aku sendiri tidak tahu apa yang aneh itu.” kata Aliya.

“Lalu?” tanya Syahida tidak sabaran.

“Lalu sekitar pukul setengah 6 tadi, aku keluar untuk mencari barang-barangku yang hilang. Khawatir aku menjatuhkannya secara tidak sengaja. Baru 5 menit aku mencari, ada seorang anak perempuan yang melambai ke arahku. Kupikir itu Rama. Jadi, kudekati anak itu. Namun setelah dekat, ternyata itu bukan Rama. Aku tidak tahu itu siapa. Namun rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat.” lanjut Aliya.

“ Lalu apa yang dikatakan anak itu?” tanya Syahida.

“Anak itu menanyakan mengapa aku terus membungkuk di pinggir jalan. Aku hanya menjawab ingin mencari barangku yang hilang. Setelah aku berkata begitu, dia langsung pergi.” kata Aliya menjelaskan.

“Barang-barangmu yang hilang sudah ketemu?” tanya Syahida.

“Belum.” Jawab Aliya.

“Kalau begitu ayo kita cari bersama.” kata Rama.

Mereka lalu sibuk mencari barang-barang Aliya yang hilang. Mereka mencari sampai matahari sudah mulai meninggi. Karena tidak ketemu juga, mereka memutuskan untuk pulang saja. Bunda Aliya sudah menunggu. Rama, Aliya, Ariibah, Emira, Kinar, Aisha, Syahida dan Yasmin masuk ke rumah Aliya yang nyaman.

Mereka bertujuh diizinkan bermain di Rumah Aliya. Aliya mengajak teman-temannya masuk ke dalam kamarnya. Tentu saja semua menyetujuinya.

“Kita baca tentang cerita persahabatan yuk.” ajak Aliya.

“Boleh.” kata Syahida.

Selain membaca dari buku, Aliya juga mengajak semuanya untuk mencari artikel atau cerita terkait persahabatan dari internet. Dibukanya loptop milik Aliya sendiri. Dan mereka mulain berselancar. Dalam salah satu tulisan, dikisahkan ada seorang anak yang tidak memiliki sahabat dan teman yang bisa ia ajak bermain bersama. Akhirnya, anak tersebut memberanikan diri untuk berteman dengan seorang gadis yang tak sengaja ditemuinya di sebuah pusat perbelanjaan. Pada akhirnya, mereka berdua bersahabat baik.

Mereka juga menemukan sebuah tulisan yang berjudul “Kumpulan Nasihat Persahabatan“. Mereka lalu membaca artikel itu. Kata-katanya indah dan terangkai sempurna bagaikan sebuah kalung mutiara.

Dalam artikel itu, mereka menemukan sebuah kalimat “Sahabat yang baik tidak akan pernah meninggalkan sahabatnya apapun yang terjadi. Bila kau lihat sahabatmu meninggalkanmu di kala kamu sedang sedih, carilah sahabat lain yang mau membagi kesedihan dan kesenangan denganmu.”

Setelah puas berselancar di internet, mereka beralih untuk belajar bersama persiapan untuk seleksi minggu depan. Agar tidak bosan, mereka sepakat belajarnya di pesisir pantai saja di bawah pohon yang sering Rama kunjungi. Ide yang menarik tentu saja. Setelah meminta izin pada Bunda Aliya, bergegas meraka pergi ke sana.

Tiba di pantai, mereka langsung belajar. Saat sedang belajar, Rama termenung sendiri. Apa tidak apa-apa jika mereka di sini? Rama termenung dan merasa aneh. Pada mulanya dia sangat sulit berteman dan tersenyum. Rama juga tak pernah punya teman sekelompok sebelum Rama akrab dengan ketujuh sahabat barunya. Dahulu, Rama sangat sulit memahami pelajaran sehingga Rama merasa terbebani. Namun sekarang, Rama sama sekali tak punya hal yang membebaninya lagi.

Syahida melihat Rama yang sedang termenung sendiri kemudian bertanya, “Ada apa Rama?”

“Oh bukan apa-apa kok” jawab Rama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sama2 kaka lanjutan nya ada enggak?

25 Sep
Balas

Alhamdulillah. Sudah bisa dilihat di akun sasisabuku. Terimakasih sudah membaca...

25 Sep

Sama2 kaka lanjutan nya ada enggak?

25 Sep
Balas

Insya Allah. Sedang dalam proses edit. Ditunggu ya..

25 Sep

Terimakasih sudah membaca...

23 Sep
Balas



search

New Post