Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tema 4 : Rama Mulai Berusaha

Tema 4 : Rama Mulai Berusaha

Tema 4 : Rama Mulai Berusaha

Rama meluruskan pandangannya ke arah barat, tempat sang lembayung tenggelam. Rama melihat sesosok gadis yang membelakanginya berjalan semakin jauh, kemudian tak terlihat. Gadis itu seperti… Rama mulai mengingat ingat. Apakah ia bermimpi? Tidak! Rama tidak bermimpi. Tapi, sosok gadis itu sangat mirip dengan yang ada di mimpinya tadi siang.

Rama tak mau memperlambat hari. Ia berdiri dan mulai berjalan pulang ke arah timur, membelakangi lembayung. Rama terus berjalan memaksakan kakinya menyusuri pesisir. Ombak silih berganti menghantam karang di tengah laut. Bunyinya terdengar sampai ke tempat Rama berdiri.

Rama mulai mempertanyakan tentang burung camar yang terbang di kejauhan tadi. Dia bertekad untuk mencari tahu. Tak lama kemudian, Rama sampai di rumahnya. Rama membuka pintu dan masuk kedalamnya. Rama berjalan menuju kamarnya. Ia mulai mempelajari hal yang ingin diketahuinya, yaitu mengapa burung memiliki sayap.

15 menit kemudian, adzan maghrib berkumandang. Rama segera berwudhu. Ia lalu mengenakan mukenanya untuk shalat maghrib. Setelah shalat, perutnya berbunyi minta diisi. Rama berjalan ke dapur dan mulai membuat makan malam. Setelah masakan jadi, Rama pun makan.

Telepon berdering. Rama berjalan untuk menjawab. Ternyata, yang menelepon adalah temannya dari kelas sebelah. Namanya Aliya. Rama sudah mengenal Aliya dari kelas 1, karena waktu itu mereka berdua sekelas.

“Halo, Assalamualaikum, Rama.” Kata Aliya dari seberang telepon.

“Waalaikumsalam, Aliya. Ada apa?” jawab Rama.

“Rama, kamu tahu tidak, minggu depan ada acara seleksi IPA dan Matematika. Katanya kita harus membentuk kelompok yang terdiri dari 8 orang. Aku mau minta tolong boleh?” kata Aliya.

“Ya, boleh. Aku harus apa?” tanya Rama.

“Aku mau minta tolong carikan anggota lain ya. 5 orang lagi. Terserah siapa saja. Asalkan jangan laki-laki. Cepat ya, soalnya batas membentuk kelompok hanya sampai malam ini.” Jawab Aliya.

“Kenapa aku? Kenapa bukan kamu saja?” tanya Rama lagi.

“Di kelasku sudah membentuk kelompok semua. Jadi, tidak ada sisa untuk anggota kita.” Jelas Aliya.

“Oh, oke deh. Akan aku carikan.” Jawab Rama.

“Terimakasih, Rama.” Kata Aliya.

“Ya, sama sama.” Jawab Rama.

Rama Kembali melanjutkan makan malamnya, sambil berpikir, siapa kira kira yang akan ia ajak bergabung dalam kelompok seleksi. Tiba-tiba, pikiran lain muncul. Seleksi IPA dan Matematika? Yang benar saja? Rama tidak yakin akan lulus. Tapi, apa mau di kata, itu untuk semua murid.

Rama juga teringat lagi dengan mimpinya tadi siang. Kata-kata gadis dalam mimpinya kembali terngiang di telinganya.

“Kalau tidak ada yang mau diajak bekerja sama denganmu dari kelasmu, kenapa tidak dari kelas lain?”

Rama meyakinkan dirinya, kalau dia bisa. Setelah makan, Rama kembali belajar. Kali ini, dia lebih banyak mempelajari tentang IPA dan Matematika, yang minggu depan akan diseleksikan. Rama terus larut dalam pelajarannya. Tak terasa, sudah pukul 9 malam. Rama shalat dan bersiap tidur

Namun, Rama ingat sesuatu. Ah iya, dia belum mencari anggota. Rama mengingat-ingat, siapa saja teman yang Ia kenal. Ada Aisha, temannya di kelas 2, Yasmin, temannya di kelas 2 juga, Kinar, temannya di kelas 3, Ariibah, temannya di kelas 4, Syahida, sahabatnya saat sedang kumpul di aula dan Emira, temannya dari kelas 4 juga. Semuanya ada 6 orang, berarti pas.

Rama segera menelepon mereka semua dan menjelaskan tujuannya. Ternyata, mereka sudah tahu dengan info dadakan itu. Mereka juga bingung akan berkelompok dengan siapa.

Setelah menelepon teman-temannya, Rama bergegas untuk tidur agar besok dapat bangun pagi. Tak lupa juga, sebelum tidur Rama membaca doa. Ia lalu memejamkan mata. Rama ingin, besok menjadi hari yang menyenangkan.

*

Pagi pun tiba. Adzan subuh berkumandang. Rama segera bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu. Rama melakukan rutinitas paginya seperti biasa. Rama berjalan kaki ke sekolah. Hanya beberapa menit. Rama masuk ke dalam kelas dan menaruh tasnya. Rama bangkit lagi, dan berjalan menuju kelas sebelah, menemui Aliya. Rama bertemu dengan Aliya.

“Hai, Rama. Kamu sudah mengumpulkan anggota kan?” tanya Aliya.

“Pasti dong, kan kamu yang bilang ke aku…” jawab Rama.

“Siapa saja?” tanya Aliya.

“Aku menelepon Aisha, Yasmin, Kinar, Aariibah, Syahida dan Emira . Saat kuberitahu maksudku, mereka juga bilang belum mendapatkan anggota. Jadi, kita pas anggotanya. Nanti jam istirahat, kumpul bareng di kantin yuk.” Kata Rama bersemangat.

“Tentu. Ah ya, Rama, kamu tahu tidak?” Tanya Aliya.

“Tahu apa?” Rama bertanya balik.

“Mereka tetanggaku semua.” Jawab Aliya.

“Wah, benarkah? Kebetulan sekali.” Jawab Rama merespon.

“Iya. Ah sudahlah, aku ke kelas dulu ya. Kamu temui saja mereka berempat, oke?” kata Aliya.

“Siap laksanakan, Komandan!” canda Rama.

“Iya iya.” Jawab Aliya.

Setelah itu, Rama segera berlari menuju kelas Aisha, Yasmin, Kinar, Syahida, Ariibah, dan Emira. Kebetulan mereka sekelas. Jadi, Rama bisa menemui mereka dengan mudah. Rama berkata pada mereka berempat, nanti saat jam istirahat untuk kumpul bareng di kantin bersama Aliya. Mereka setuju dan berjanji untuk datang.

Bel berdering. Rama segera berlari ke kelasnya. Pelajaran segera dimulai. Rama senang karena kemarin malam dia sudah belajar IPA. Sekarang, Bu Guru Amala sedang menjelaskan tentang pelajaran itu. Saat Rama ditunjuk untuk menjawab pertanyaan di papan tulis, Rama dengan mudah menjawabnya. Bu Guru Amala senang melihat Rama bisa menjawab pertanyaan yang diberikan olehnya.

Akhirnya, waktu istirahat tiba. Rama dan Aliya pergi ke kelas Aisha, Yasmin, Kinar, Syahida, Ariibah, dan Emira. Mereka berjalan Bersama menuju kantin. Di kantin, mereka memesan es jeruk dan memilih tempat duduk paling pojok agar tidak ada yang mengganggu. Tak lupa juga, mereka membawa buku pelajaran IPA dan Matematika.

Mereka bertujuh belajar sambil berbincang. Tepat sekali mereka memilih tempat duduk di pojok. Walaupun ada saja yang lewat, tapi setidaknya mereka tidak terlalu terusik dengan obrolan teman-teman lain yang juga ada di kantin.

“Gimana kalau kita setiap hari kumpul bareng untuk belajar begini? Aku sih, di rumah siapapun bisa, Insya Allah.” Kata Kinar.

“Yup, ide bagus tuh. Gimana? Mau gak? Aku sih, boleh boleh aja.” Lanjut Aliya.

“Okeh” jawab Emira.

“Tapi di rumah siapa?” Tanya Aisha.

Rama segera menjawab. “Dirumahku saja. Orang tuaku pulang malem kok, jadi kita bisa leluasa. Di rumahku juga gak ada orang lain lagi. Cuma aku saja. Kalau mau ke pantai juga dekat.”

“Oke deh, setuju. Kita kumpul di rumah Rama ya, setiap hari.” Kata Aliya.

“Setuju!” jawab Aisha, Yasmin, Kinar, Syahida, Ariibah, dan Emira serempak.

Tak lama, bel berdering. Mereka lalu kembali ke kelas masing-masing. Rama senang, karena sudah mendapatkan teman untuk diajak bekerja sama. Rama bisa menyelesaikan hari dengan gembira.

Akhirnya jam sekolah usai. Besok adalah hari libur, jadi Rama bisa fokus belajar Bersama kelompoknya. Rama sangat lelah, jadi dia memutuskan untuk tidur sebentar.

Rama dibangunkan oleh suara adzan yang berkumandang. Rama segera berwudhu dan shalat. Setelah itu, Rama membaca buku di sofa ruang tamu sambil meminum segelas teh tawar hangat. Baru 10 menit membaca, pintu rumah Rama diketuk. Terdengar suara teman-temannya dari luar. Rama segera membukakan pintu untuk mereka.

Teman-teman sekelompok Rama bergegas masuk karena cuaca di luar cukup terik. Rama nyengir dan bilang kalau dia belum mandi. Teman-teman Rama tertawa. Mereka mempersilahkan Rama untuk mandi. Rama segera pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi, Rama segera menemui teman-temannya yang sudah berkumpul di ruang tamu sambil membaca buku-buku yang ia punya. Asyik sekali kelihatannya. Buku Rama memang banyak dan bagus-bagus. Wajar saja kalau siapa saja yang berkunjung ke rumahnya tak pernah melewatkan kesempatan membaca buku.

Mereka berdelapan menyiapkan peralatan untuk belajar. Rama menghentikan pekerjaan mereka dan menyuruh teman-temannya untuk mengenakan jaket mereka dan bergegas mengikutinya.

Mereka tentu saja keheranan. Tapi Rama tak mau memberikan penjelasan dulu kepada mereka. Iring iringan itu menyusuri jalanan. Mereka berjalan di atas pasir di pesisir pantai. Rama terus berjalan ke barat dan berhenti di pohon yang kemarin di kunjungi Rama.

Akhirnya, mereka sampai dan segera duduk melingkar di bawah pohon kelapa itu. Teduh dan sejuk rasanya. Semilir angin membelai wajah.

“Kenapa sih kita ke sini, Rama? Protes Aliya.

“Bukan apa apa sih, tapi…” kata Rama.

“Tapi apa?” tanya Aliya.

Rama menceritakan semuanya pada teman-temannya peristiwa yang kemarin terjadi di tempat ini.

“Oh, jadi begitu ya.” Lanjut Aliya.

Akhirnya, mereka belajar Bersama di tempat itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tunggu tulisanku berikutnya ya... terimakasih

16 Sep
Balas



search

New Post