Pelajaran Berharga Untuk Hannah
Hannah memperhatikan orang yang barusan saja lewat. Ia adalah teman sekelasnya, Daleela. Di kelas, Daleela adalah murid yang paling berprestasi dan paling cantik di kelas. Daleela sangat dihormati dan dihargai pendapat-pendapatnya. Itu adalah beberapa hal yang membuat Hannah merasa sangat iri dan malah Jadi berbalik membenci Daleela.
Suatu ketika terjadi insiden pada Hannah. Seorang adik kelas bernama Natasya lari dan tidak sengaja menabrak Hannah yang sedang memegang air panas. Karena tak sengaja menubruk Hannah, air panas yang di pegang Hannah jatuh menimpa mukanya. Dengan sigap, Hannah bangun lagi dan dengan tatapan marah dan menyeramkan, Hannah membanting tubuh Natasya ke tanah dengan keras. Natasya berteriak kesakitan. Kejadian itu membuat teman-teman disekitar Hannah dan Natasya langsung mengerumungi mereka. Salah satu diantara mereka adalah Daleela.
Daleela yang penyayang langsung membantu Natasya bangun. Daleela juga membantu membersihkan serpihan kaca. Kepada teman-teman nya yang mengerumungi, Daleela berteriak menengahi.
"SUDAH, TEMAN-TEMAN! PERTANYAAN DAN SERUAN KALIAN GAK AKAN MEMBANTU MEMPERBAIKI SUASANA YANG SEDANG KACAU! SEKARANG SEMUA BERHENTI!!!" Teriak Daleela lantang.
Sontak, semuapun terdiam. Hannah memecah kesunyian dengan teriakan marah.
"NATASYA! SEENAKNYA SAJA MENABRAK ORANG! LIHAT KEKACAUAN INI! KAMU MAU TANGGUNG JAWAB?!!" Tanya Hannah sambil mengangkat tangannya hendak memukul Natasya.
Daleela melihat hal itu dan langsung maju ke depan Natasya. Sebagai akibatnya, ialah yang kena tampar sedangkan Natasya selamat. Hannah melihat hal itu sambil mendelik marah. Emosinya sedang meletup-letup dan sedang sulit dikendalikan. Semua teman-teman langsung ribut berteriak marah. Mereka tak terima Hannah menampar Daleela dengan begitu keras.
Kepala sekolah yang kebetulan saat itu sedang lewat segera memegang kendali keadaan. Di bibir Daleela ada luka yang cukup besar. Teman-teman membawa Daleela ke ruang kesehatan. Sedangkan Natasya dan Hannah ikut ke ruangannya. Setelah Daleela diobati, ia pun juga ikut ke Ruang kepala sekolah. Daleela menceritakan semua yang ia tau. Natasya juga mengaku salah dan bilang ia hanha tidak sengaja. Ia juga meminta maaf pada Hannah. Sedangkan Hannah dengan berapi-api terus mendambrat Natasya didepan Kepala Sekolah.
Tak lama, mereka bertigapun diizinkan kembali ke kelas masing-masing. Begitu keluar dari Ruang Kepala Sekolah, Hannah langsung memarahi Daleela.
"Kenapa tadi kamu itu cuma membela Natasya?!"
"Tenang dulu, Hannah. Lagipula Natasya kan tidak sengaja menabrakmu. Natasya juga sudah meminta maaf." Jawab Daleela tenang.
"Darimana kamu tau Natasya enggak sengaja?"
"Aku tadi melihat kejadian itu secara tidak sengaja. Tadi Natasya berusaha menghindari bapak OB yang sedang bertugas. Sebagai akibatnya, ia menabrakmu." Kata Daleela lagi.
Setelah itu mereka masuk ke kelas yang saat itu sudah jam pelajaran. Hannah memandang dengan sebal ke arah Daleela. Kebenciannya pada Daleela semakin berlipat-lipat. Ia bertekad akan membalas dendam pada Daleela.
Malamnya, Hannah menuliskan kalimat "AKU INGIN MENJADI DALEELA!!" di atas selembar kertas. Karena jendela kamar Hannah terbuka lebar, angin menerbangkan kertas itu keluar. Hannah hanya angkat bahu dan langsung pergi tidur. Keributan di sekolah tadi membuatnya sangat lelah sehingga hanya beberapa detik setelab ia berbaring, iapun langsung tertidur.
Keesokan harinya, ia terbangun oleh suara seseorang yang memukul pintu kamar dengan keras.
"Daleela!! Bangun!! Kamu masih harus membetulkan atap yang bocor karena hujan semalam!!"
Hannah terperangah. Daleela? Tiba-tiba ia sadar ia tak sedang berada di kamarnya. Tempat itu sangat lain dari kamarnya. Sangat jelek dan bobrok keliatannya. Tak sengaja, Hannah memandang pantulan dirinya di cermin. Hannah terkejut karena bukan bayangan dirinya yang ia lihat di cermin. Melainkan Daleela!! Apa-apaan ini?!
Tiba-tiba pintu kamar di gedor lagi daei luar.
"Ya Ampun, Daleela!!! Mau sampai kapan kamu tidur?!! BANGUN!!"
Hannah segera bangun dan membuka pintu. Ia melihat seorang wanita agak tua. Wanita itu memberikan palu dan alat perkakas lainnya untuk membetulkan atap yang bocor. Awalnya Hannah berusaha menolak. Tapi karena terpaksa, iapun naik ke atap untuk membetulkan genteng yang bocor.
Wanita itu menyuruh Hannah mandi, sarapan, dan bersiap ke sekolah. Hannah sangat tidak suka dengan sarapan yang disajikan. Tapi ia tak berani menolak.
Di sekolah, Hannah melihat dirinya sendiri di kelas! Hah? Bagaimana bis?! Apakah itu Daleela?! Tapi Hannah menikmati pujian dan perlakuan baik teman-teman kepadanya. Meski begitu, saat pulang sekolah, terjadi keributan kecil. Hannah mengajak teman-teman untuk pergi ke Taman. Tapi teman-teman malah heran karena biasanya Daleela selalu pulang cepat karena harus membantu ibunya. Tapi bagi Hannah, saat pulang sekolah, adalah waktu yang tepat untuk keluyuran.
Hannah pulang ke Rumah Daleela yang menurut nya jelek dan bobrok. Dirumah, ia dimarahi habis-habisan oleh Wanita yang tadi pagi yang ternyata adalah ibu Daleela.
"Kamu ini! Ibu sudah repot membersihkan ini dan itu. Sedangkan ayahmu sekarang sedang di Penjara!" Kata Ibu Daleela suatu ketika.
Hannah hanya bingung. Penjara? Sebelum nya Hannah belum pernah membrreskan Rumah sebanyak itu. Malamnya, Hannah langsung tertidur karena kelelahan.
Esoknya, Hannah bangun dengan tubuh pegal-pegal. Tapi sesaat kemudian, ia tau sedang berada di mana. Hannah sedang berada di Kamarnya sendiri!! Hannah memeriksa bayangannya di Cermin. Iya! Semua sudah bormal kembali.
Dengan girang, Hannah berjalan ke Sekolah sambil bernyanyi kecil. Sesampainya di Kelasz Hannah segera menemui Daleela yang sedang membaca buku.
.
"Daleela, aku mau tanya boleh?"
"Apa itu?" Jawab Daleela.
"Kenapa ayahmu sekarang berada di Penjara?" tanya Hannah langsung ke inti.
"Eh, kok kamu tau? Tapi... Ayah ku dipenjara karena dulu ia punya hutang pada salah seorang yang paling kaya di kota kita. Karena tidak mampu membayarnya, ia dikenai hukuman penjara." Jawab Daleela dengan sedih.
"Oo gitu... Daleela, aku mau minta maaf soal yang dua hari yang lalu ya. Kamu benar. Seharusnya aku memaafkan Natasya. Dia kan tidak sengaja." Kata Hannah riang.
"Naah... Gitu dong!"
Hannah balik lagi ke mejanya. Kini ia sadar, seharusnya ia lebih bersyukur atas dirinya sendiri. Ia punya semua yang ia inginkan. Hannah juga tak perlu bekerja terlalu keras meski terkadang Bunda juga memberinya tugas yang berat sesekali. Ia juga punya Rumah yang bagus dan indah meskipun agak kecil. Kedua orang tua Hannah juga termasuk orang kaya yang tidak suka menunjukkan kelayaan mereka dihadapan banyak orang. Meskipun Daleela sangat periang dan pintar, tapi jauh didalam lubuk hatinya, ia memendam sesuatu yang menyakitkan. Tetap selalu bersyukur ya, Teman-teman!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
baguss kakk!