Syahida Amalina A'la

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyibak Rahasia Misteri Legenda Katsuri

Menyibak Rahasia Misteri Legenda Katsuri

Pagi itu mendung sekali. Aini berjalan ke sekolah sambil menenteng sebuah buku yang lumayan tebal. Buku itu baru dipinjam dari sepupunya.

Di jalan, Aini bertemu dengan sahabatnya, Laila. Laila adalah sahabat karib Aini. Tentu saja keduanya saling menyapa.

"Pagi ini mendung. Anginnya bertiup sangat dingin.", kata Aini.

"Iya. Aku setuju. Yuk ah. Nanti terlambat. Kamu ingat kan, kejadian minggu lalu? Saat kamu terlambat dan dihukum membersihkan ruang Kepala Sekolah?. Hihi...", jawab Laila.

"Aiiih... Udah deh. Jangan diungkit-ungkit lagi dong!", kata Aini pura-pura marah.

Merekapun lalu berjalan bersama sampai ke ruang kelas. Pembelajaran pertama sangat membosankan. Matematika. Penuh dengan angka dan rumus yang bikin kepala pusing tujuh keliling.

Setelah hampir dua jam berkutat dengan angka-angka, akhirnya belpun berbunyi. Aini mengajak Laila pergi ke Perpustakaan seperti biasanya. Dia hendak menunjukkan buku cerita yang dipinjam dari sepupunya.

"Semoga kali ini gak ada teka-teki aneh lagi deh.", kata Laila mengharap.

"Kenapa? Kan garing kalo gak ada teka-teki nya.", kilah Aini.

"Aku bosan dengan hal-hal yang terjadi setelahnya.", jawab Laila.

"Ya deh. Kau menang.", kata Aini mengalah.

Mereka membuka dan membaca buku cerita itu bersama. Baru sampai di akhir bab 3, ada halaman teka teki. Karena penasaran, Aini mencoba menjawab.

"Aku tahu. Jawabannya pasti Negeri Katsuri. Itu kan judul cerita buku ini.", kata Aini kegirangan.

"Pelan-pelan dong, Aini! Nanti kita terbawa lagi ke dalam petualangan teka teki yang kamu jaw...", belum sempai Laila meneruskan perkataannya, mereka seperti terseret ke dalam buku itu. Oh tidak!

"Di mana kita sekarang?", tanya Aini kebingungan.

"Aku takuuut...", kata Laila.

"Ayo kita cari bantuan saja. Tempat ini aneh. Mirip dengan negeri dongeng. Lihat saja pohon itu. Cabangnya terbuat dari spons. Tapi daunnya benar-benar terlihat seperti daun sungguhan. Aneh kan?", kata Aini.

Mereka lalu memutuskan untuk bergerak ke arah barat. Angin yang bertiup sangat aneh rasanya. Agak hangat.

Tiba tiba...

"Siapa kalian?! Mau apa kalian ada disini? Karena kalian sudah memasuki daerah yang dikuasai oleh Ratu Katsuri, jangan harap kalian akan lolos. Prajurit! Tangkap mereka semua!", seru sebuah suara di belakang Aini dan Laila.

Sebelum Aini dan Laila pulih dari kekagetannya, seseorang telah menyeret mereka berdua dengan kasar. Mereka berdua dibawa ke sebuah istana yang sangat megah. Dari luar terlihat indah sekali.

Di dalam Istana itu, duduklah seorang wanita di atas singgasana yang megah. Sorotan matanya tajam. Parasnya cantik. Dan wanita itu menatap ke arah Aini dan Laila dengan sinis.

"Baginda Ratu, inilah anak-anak yang Baginda cari. Aku berhasil menangkap mereka di jalan. Silahkan Baginda tetapkan hukuman untuk mereka berdua!", kata prajurit yang menyeret Aini dan Laila ke Istana tersebut.

Aini merasa tubuh para prajurit itu aneh. Berbentuk bola dan penuh duri. Tapi ia diam saja.

"Monster biji-biji, jebloskan mereka berdua ke dalam penjara! Biar saja mereka terkurung di sana selamanya. Aku tak peduli. Aku hanya akan mengambil kekuatan jenius mereka saja. Lain tidak! Hahahhahahha...", kata Ratu Katsuri.

"Baik, Baginda..", kata salah satu monster biji-biji dengan patuh.

Sekali lagi Aini dan Laila diseret. Kali ini ke dalam penjara.

Setelah Aini dan Laila dimasukkan ke dalam penjara, pintupun dikunci dari luar. Belum cukup juga, pintu penjara digeredel oleh para monster biji-biji. Setelah monster biji-biji itu pergi, segalanya pun hening.

Laila heran karena sekali ini Aini tak mau melawan. Padahal biasanya, kalau sahabatnya itu diganggu oleh seseorang, Aini akan segera melawan dengan tendangan ajaibnya. Sedang ia sendiri memang tak seberani Aini. Ia tak pernah melawan dalam keadaan seperti saat ini.

Laila melirik Aini. Sahabatnya itu sedang mengerutkan keningnya. Alisnya hampir bertaut. Laila tahu Aini sedang mengingat sesuatu.

"Hei Aini. Kamu kenapa sih? Aku tahu kamu lagi mikir. Terus, kenapa kamu tadi tidak melawan? Aneh.", kata Laila.

"Diam dulu, Laila! Kayaknya aku tahu kita di mana. Ini negeri Katsuri. Kamu tahu kan, legenda itu. Sebulan lalu Bu Mirna menceritakannya pada kita. Katanya Negeri Katsuri punya rahasia ajaib yang sangat aneh. Dan rahasia itu sangat diincar oleh orang-orang zaman dahulu. Sekarang aku jadi ingin mencari rahasia itu.", jawab Aini panjang lebar.

"Tapi kita sedang terkurung. Bagaimana kita bisa keluar?", tanya Laila bingung.

"Kamu liat enggak celah itu? Itu loh. Yang deket dinding.", kata Aini.

"Iya. Aku lihat. Memangnya kenapa?", jawab Laila.

"Lubang itu bisa kita perbesar dengan batu dan kayu yang di sana itu.", jawab Aini bersemangat.

"Oh iya. Ya udah. Yuk ah. Sekarang aja.", jawab Laila tak kalah semangat.

Mereka berdua pun mulai bekerja. 2 jam kemudian, mereka sudah berhasil meloloskan diri! Aini dan Laila segera berlari secepatnya. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan sebuah gua yang terlindungi dari angin dan sinar matahari. Gua yang sangat aneh di Negeri Katsuri. Aini dan Laila segera memasuki gua tersebut.

Di dalam gua, mereka melihat lukisan-lukisan aneh yang tergantung di dinding gua. Sebenarnya lukisan tersebut sangat indah dan bagus. Tapi terkesan misterius. Banyak sekali lukisan di gua tersebut. Bahkan jumlahnya bisa mencapai ribuan! Aini dan Laila memandang lukisan-lukisan tersebut sambil berdecak kagum.

"Kayaknya gambar-gambar yang ada di lukisan ini adalah gambaran Negeri Katsuri pada zaman dahulu deh. Lihat saja gambar yang terlihat seperti monster biji-biji itu. Mirip kan?", kata Aini.

"Kok kamu tahu sih?", tanya Laila.

"Kamu nyadar enggak, sepanjang perjalanan kita tadi, jalannya kayak abis dipanggang. Panas dan hitam. Pepohonan nya pun sangat aneh. Sedangkan di lukisan ini pemandangannya sangat indah. Tak seperti yang kita bisa lihat di Negeri Katsuri sekarang ini.", jawab Aini.

Mereka lalu meneruskan perjalanan dan masuk lebih dalam lagi ke gua. Di ujung gua, mereka melihat sebuah peti besar yang terlihat usang dan kuno. Meskipun begitu, peti itu terlihat antik. Aini yang penasaran membukanya. Dan pemandangan yang mereka lihat kemudian, membuat mereka menjadi heran. Isinya penuh dengan kertas-kertas yang digulung. Ada juga kertas yang dilipat. Bahkan ada pula buku-buku yang ukurannya kecil di sana. Aini mengambil salah satu gulungan kertas itu.

"Mirip kertas vintage ya? Warna coklatnya begitu pekat. Coba kulihat isinya.", kata Aini.

Laila diam saja. Dia juga takjub. Tapi ia lebih takut apabila mereka berdua ketahuan sedang berada di gua tersebut. Tiba-tiba Aini menatapnya dengan pandangan menggembirakan. Laila tahu, Aini mengetahui sesuatu yang ada di dalam gulungan kertas itu.

"Liat ini deh, Laila. Bukankah gambar-gambar ini sama dengan yang kita lihat di lukisan tadi? Dan sepertinya di dalam buku kecil itu diceritakan berbagai macam kejadian yang terjadi di masa lalu Negeri Katsuri. Kalau kita urutkan lukisan-lukisan itu dari yang paling pertama kita lihat tadi, kita pasti tahu bagaimana negeri Katsuri di masa lalu. Dengan begitu mungkin kita akan mengetahui rahasia yang tersembunyi di balik negeri antah berantah ini.", kata Aini menjelaskan dengan bersemangat.

Mereka berdua lalu mengurutkan lukisan-lukisan di dinding gua dari yang paling pertama mereka lihat saat masuk ke dalam gua itu. Sambil mengurutkan, mereka berusaha menebak arti gambar di lukisan tersebut.

Setelah 4 jam lamanya, mereka berdua duduk dan beristirahat. Mereka telah meneliti semua gambar yang tertera di lukisan-lukisan aneh tersebut.

"Sepertinya pada zaman dahulu negeri Katsuri adalah negeri yang sangat indah dan ramai dikunjungi orang.", kata Aini mengungkapkan pendapatnya. "Suatu ketika seorang wanita jahat datang ke Negeri Katsuri dan menebarkan berbagai macam penyakit dan kekacauan. Saat itu Monster biji-biji bukanlah makhluk yang jahat. Monster biji-biji berusaha mengusir wanita jahat tersebut dari Negeri Katsuri. Saat itu, banyak sekali warga yang tewas dan akhirnya pindah ke tempat lain. Sementara itu tak satupun dari Monster biji-biji yang mau meninggalkan Negeri Katsuri karena wanita jahat itu masih ada di Negeri Katsuri. Nah, suatu hari salah seorang dari Monster biji-biji ada yang berkhianat dan memberikan bocoran tentang kelemahan para Monster biji-biji kepada wanita jahat itu. Dan akhirnya Monster biji-bijipun bisa dikalahkan. Wanita jahat itu memerintahkan putrinya, yang sekarang adalah Ratu Katsuri untuk memerintah Negeri Katsuri. Maka tak ada pilihan lain bagi para Monster biji-biji selain patuh. Lama kelamaan, para Monster biji-biji terpengaruh oleh Ratu Katsuri. Dan akhirnya para monster itupun berubah menjadi jahat. Salah seorang putri Ratu Katsuri mengetahui segala kejadian itu. Dan sepertinya dialah yang memiliki gua ini. Karena namanya tertulis dalam semua lukisan dan kertas kertas yang berserakan di peti. Namanya Meisa. Dan itulah yang berhasil aku simpulkan."

"Yaaahh... Aku setuju. Tapi penjelasanmu tadi seperti rumus matematika. Panjang kali lebar kali tinggi. Pusing aku.", kata Laila.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang. Aini dan Laila sangat terkejut.

"Siapa kalian? Sedang apa kalian ada di sini?", kata suara itu.

"Jangan takut. Kami bukan orang jahat. Kami hanya menepi dan beristirahat di sini. Kau sendiri siapa?", kata Aini lantang.

Lalu sesosok tubuh muncul di kegelapan.

"Namaku Putri Katsuri. Nama asliku Meisa. Aku yang menemukan gua ini dulu."

"Waah... Kalau begitu kesimpulanku tadi tepat. Ah ya. Namaku Ainiatus Shalihah. Dan ini sahabatku, Laila Amalia.", kata Aini memperkenalkan diri.

"Aku tidak akan menyakiti kalian kok. Apa kalian terjebak di sini? Kalau begitu aku bisa menolong kalian. Ikutlah denganku. Aku tahu portal menuju dunia kalian masing-masing." Kata Putri Meisa.

"Benarkah? Terimakasih.." Jawab Laila.

Merekapun mengikuti Putri Meisa. Panjang juga perjalanan yang harus dilalui. Tapi akhirnya mereka sampai di depan sebuah pondok. Ternyata dalam pondok tersebut ada seorang Nenek tua yang bernama Susan. Nenek itu mempunyai syarat yang harus dipenuhi jika Aini dan Laila ingin memasuki portal yang dijaganya. Aini, Laila dan Putri Meisa setuju dengan syarat dari Nenek Susan. Lalu Nenek Susan membawa ketiganya masuk ke dalam pondok.

Nenek Susan hanya memberi satu syarat. Yaitu menceritakan bagaimana cara Aini dan Laila bisa terjebak di Negeri Katsuri. Lalu Aini dan Laila menceritakan pengalaman mereka dari awal sampai mereka bertemu dengan Nenek Susan. Nenek Susan mengerti.

"Coba kalian bertiga ceritakan tentang rahasia yang terselubung di Negeri Katsuri. Sepertinya aku juga tahu tentang kejadian dahulu. Aku juga tahu bahwa Putri Meisa adalah anak sulung dari Ratu Katsuri.", kata Nenek Susan.

Lalu Aini dan Laila menceritakan pengalaman mereka saat mereka berlindung di dalam gua. Nenek Susan mengerti dan memberikan kesempatan kepada Aini dan Laila untuk memasuki portal yang dijaganya. Namun, Nenek Susan sempat memberikan peringatan kepada Putri Meisa bahwa kaki tangan ibunya pasti akan mencarinya dan akan menangkapnya. Tapi Putri Meisa tidak peduli karena ia memang tidak menyukai perbuatan yang dilakukan oleh ibunya.

Putri Meisa dan Nenek Susan mengucapkan selamat tinggal pada Aini dan Laila. Dan mereka memberikan kenangan berupa sebuah buku yang memberikan penjelasan tentang rahasia sebenarnya Negeri Katsuri. Tentu saja Aini dan Laila merasa heraan dengan apa yang dikatakan oleh Nenek Susan dan Putri Meisa. Tapi Nenek Susan menjelaskan bahwa dikemudian hari rahasia Negeri Katsuri akan menjadi legenda yang dilupakan banyak orang. Aini dan Laila mengerti dan langsung masuk ke dalam portal dan menghilang dari pandangan Nenek Susan dan Putri Meisa.

Akhirnya Aini dan Laila dapat kembali ke Perpustakaan, tempat mereka berada sebelumnya.

"Laila, sebenarnya kita percuma membawa buku ini karena legenda Negeri Katsuri memang sudah dilupakan orang.", kata Aini dengan nada menyesal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seruuuu

20 Feb
Balas

(◍•ᴗ•◍)♡(> ਊ <)♡

21 Feb

Ceritanya menarik banget

23 Feb
Balas

Makasih, Auraaa

23 Feb

iya seu banget]

23 Feb
Balas

Makasih, Aqila (´∩。• ᵕ •。∩`)

23 Feb

iya seu banget]

23 Feb
Balas

iya seu banget]

23 Feb
Balas

iya seu banget]

23 Feb
Balas

Kok kamu nulisnya berulang ulang?

23 Feb



search

New Post