Kenangan Dalam Rekaman Ingatanku
”Kenangan bagaikan air sungai yang mengalir. Terus berjalan mengikuti arah nasib. Indah sesaat buruk sesaat. Airnya tertuai dalam kendi kasih sayang...”
Sore temaram, 6 tahun silam.
Mentari senja semakin rendah di ufuk barat. Usiaku baru 6 tahun kala itu. Kuambil sisa Es Krim di kulkas. Kaki kecilku menaiki atap mobil di garasi. Ahhh... tempat yang nyaman kala itu.
Kulambaikan tanganku pada Yasmin, sahabatku saat dia keluar dari rumahnya. Rumah kami sangat dekat. Hanya sebrang sebrangan. Aku juga sering main ke rumahnya. Oh. Andai kubisa memutar balikkan waktu...
Siang yang mendung, 5 tahun yang lalu...
Yaahh... meski malu kuberkata. Keributan dikelas itu karenaku. Kelas 2 adalah awal mula sifat tegasku melukai orang lain. Ribut waktu itu. Gelegar petir menyambar. Daan... pet. Lampu mati!
Yaah... Andai kubisa memutar balikkan waktu...
16 Januari 2018
Aku tertawa sambil mengelak. Bukan karena aku sedang bermain. Tapi... dikelitikin! Uuuh... aku paling anti sama kelitikan orang.
Tetiba 3 temanku berbisik. Aku mengerutkan alisku. Apaa... maksudnya? Kenapa aku tak diajak juga? Haah... entahlah.
Pagi datang lagi sembari senyum lebar dibibirku. Ini hari ulang tahunku. Cihuuuy... Tapi menyebalkannya, hari ini ada ulangan Matematika. Uuh... menyebalkan. Mana aku belum belajar lagi. Aaah... bomat lah.
Sesuai dugaanku. Soalnya suaaanggaaaaaatt gampang...Ternyata. Hehe. Setelah jam istirahat, tanganku dipaksa untuk membuka kado yang teman teman berikan padaku. Ah, jadi ini yang mereka bisikkan padaku kemarin. Hyuuh... kirain.
Isinya muantap. Super banyak. Ada seperangkat alat tulis, coklat, kursi, buku, dll. Apa?! Kursi?! Iya! Aku serius.
Pulang sekolah, abi bilang. Aisha, temanku memberikanku kado sebuah kursi yang bisa dijadikan lemari buku. Namanya cake shop. Gak nyambung yah? Tapi pokoknya bagus deh. Thanks for my best friend...
Hari paling istimewa, 2 tahun yang lalu...
Semua barang siap kan? Tanyaku pada teman sekelasku. Yap. Lengkap. Oke. Kalau begitu, semua ke posisinya masing masing!
1...2...3... “Klek” pintu kelas terbuka. Daaann... Surpriseeeeee...!!!!!!!!!
Mercon surprise buatan kami sendiri meledak. Horeee. Berhasil! Selamat Ulang Tahun, Bu Inev. Bu Inev itu guruku. Waah... rame deh pokoknya. Kelas sudah dihias, kue simple sudah tersedia, kado kado menumpuk.
Aku makan kue simple dengan modal 1.500 an bersama teman teman dan guruku. Aaahh... kenapa baru sekarang aku menyadari kalau kue ini tuh rasanya enak banget. Tapi kayaknya mah enggak deh. Karena momentnya istimewa, pasti karena itu kuenya jadi super lezat.
Ahhh... andai kubisa memutar balikkan waktu...
Minggu pertama pasca ujian setahun yang lalu...
Kenapa semuanya jadi hancur?! ASKEYAA ( Nama grup persahabatan yang diambil dari insinyal nama anggotanya ) jadi bertengkar??? Aaah... dasar Syahida! Semuanya hancur! Hancur! Oooh... aku tak mau jadi pengkhianat. Tapi tapi...
Sepucuk surat datang dan diberikan pada Ariibah, sahabatku. Katanya hanya dia yang boleh baca. Uuuhh... kalau udah gini, paling benci deh. Masa’ rahasia rahasiaan?!!
Apa katanya? Tanyaku pada Ariibah. Terlambat!!! Orang itu datang lagi!!! Orang yang mengirimi Ariibah surat itu. Aku benar benar tak mengerti.
Kulihat wajah Ariibah yang terlihat sedih dan bingung. Ini apaa lagi?! Ariibah bilang teman teman sekelasku yang lain sedang menginterogasi kami, ASKEYAA. Kenapa jadi geng gengan gini sih?!!
Meski sudah diperingatkan agar jangan ada yang membaca surat itu selain Ariibah, kuambil paksa surat itu dari tangan Ariibah. Apaa!!! Mataku terbelalak membaca isinya. Kenapa mereka menyudutkan aku? Apa salahku?
Aku menghela nafas. Air mata mulai teruai dari kelopak mataku. Ini tak boleh menyebar! Tapi... apalah daya. Semuanya telah terhadi begitu jelas didepan mata.
Sekarang, bahkan teman yang paling dekatpun menjauhi aku. Kecuali ASKEYAA yang sedang terpuruk.
Yah. Semua bermula saat...
Seseorang datang padaku dan memintaku untuk membolehkan bergabung dengan ASKEYAA. Tentu itu pertanyaan yang sulit. Sulit. Rumit. Semuanya hancur. Kacau balau.
Andai kubisa memutar balikkan waktu...
Jum’at, 13 Maret 2020...
Beuh. Rebutan permen lagi?! Ya ampun. Sudah kuno kali... Aisha mau kubelikan permen juga? Hari senin kita makan sama sama ya... Janjiku pada Aisha. Dia mengangguk.
Esoknya aku pergi ke tempat les. Pulangnya kubelikan se bungkus permen mahal yang kemarin menjadi bahan rebutan dikelas. Aah.. untung kebeli.
Kulewati hari minggu dengan mengacak ngacak kardus. Hehe. Kesukaanku banget tuh. Tapi kok ada yang aneh ya? Kenapa umi sama abi bilang kita harus karantina mandiri? Maksudnya aku harus masuk pesantren gituh? Sekarang juga?
Aku masih merasa bomat malamnya. Namun esok pagi kutahu bahwa pagi tak lagi ada. Janji hanya tinggal janji. Jadi... apa ini maksudnya aku tak bisa bertemu dengan teman teman? Lalu... bagaimana dengan permennya?! Oooh... corona cepatlah hilang!!!
”Andai kubisa memutar balikkan waktu. Jujur. Aku ingin merubah sikapku dimasa lalu. Malu. Malu diriku pada kepribadianku dimasa yang telah lalu. Tapi aku tak bisa berpaling dari kehendak. Aku harus menerima kenyataan...”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku juga ingin membalikan waktu
Tp kan gk bisa ya...
You right
Sama nih, aku juga, tapi ndak bisaa