Kebaikan Dalam Kejahatan #3 || Penculikan
Esoknya, Asma bangun pagi-pagi sekali dan bersiap pergi ke sekolah. Di sekolah, ia sangat tidak sabar bertemu dengan Laila sorenya. Karenanya Asma sangat menunggu-nunggu bel sekolah berbunyi. Karenanya, Asma sangat senang saat bel berdering. Ia bergegas kembali ke Rumah untuk bersiap-siap berangkat ke Rumah Laila.
Asma mengenakan pakaiannya yang paling bagus, mandi, menyiapkan kado-kadonya dalam tas, memakai jaket hangat, dan memasukkan ponselnya ke dalam kantung. Asma turun ke bawah dan pamit pada Bunda. Bunda memandang Asma dengan agak heran.
"Kayak lagi lebaran aja, nih. Beneran gak papa pakai baju itu?" Tanya Bunda.
"Ya gak papa dong, Bunda. Lagian lebaran kan masih lama." Jawab Asma sambil menunjukkan deretan giginya yang putih bersih.
"Oke deh. Tapi pulang sebelum maghrib ya, Sayang. Soalnya Ayah akan pulang dari Jakarta hari ini..." Kata Bunda lagi.
"Insya Allah, Bunda. Asma juga gak sabar ketemu Ayah." Kata Asma.
Asma melangkah keluar. Terbayang sudah dalan benaknya keseruan yang akan dia alami bersama Laila. Karena sedang girang, Asma ingin merekam perjalanannya menuju Rumah Laila dengan kamera ponselnya. Asmapun mengeluarkan ponsel dan mulai merekam. Tapi saat Asma melihat banyak orang yang memandangnya dengan heran, Asma menjadi malu. Karenanya, ia memutuskan untuk merekam suara saja.
Perjalanan ke Rumah Laila terasa lama dari biasanya. Akhirnya, Asma sampai di tikungan ke dua menuju Rumah Laila. Tapi anehnya, jalan disana sangat sunyi. Tak ada orang yang melintas.
Tapi tiba-tiba, Asma mendengar langkah kaki didekatnya. Asma menoleh ke belakang dan samping. Tapi tak ada siapa-siapa. Hanya kesunyian dan semilir angin sore yang menerpa wajahnya.
"Krak, tap tap."
Langkah itu terdengar lagi. Seperti ada seseorang yang berjalan mengendap-ngendap. Hati Asma berdebar keras. Siapa itu? Asma tak pernah merasa setakut ini sebelumnya. Tubuhnya mulai terasa dingin. Ia mempercepat langkahnya menuju Rumah Laila.
Dua detik kemudian, Asma merasa tangannya dicengkram erat dari belakang. Barang-barang yang ia bawa terjatuh ke tanah. Semua hadiahnya untuk Laila berhamburan. Asma hendak berteriak. Tapi kelu karena orang yang menyergapnya menutup mulutnya terlalu keras. Tanpa banyak perlawanan, Asmapun tak sadarkan diri. Ia merasa dirinya di angkat dan didudukkan di atas sesuatu yang agak empuk. Setelahnya, hanya kegelapan saja yang ia ketahui...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
lanjut kakak bagussssss banget deh kak lanjut
Insya Allah. Makasih, Rina~
Lanjut kakkkkk.Bagus banget.Ditungu tungguin.Semangat!.Kak Syahida Typo ya?.Atau gimana?.Untuk yang kata 'kelu' apa kak
Enggak kok. Kelu itu kidahnya kayak gak bisa bergerak gitu deh ><
Ooo,baru tau hehehe